Télécharger l’application
35% Sewaktu Kamu Dewasa / Chapter 21: Ciuman yang Kuat dan Kasar

Chapitre 21: Ciuman yang Kuat dan Kasar

Éditeur: Wave Literature

Ji Xiaonian tidak mengetahui maksud Bai Yan memintanya pergi ke kantornya. Tapi dia tidak berani untuk ragu-ragu, lalu setelah melambaikan tangannya kepada Lu Yifei, dia pun berjalan bersama dengan pria tersebut. Dia mengikutinya dari belakang dengan hati-hati.

Sepanjang perjalanan, Ji Xiaonian berpikir kalau hari ini Bai Yan tidak punya jadwal mengajar di kelas, lalu untuk apa dia datang ke sini? Dan ditambah lagi, sebelumnya mereka berdua berpura-pura tidak saling kenal di sekolah. Lalu untuk apa saat ini pria itu menyuruhnya untuk pergi ke kantornya? Tanyanya dalam hati.

Ji Xiaonian pada akhirnya berpikir dan menyimpulkan sendiri, mungkin karena kejadian Fang Miaoling dipukul, jadi Bai Yan secara khusus datang ke sekolah untuk mencarinya dan membereskan hal ini. Ya, bagaimanapun juga, sekarang teman sekamarnya itu adalah adik perempuannya. Ketika adiknya dipukul, sebagai seorang kakak, dia pasti akan membelanya.

Memikirkan hal itu, hati Ji Xiaonian terasa sakit tanpa sebab, seperti diremas-remas. Selama lebih dari 10 tahun, dia sudah memanggil Bai Yan sebagai kakaknya sendiri, tapi dia bahkan belum pernah mendapati pria itu begitu mempedulikannya. Fang Miaoling baru saja jadi adiknya, tapi pria ini sudah maju seorang diri untuk membelanya.

Semakin memikirkannya, hati Ji Xiaonian semakin terasa tidak nyaman. Dan di saat seperti ini, dia rasanya terbakar dan ingin mengeluarkan emosinya.

Ji Xiaonian masih mengikuti Bai Yan hingga masuk ke dalam kantor. Namun, dia bahkan tidak memandang gadis itu, kemudian dia berkata, "Tutup pintunya."

Mendengarnya, Ji Xiaonian pun menutup pintu. Dia lalu menundukkan kepalanya dan menghampiri meja kantor Bai Yan. Kantor yang diberikan oleh sekolah untuk pria itu memiliki kualitas yang khusus. Ruangan ini untuk satu orang dan meskipun tidak besar, tapi cukup simpel dan elegan.

Bai Yan duduk di kursi ala bos-bos besar, keduanya terpisahkan oleh meja kantor di hadapannya. Sepasang matanya yang seperti mata elang tampak muram dan dingin, tatapannya terus mengarah lurus pada Ji Xiaonian yang berdiri di hadapannya.

Sementara, Ji Xiaonian menundukkan kepalanya, dia tidak berani bertatapan dengan sepasang mata Bai Yan yang menakutkan. Dia begitu berhati-hati dan ketakutan sampai tubuhnya gemetaran. Sejujurnya dia sangat takut padanya, apalagi sekarang pria itu memiliki adik. Di matanya, pria itu semakin lama, semakin terasa jauh, sampai seperti orang asing.

"Kenapa memukul orang?" tanya Bai Yan sembari memandang Ji Xiaonian di hadapannya yang tampak terlihat berhati-hati.

Seperti yang telah diduga oleh Ji Xiaonian, Bai Yan memang datang kemari memanggilnya demi Fang Miaoling. Perasaannya semakin lama, semakin berubah menjadi tidak senang. Dia menggertakkan giginya dan tidak mengatakan alasannya. Dia hanya membuka mulutnya dan berkata, "Tidak ada apa-apa, kok."

"Kalau tidak ada apa-apa kenapa kamu sembarangan memukul orang? Ji Xiaonian, sejak kapan kamu berubah menjadi liar seperti ini?" Perkataan Bai Yan pada saat ini sama seperti kelakuannya, dingin dan terkesan berjarak terhadap Ji Xiaonian.

Seolah-olah sebelumnya mereka benar-benar tidak ada hubungan dekat, Ji Xiaonian adalah Ji Xiaonian dan Bai Yan adalah Bai Yan. Dan Ji Xiaonian seakan-akan telah melakukan sebuah tindak kriminal, jadi dia harus bertanggung jawab atas semuanya. Kalau berani melakukannya, maka harus berani bertanggung jawab. Memukul orang ya memukul orang, tidak peduli apa alasan dan hasilnya.

Selain itu, meskipun Ji Xiaonian bilang alasannya, Bai Yan mungkin juga tidak akan mendukungnya. Karena berpikir tidak akan mendapatkan simpati darinya, maka dia tidak perlu bertingkah seperti anak kecil yang menangis dan berteriak pada ayah dan ibunya, hanya untuk memohon pada pria itu.

"..."

Bai Yan duduk dengan tegak dan berdiam diri di sana, menonton Ji Xiaonian di hadapannya dengan diam dan tenang seperti menyaksikan sebuah film. Sejujurnya, dia tidak berani memberikan kata-kata yang baik dan penyemangat. Pasalnya, gadis itu sudah memukul orang, namun dia bahkan masih berani membalas perkataan orang meskipun dia telah bersalah. Dia benar-benar orang pertama dalam sejarah yang melakukan hal seperti itu.

"Kamu benar-benar tidak peduli dengan aturan, ya? Apa kamu benar-benar berpikir kalau aku tidak berani memberimu pelajaran?"

