Kalu mendarat ke tanah, tubuhnya seperti kilat menerjang ke arah Shi Yan, kecepatannya semakin tinggi, inti energi level bawaan lahir terasa penuh, Ksatria level setelah kelahiran biasa tidak akan bisa menandinginya.
Pandangan mata Mo Yanyu terlihat tajam dan penuh dengan aura membunuh,dia juga tanpa henti mengejar Shi Yan, bahkan pasukan keluarga Mo yang ada di belakangnya juga di tinggalkannya. Mo Yanyu hanya ingin sekuat tenaga menghentikan Shi Yan dan segera membunuhnya.
Ekspresi wajah Shi Yan serius, dia mengarahkan seluruh inti energinya ke otot kedua kakinya, setiap langkah menginjak tanah dengan berat, tubuhnya yang kurus menerjang ke depan sejauh tujuh hingga delapan meter sekali loncat, semakin mendekati keenam ekor Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu.
Kaki Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu menancap ke dalam tanah yang basah, delapan kakinya bergerak bersama, dengan cepat masuk ke dalam semak belukar yang lebat.
Shi Yan seorang diri memasuki semak belukar yang tingginya lima hingga enam meter, ekspresi wajahnya semakin serius, dia hanya memusatkan perhatiannya ke seekor Laba-Laba Giok Berbilah Putih yang paling depan, juga tidak mempedulikan betapa mengerikannya Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu.
Ketika memasuki semak belukar itu, kecepatan bergerak Laba-Laba Giok Berbilah Putih melambat, dua ekor laba-laba giok berbilah puti tiba-tiba berbalik ke arah Shi Yan, matanya mengkilat penuh amarah, sepertinya mereka marah karena terkejar.
Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu sudah pasti tidak mengerti maksud perbuatan Shi Yan, melihat ada tiga orang manusia yang mengejar, mereka mengira tiga orang manusia itu berniat untuk bertarung hingga mati, seekor Laba-Laba Giok Berbilah Putih mengeluarkan bunyi yang tajam, tiba-tiba, empat ekor laba-laba lain berbalik arah bersama-sama, semuanya memusatkan perhatian kepada Shi Yan.
Ekspresi Shi Yan sama sekali tidak goyah, kecepatannya juga tidak melambat, sebaliknya menerjang dengan cepat ke arah Laba-Laba Giok Berbilah Putih.
Shi Yan memusatkan perhatiannya, hatinya seperti cermin yang bersih. Tiba-tiba dia menyadari dirinya kembali masuk ke tingkat yang terasa ajaib. Segala sesuatu yang ada di sekelilingnya terasa sangat jelas. Laba-Laba Giok Berbilah Putih yang sedang berkomunikasi itu bahkan bisa di dengarnya. Kalu yang sedang bergerak di belakangnya dengan kecepatan yang luar biasa itu mengeluarkan suara saat menembus angin yang masuk ke dalam telinganya.
Shi Yan terbang menerjang ke atas, tubuhnya membawa udara dan suara aliran udara itu semakin lama semakin besar.
Pada saat Shi Yan hendak menerjang ke tengah-tengah kelompok Laba-Laba Giok Berbilah Putih tersebut, tubuhnya yang berada di tengah-tengah udara tiba-tiba dengan aneh berubah arah. Ketika seekor Laba-Laba Giok Berbilah Putih menggerakkan kakinya, dia melewati sekumpulan Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu, dia sama sekali tidak berhenti dan hanya lanjut terbang ke arah depan.
Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu sangat marah.
Enam ekor Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu, sepertinya merasakan bahwa mereka telah dipermainkan oleh manusia. Setelah mendengar suara desisan, keenam ekor Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu segera mengeluarkan kekuatannya bersama-sama, lalu mengejar ke arah dimana Shi Yan berada.
Kalu dan Mo Yanyu, yang masing-masing berada di depan dan di belakang menerjang masuk ke dalam semak belukar, lalu menyadari mereka kehilangan jejak Shi Yan. Mereka hanya melihat keenam ekor Laba-Laba Giok Berbilah Putih sedang berlari dengan ganas.
Kalu menghentikan tubuhnya, kedua bola matanya terlihat mengkilat dengan dingin, lalu berkata: "bocah itu pasti sembunyi di sekitar semak belukar. "
"Apakah mungkin dia melewati kawanan Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu dan saat ini dia berada di di depan kawanan Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu?" Alis mata Mo Yanyu mengerut, lalu bertanya dengan nada tidak yakin.
"Hng." Ekspresi Kalu terlihat tidak percaya, "meskipun dia mempunyai keberanian seperti itu, tetapi dia tidak mungkin bisa selamat di tengah-tengah kawanan Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu. Delapan kaki Laba-Laba Giok Berbilah Putih yang berada di semak belukar itu seperti mesin penggilas daging, semak belukar ini merupakan area kekuasaan Laba-Laba Giok Berbilah Putih, jika dia sudah menjadi target dari Laba-Laba Giok Berbilah Putih tersebut, hanya jalan kematian yang sedang menunggunya."
"Benar juga." Mo Yanyu menganggukan kepalanya, lalu bergerak berpisah dengan Kalu. Mo Yanyu mulai mencari jejak Shi Yan di sekitar semak belukar tersebut.
***
Dengan arah yang tidak menentu Shi Yan terbang menerjang semak belukar yang ada di hutan You'an, di belakangnya enam ekor Laba-Laba Giok Berbilah Putih tersebut tidak berhenti mengejarnya, jarak kedua pihak semakin lama semakin dekat.
Di dalam semak belukar ini sama sekali tidak ada pohon yang tinggi, di depannya hanya terbentang semak belukar yang luas. Semak belukar itu sama sekali tidak keras, ketika kaki Laba-Laba Giok Berbilah Putih tersebut lewat, terdengar suara semak belukar yang terpotong hancur.
Shi Yan tidak menemukan tempat berpijak yang tinggi. Dia hanya bisa berlari tanpa henti sambil berharap bisa memperjauh jarak antara dia dan Laba-Laba Giok Berbilah Putih.
Untungnya titik akupuntur yang ada di dalam tubuhnya, mengeluarkan sebagian kekuatan yang yang sangat aneh dan masuk ke dalam inti energinya. Itu membuat inti energi yang murni bertambah satu kali lipat. Jika tidak, ketika Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu mengejar, mungkin saja dia tidak akan bisa bertahan lagi dan dipotong oleh kaki Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu.
Inti energi bergerak mengalir di dalam otot kedua kaki Shi Yan. Dia merasakan kedua kakinya seperti terisi oleh tenaga, setiap kali dia menginjak tanah, itu membuatnya seperti burung walet yang yang menerjang terbang hingga puluhan meter. Shi Yan diam-diam memuji kekuatan inti energi tersebut dan memutuskan untuk menjadi seorang Ksatria yang kuat.
Tidak tahu sudah lari berapa lama, Shi Yan merasakan kekuatannya sudah berkurang banyak. Inti energi yang berada di otot kedua kakinya selama ini sudah mulai terkuras habis dan sekarang sudah melemah, kecepatan berlarinya juga sudah mulai menurun.
Kecepatan berlarinya semakin pelan, tetapi Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu sama sekali tidak mengurangi kecepatannya. Para monster ini mengandalkan kekuatan tubuhnya yang besar sehingga mereka sama sekali tidak perlu dukungan kekuatan apapun untuk bisa bergerak seperti angin di dalam semak belukar. Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu memiliki delapan kaki, di dalam semak belukar, kaki seperti ini seperti alat pencabut nyawa.
Jarak masing-masing pihak semakin lama semakin dekat…
Hati Shi Yan terasa tegang, dia mulai berkeringat dingin. Melihat situasi seperti ini, tidak butuh waktu lama lagi dia akan terkejar oleh Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu. Pada saat inti energinya sudah habis, bagaimana dia akan menghadapi Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu?
Ada aliran udara yang terasa basah, tiba-tiba terasa dari arah kirinya. Shi Yan merasakan indra perasanya semakin sensitif. Dia menarik nafas dua kali, wajahnya terlihat bergembira. Setelah itu, Shi Yan segera mengubah arah lalu terbang lurus ke arah kirinya.
Ada air!
Shi Yan memfokuskan pikirannya, dia berusaha mendengar suara dari arah kirinya. Benar saja, baru lari beberapa menit dia sudah mendengar suara air mengalir dari arah yang tidak jauh dari tempatnya berada.
Setelah beberapa menit berlalu, pandangan mata Shi Yan tiba-tiba cerah. Dia melihat di depannya ada sebuah air terjun seperti gulungan sutra berwarna perak yang jatuh ke dalam air. Air terjun itu seperti memukul di atas sebuah batu yang sangat besar, air yang seperti butir-butir mutiara itu jatuh tidak beraturan, kabut air terasa sangat tebal.
Tubuh Shi Yan seperti anak panah yang tajam masuk ke dalam air yang sangat dingin itu. Dia hanya merasakan sekujur tubuhnya sangat lega, dalam hati berkata kali ini dia selamat.
Enam ekor Laba-Laba Giok Berbilah Putih putih itu menerjang ke arahnya. Satu persatu masuk ke dalam air. Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu seperti kapal yang mengambang di atas air, delapan kakinya mengibas di dalam air, dengan kecepatan yang tinggi menerjang ke arah Shi Yan.
Shi Yan yang baru saja bernafas lega dalam hatinya hanya bisa memaki sialan. Melihat Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu semakin lama semakin dekat dia buru-buru berenang ke dasar air.
Sambil menahan nafasnya, Shi Yan turun ke kedalaman air hingga tujuh atau delapan meter, setelah itu dia baru berani melihat ke atas.
Dari dalam dasar air, Shi Yan bisa melihat kaki keenam ekor Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu yang tajam seperti pisau. Dia melihat laba-laba itu tidak berhenti mengibaskan kakinya di dalam air.
Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu tidak takut dengan air. Tubuhnya bisa mengambang di atas air, tetapi sepertinya mereka tidak berani masuk ke dasar air. Kaki keenam Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu hanya bisa sembarangan mengibas air dan bergerak mengambang di atas air.
Setelah mengetahui hal ini, Shi Yan baru bisa benar-benar berasa lega. Sambil menahan nafasnya, dia tetap tinggal di dasar air.
Menahan nafas dalam air, merupakan tantangan yang sering dilakukannya ketika melakukan olahraga ekstrem. Shi Yan sangat berpengalaman dalam hal ini. Sekali menahan nafas dia bisa bertahan lebih dari sepuluh menit.
Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu sama sekali tidak lama berada di atas air. Keenam ekor monster itu hanya mengibas air dengan kakinya, beberapa saat kemudian melihat Shi Yan yang sama sekali tidak keluar kemudian mereka naik ke atas daratan.
Shi Yan dari dasar air kemudian naik ke atas sedikit. Ketika dia bisa melihat Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu, dia segera berhenti naik atas. Shi Yan hanya diam-diam mengamati keenam ekor monster yang ada di daratan itu.
Keenam monster itu dengan cepat kemudian meninggalkan tempat itu.
Shi Yan muncul ke permukaan air lalu menarik nafas dalam-dalam kemudian segera turun ke dasar air lagi. Setelah tidak bisa menahan nafas lagi dia akan muncul dari samping sebuah batu yang besar yang ada di samping air terjun, kemudian menarik nafas lagi lalu turun ke dasar air lagi.
Dia khawatir Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu akan kembali lagi dan lebih khawatir lagi jika Mo Yanyu dan Kalu akan mengikuti jejak Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu datang kemari. Oleh karena itu dia sangat berhati-hati, tidak berani segera keluar dari dalam air.
Dalam dasar air.
Shi Yan menahan nafasnya, dalam hati mulai mengukur kekuatan titik akupuntur yang aneh itu sebelumnya. Ketika dua orang kesatria itu mati, dia berada di sampingnya. Nafas dan juga darah yang ada di tubuh Ksatria yang sudah mati itu seperti dihisap oleh titik akupunturnya. Tentu saja Shi Yan mendapat keuntungan dari tubuh kedua Ksatria tersebut.
Ketika dia melarikan diri bersama dengan Laba-Laba Giok Berbilah Putih itu, Shi Yan dapat merasakan dengan jelas dari dalam titik akupunturnya keluar sebuah kekuatan yang aneh. Kekuatan aneh tersebut terasa murni. Setelah berbaur dengan inti energi yang ada di dalam tubuhnya itu, inti energi yang ada di dalam tubuhnya bertambah besar satu kali lipat dan itu membuat Shi Yan merasa aneh.
Apa mungkin, kekuatan kedua Ksatria yang dihisap titik akupuntur dalam tubuhnya itu, diubah menjadi kekuatan energi murni, kemudian berbaur menjadi bagian dari tubuhnya?
...