"Di bagian mananya aku bisa berpikir kalau kamu tidak berani memberiku pelajaran? Kalau kamu berkata begitu, kamu sama saja seperti separuh dari dosen-dosen lainnya. Kalau murid tidak menurut, maka memberikan pelajaran bagimu adalah sebuah hal yang wajib," tutur Ji Xiaonian yang menggertakkan giginya sambil menatap Bai Yan.

"Selain itu, yang aku pukul bukanlah orang lain, tapi adikmu. Ya, sekarang adalah adikmu, tapi mungkin nantinya akan menjadi pasangan, bahkan sampai jadi hubungan suami istri," tambah Ji Xiaonian. Semakin berkata, rasanya dia menjadi semakin marah.

Dengan sangat marah, Ji Xiaonian benar-benar tidak bisa mengontrol emosi dan perasaannya. Matanya menjadi merah, dia pun menatap pria di hadapannya sambil berkata, "Bai Yan, aku tahu kamu selalu dan tidak pernah melihat tepat di mataku. Bahkan, sampai tidak ragu untuk mengumumkannya di depan publik saat waktu itu, ketika aku sedang bersama denganmu dan kamu menginjak-injak harga diriku."

"Ya, kamu memang berada jauh di atasku, karirmu sukses, tampan dan bertubuh tinggi, sedangkan di sisi lain aku bukanlah apa-apa. Bagaimana bisa aku beranggapan dan merasa pantas disandingkan denganmu? Bagaimana mungkin kamu bisa menyukaiku?!" ucap Ji Xiaonian.

Ji Xiaonian lantas menangis karena sedih, bahkan dia meracau, "Kalau kamu memang tidak menyukaiku, jangan memilih Fang Miaoling yang setara denganku. Kalau kamu seperti ini, itu membuatku depresi dan merasa terkalahkan, apa kamu tahu? Kalau kamu ingin memilih, pilihlah wanita yang cantik dan luar biasa dari keluarga yang dikenal, gadis muda yang kaya, artis terkenal atau supermodel. Aku merasa kalau dibandingkan dengan aku dan Fang Miaoling, mereka seratus kali lipat lebih pantas untukmu."

"Apa kamu tahu, kalau sekarang aku sangat membencimu sampai rasanya ingin mati, dan sangat berharap kalau sejak awal aku tidak pernah mengenalmu seumur hidupku?! Aku begitu membencimu sampai-sampai ingin segera pindah dan pergi dari sebelah rumahmu, meninggalkanmu jauh-jauh selamanya, dan tidak ingin memiliki hubungan apa-apa denganmu seumur hidup ini," kata Ji Xiaonian masih dengan amarah yang meledak-ledak.

"Jadi, dalam beberapa hari ini, kamu jadi begitu tidak bisa menahan diri untuk pergi mencari pasangan yang baru?" Bai Yan tiba-tiba bangkit berdiri dan melotot pada gadis di hadapannya dengan tatapan mata yang dingin dan kejam. Auranya yang begitu besar dan kuat itu menyelubungi seluruh ruang kantor dalam satu kerjapan mata.

Tanpa sadar, Ji Xiaonian mundur selangkah, tapi dia masih belum rela untuk dikalahkan. Dia lalu menatap Bai Yan dan berkata, "Maksudmu Lu Yifei? Ya, tentu saja. Hubunganku dengannya semakin berkembang. Kamu tidak menghargaiku, jadi aku juga tidak akan menghargaimu. Kemarin malam aku dan dia tidur bersama. Apa peduli mu?"

"Sialan!!"

Mendengar perkataan Ji Xiaonian, ledakan amarah pun keluar dan terlepas langsung tanpa sebab dari dada Bai Yan. Dari seberang meja kantor, dia pun langsung mendorong dengan kasar tubuh kecil dan rapuh milik gadis itu, lalu menumpukan lengannya pada permukaan tembok.

Sepasang mata milik Bai Yan seolah-olah ingin menembakkan api keluar, begitu suram dan tajam layaknya ingin membunuh orang. Saat ini, tatapan matanya mengarah lurus pada Ji Xiaonian dan tampak seperti ingin memotong-motong tubuhnya.

"Kalau kamu punya keberanian untuk mengatakan hal itu lagi, mengatakan kalau kamu tidur dengan orang lain, aku tidak tahu apa yang akan terjadi."

Ji Xiaonian terkejut, mendapati Bai Yan yang tiba-tiba berbuat kasar, dia benar-benar menjadi ketakutan. Akan tetapi, dia memang tipe orang yang memiliki keberanian dan tidak takut mati. Dia lalu menghadapi dan menyambut dengan terang-terangan pandangan tajam pria itu, kemudian berkata dengan tegas dan penuh keberanian, "Aku… Aku sudah tidur dengan orang lain... Ummpph…"

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja bibir Ji Xiaonian dibungkam oleh sesuatu. Dia membelalakkan mata besarnya lebar-lebar dengan takut, namun dia mendapati wajah tampan yang tampak sangat marah berada di hadapannya.

Tiba-tiba setelah itu, Ji Xiaonian merasakan sesuatu yang licin, kasar dan kuat tengah mendobrak dan mendesak masuk ke dalam mulutnya dengan kasar. Sesuatu itu tidak henti-hentinya menggigit dengan lembut, menyedot, menghisap dan menggigit lidahnya.

Mengetahui kalau Bai Yan mencium dirinya dengan kuat, sekujur tubuh Ji Xiaonian pun membatu.


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C21
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de la traduction
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous