Télécharger l’application
26.66% I Want To Hug You / Chapter 12: 12 - Apa dia sudah tergila-gila padaku? Part 5 (end)

Chapitre 12: 12 - Apa dia sudah tergila-gila padaku? Part 5 (end)

Author : Hi Readers!! Kalau di awal kata saja sudah muncul nama "Author" itu berarti. JRENG JRENG JRENG!! DUM TSSS!! Yap! Anda betul. Hahaha... 😎 Sebelum memulai membaca episode ini. Saya akan memberi tanda peringatan dahulu ya. WARNING ALERT!! 21+ ONLY.

Bagi yang belum cukup umur, harap jangan membaca episode kali ini ya!! Author gak bakalan tanggung jawab jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan 😋

Bagi yang sudah cukup umur, jangan baper dan deg-degan ya!! Bagi yang uda nikah, cepatan ajak pasangannya untuk piiiip *disensor* Wkwkwk.. Ok start!! Cekidot ♡

***************************

Shunta duduk di sofa, Takeru memberikan segelas air lemon hangat yang dicampur lobak parut dan madu kepada Shunta.

Takeru : Nih, minum...

Shunta : Terima kasih (meminumnya)

Takeru : Jadi rupanya kau sakit flu (demam, batuk dan pilek), ya?

Shunta : Aku sudah sakit seminggu yang lalu. Aku juga sudah meminum obat saat bekerja, tapi sepertinya berlebihan...

Takeru : Jadi itulah kenapa akhir-akhir ini kau menghindariku ya...

Shunta : Kau lebih sibuk daripada aku, jadi aku tak bisa mengambil resiko dan menularkannya padamu... (tersenyum tipis)

Takeru : (menatap Shunta dan mendengarkan penjelasannya)

Shunta : Kau tahu, saat aku berusaha menghindarimu itu sangat sulit sekali karena aku gak mau berpisah darimu. Aku terus menahan diriku sekuat tenaga ketika aku berada di dekatmu (berbinar-binar) Aku benar-benar sedih dan sudah putus asa karena gak bisa mendekatimu sampai aku benar-benar sembuh dari sakit ini. Dan jujur aku sangat senang ketika kau mengundangku ke apartermenmu hari ini. Tapi aku minta maaf ya, jika nanti kau ketularan virus dariku (menjelaskan panjang lebar)

Takeru : Oh, gak apa-apa. Hahaha... (salting dan tertawa kaku)

Takeru merasa malu dan juga senang sekaligus, untuk menutupi rasa malunya, dia mengalihkan pandangan dengan menggocok-gocok madu dengan cepat yang ada ditangannya. Di dalam hati dia berkata, "Berhenti menatapku dengan berkilauan seperti itu! Kau membuatku merasa bersalah!"

Shunta : Ini bagus *melihat gelas yang ada (air lemon yang dicampur lobak parut dan madu) di tangannya* Minuman ini membuatku merasa jauh lebih baik.

Takeru : Itu karena ada lobak parut dan madu di dalamnya. Itu baik untuk tenggorokanmu, tetapi jika sulit untuk meminumnya, tambahkan lagi madunya (menyodorkan botol madu)

Shunta : Terima kasih (tersenyum)

Takeru memegangi rambutnya dengan wajah yang merona karena malu lalu mengatakan kata maaf.

Takeru : Maaf (merasa bersalah)

Shunta tersentak kaget lalu menatap Takeru dengan bingung.

Takeru : (melanjutkan perkataannya) Kupikir mungkin kau sudah bosan... terhadapku...

Shunta memegangi tangan Takeru.

Shunta : Takeru-san, apakah itu berarti kau kesepian tanpaku dan juga merindukanku, kan? (senang) Berarti kau menyukaiku, kan? (merona)

Shunta mengecup punggung tangan Takeru layak seorang pangeran.

Shunta : Oh, ini membuatku sangat senang.

Takeru : Jangan besar kepala!! (malu)

Shunta : Tentu saja aku akan besar kepala, bagaimana pun, ini berarti kau percaya padaku. Imutnya...

Shunta menarik Takeru untuk duduk di pangkuannya. Dia menyandarkan kepalanya di pundak Takeru lalu tangan kirinya mengangkat sedikit baju Takeru dan memasukkan tangannya di balik baju Takeru lalu meraba-raba tubuh Takeru. Sedangkan tangan kanannya memegangi tangan kanan Takeru. Takeru menikmatinya setiap sentuhan tangan Shunta yang meraba-raba tubuhnya, seketika wajahnya berubah menjadi merah. Dia menutupi sedikit mulutnya dengan tangan kiri supaya bisa menahan suara desahannya.

Shunta : Aku sudah tak sabar lagi. Bolehkah kita melakukan seks sekarang juga?

Takeru : Kalau sudah tak tahan, jangan tanyakan padaku terus.

Shunta : Takeru-san...

Shunta membaringkan Takeru di lantai sebelah sofa, lalu membuka bajunya dan dengan sengaja menuangkan madu ke tubuhnya lalu menjilati tubuhnya. Takeru merasakan sensasi yang luar biasa dan mengeluarkan suara desahan dari mulutnya.

Takeru : Eeuugghh... Aaahhh... (wajah memerah)

Shunta : Takeru-san, tolong ingat hal ini, meskipun jika kau memohon padaku sampai mengeluarkan air mata pun, aku bersumpah tidak akan pernah bosan denganmu (menjilati tubuh Takeru yang penuh dengan madu)

Takeru : (Dasar! Dia membuatku bingung! Kalau memang lagi sakit ya bilang sakit dong dari awal! Jangan membuat orang salah paham dan menghindariku seperti ini dong! Kenapa sih? Apa dia benar-benar mau membuatku bosan, ya? Dasar malaikat sangean!!)

Untuk menutupi rasa malunya, Takeru duluan mencium Shunta dengan lembut. Shunta terkejut dengan tindakan yang dilakukan Takeru lalu membalas ciumannya.

Takeru : Ngg...

Shunta mencium leher Takeru. Lalu turun mencium dan menghisap puting Takeru.

Takeru : Ngg... Ahh... Kanzaki-kun... Jangan terus menghisap. Ahh... Ma-masukkan sekarang juga (memegang bahu Shunta)

Shunta tersenyum lalu memasukkan penisnya ke lobang pantat Takeru lalu mendorong masuk dan menggeluarkan lagi dilakukan secara berulang-ulang kali dengan kuat. Takeru mengcengkram erat bahu Shunta. Menahan rasa sakit, desahan Takeru semakin kuat.

Takaru : Ahh... Ahh... Pelan-pelan. Sakit... Ahh... Ahh... (mengeluarkan sedikit air mata)

Shunta : Takeru-san, aku ada satu permintaan.

Takeru : Uhk.. Aahh... Apa? Eeuugghh... Aaahh...

Shunta : (tiba-tiba berhenti bergerak, penisnya tergantung di dalam lobang pantat Takeru)

Takeru : Uggh... Jangan berhenti seperti ini, kalau mau berhenti keluarin dulu dong. Ini membuatku sakit.

Shunta tertawa kecil dan mengabaikan perkataan Takeru.

Shunta : Panggil aku Shunta (tersenyum)

Takeru : Ughh... Kau ini, demi mengatakan hal itu kau berhenti tiba-tiba seperti ini? (Keluarkan otongmu dulu dong, ini benar-benar sakit bodoh!!)

Shunta menjilati air mata Takeru yang mengenai pipi Takeru.

Shunta : Iya, aku mohon. Oh, apa aku harus membayarmu 1000 yen dulu? (tersenyum)

Takeru : Apa kau sedang mengejekku? (malu, wajah memerah)

Shunta tersenyum dan mengangkat Takeru berdiri lalu memangkuinya di pangkuannya lalu melanjutkan gerakannya dengan sedikit lebih cepat.

Takeru : Eeuuugggghhhh.... Aaahhh... Aahhhh...

Shunta : Takeru-san, panggil aku Shunta, ya? (berbisik di telinga Takeru)

Takeru : Aahhh... Sial! (mengcengkram bahu Shunta) Aaah, sakit Chu-chunta... (Ah, aku salah mengucapkannya) *malu*

Shunta : (tiba-tiba berhenti) Um, Takeru-san, namaku bukan "Chunta" tapi Shun--

Takeru : (memotong perkataan) Aku senjaga bodoh! I-ini karena aku kesakitan. Kamu terlalu cepat menggerakkannya sehingga aku memanggilmu seperti itu, (mencari-cari alasan tidak jelas) jadi anggap saja itu nama panggilan buatmu! Sial! Kau seharusnya senang aku memanggilmu "Chunta" ! (menundukkan kepala dan menempelkannya di dada Shunta) *malu, wajah memerah*

Shunta : Baiklah (tersenyum senang) *melanjutkan gerakannya dengan lebih pelan dan lembut*

Takeru : Haaa... Haaa... Eeugghhh (menikmati)

Shunta menciumi leher Takeru dengan lembut

Shunta : Takeru-san, kamu suka gerakan lembut seperti ini ya?

Takeru : Uggh... Ngg... (mengabaikan Shunta)

Shunta tersenyum lalu gerakan lembut berubah menjadi sedikit kasar dan cepat. Takeru tersentak kaget lalu mengangkat kepalanya kembali dan menatap Shunta.

Takeru : (mengcengkram bahu Shunta dengan erat) Aagghh!!! Aaahhk.. Uuggh....

Shunta mengeluarkan penisnya dari lobang pantat Takeru lalu membalikkan badan Takeru. Takeru memegangi sofa dan menunggingkan pantat ke arah Shunta. Shunta berdiri.

Shunta : Takeru-san, aku akan memenangkan penghargaan untuk aktor terbaik, dan akan menjadi "Pria Yang Ingin Kupeluk" nomor satu untukmu (tersenyum)

Takeru : Jangan pikirkan tentang itu. Kau kan sudah tidak punya saingan lagi yang bisa dibandingkan denganmu, kan?

Shunta tersenyum lalu mengangkat tubuh Takeru dan memindahkannya ke dalam kamar dan meletakkannya ke tempat tidur lalu memangkuinya lagi dipangkuannya dan menyuruh Takeru untuk melingkarkan kedua tangannya di tubuhnya.

Shunta : Berpeganglah dengan kuat padaku, aku akan segera menyelesaikannya. Aku sudah hampir dipuncak. Mungkin akan terasa sakit sedikit. Tapi bertahanlah (tersenyum)

Takeru : (memeluk erat Shunta) Aahhhk!!!! AAGGHHH!! Pelan-pelan Chunta!! Sakit... Aaagghhh!!! Sakit sedikit apanya dasar bodoh!!!

Shunta tertawa senang. Sepanjang malam Takeru berdesah tak karuan.

Takeru : (Aku tak tahu apakah ada orang yang segila ini dari pada kamu?)

***********************

Keesokan harinya, di tempat lokasi syuting yang seperti biasanya. Shunta beradu akting dengan artis dari agensi lain sebagai lawan mainnya.

Artis lain : Apa? Kau mengambil resiko ini, bukankah itu terlalu berbahaya?

Shunta : Mungkin. Namun aku tak takut. Karena aku punya dia! (menatap lawan mainnya dengan wajah serius)

Sutradara : Cut! Okay! Nice, sangat bagus Kanzaki-kun! Aktingmu luar biasa hari ini!! (memuji)

Shunta membungkukkan badan memberikan tanda ucapan terima kasih kepada sutradara.

Shunta : Terima kasih banyak! (senang)

Tidak jauh dari sana, Takeru yang sedang bersandar di dinding dan dari tadi melihatnya berakting tiba-tiba meringis menahan kesakitan dan rasa ngilu di pinggulnya. Beberapa staff yang berdiri di dekatnya menyadarinya dan bertanya dengan khawatir.

Staff 1 : Saitama-san, ada apa? Kamu gak apa-apa?

Staff 2 : Wajahmu sedikit pucat. Apa kamu sakit?

Takeru : Tidak. Hahaha.. (memegang kepala) Hanya saja pinggulku sakit (malu)

Asisten : Pinggulmu? Apa kau baik-baik saja? Perlu ke dokter?

Takeru : Bukan masalah. Aku baik-baik saja. Jangan khawatir, setelah menghadap ke kamera, aku akan sembuh, jadi jangan cemas.

Shunta tersenyum mendengar pembicaraan Takeru dengan para staff lalu datang menghampirinya.

Shunta : Takeru-san, mari kita istirahat bersama! Mau minum kopi atau chocolate panas? (merasa senang dan tidak merasa bersalah)

Takeru merasa kesal, dia seperti melihat sepasang sayap putih muncul lagi di punggungnya Shunta. Takeru menatapnya dengan jengkel.

Takeru : Kau tampaknya baik-baik saja, huh?! Setelah kau menyiksaku di ruang tamu sampai ke tempat tidur selama hampir 3 jam!! Dasar malaikat masokis gila!! (memaki)

Shunta : Ya! Aku yakin ini semua berkat madumu, Takeru-san. Kita harus melakukannya lagi ya! Hehehe... (berbinar-binar)

Takeru : Dasar brengsek!! Memangnya aku ini apoteker, hah?! Gara-gara kau, pinggulku jadi seperti mau patah tau! Tanggung jawab kau, burhan sialan!! (menatap dengan mengerikan seperti ingin membunuhnya)

Shunta : (sedikit tersentak kaget) Tanggung jawab? Apa kau sedang melamarku? (senang dan merona) *tidak merasa bersalah*

Takeru : Jangan songong!! Hentikan otak ngeresmu itu, bangsat!! (emosi)

Shunta : (tersenyum senang) Tentu saja aku jadi songong seperti ini karena kau yang membuatku jadi seperti ini (memegangi tangan Takeru)

Takeru : Ugh... (merona)

Shunta : Ah! Hari ini aku ingin memberimu tumpangan pulang lagi! Atau haruskah kita hidup bersama? (senang)

Takeru : Lepaskan tanganku! (merasa malu) Ya ampun! Jika kau terbawa suasana seperti ini, lakukanlah setelah memenangkan penghargaan aktor terbaik!

Shunta : Kau serius mengatakannya, kan? Jika aku menang, kita bisa hidup bersama? (senang) Aku akan melakukan yang terbaik! (semangat 45)

Takeru : Hah?! (kaget)

Artis Cewek 1 : Kalian berdua akrab, ya.

Artis Cewek 2 : Imut sekali!

Sutradara : Aku melihat pemandangan yang seperti biasanya lagi (tersenyum lega)

Takeru yang merasa malu karena di tonton oleh banyak orang, langsung pergi meninggalkan tempat itu. Shunta mengejarnya sambil memanggil namanya.

Takeru : Jangan mengikutiku!!

*************************

-Malam hari, di apartermen Shunta-

Takeru : Kau... Kau ini benar-benar mengacaukanku! (terlanjang, hanya memakai selimut)

Shunta : Hahaha... (tertawa senang)

Takeru : Berhenti menculikku setiap hari setelah selesai syuting! Tubuhku tidak bisa bertahan tahu! (Fuuih... Untung untuk yang hari ini cuma 30 menitan)

Shunta : (memeluk Takeru dari samping) Apa boleh buatkan, habisnya setelah syuting drama ini selesai, kita akan jarang ketemu dan gak bisa pulang bersama lagi (sedih)

Takeru : (menatap Shunta) Baiklah, aku hanya akan mengatakannya sekali. Dengarkan baik-baik! 090-93...

Shunta : Eh?

Takeru : Nomorku. Kalau kau punya waktu luang, hubungi aku, kita bisa bertemu kan (memejamkan mata, merona)

Shunta : Takeru-san... (senang) Ah, tapi aku sudah punya nomormu di HP ku.

Takeru : (tersentak kaget, membuka mata) Apa?! Kenapa?! Kok bisa?! Perasaan aku gak memberi tahumu nomorku, ya kan? Bagaimana bisa?!

Shunta : Eh? Hahaha (tertawa senang)

Takeru : (menatap horror Shunta) Me-mengerikan! Kok bisa?! Aku takut! Aku takut padamu! Kau beneran sange gila!! Kau menakutkaaan!!! (wajah pucat, gemetaran)

Shunta hanya tertawa senang.

-Bersambung-

Author : Alah belagu, padahal kau senang gitu, kan? (tersenyum licik)

Takeru : Berisik!! (sebenarnya malu tapi senang)

Shunta : Hahaha! Takeru-san!! (memeluk Takeru)

Takeru : Jangan sentuh aku, bangsat!! (emosi) Kau mau pun dia (Author) mengerikan!! (gemetaran)

Author : Fufufufu... Dasar, gak jaman lagi malu-malu kucing kayak gitu tahu, dasar cowok tsundere! 😏 Jadi Readers, bagaimana episode kali ini? Puas? Kurang puas? Atau ada komentar lainnya, jangan malu-malu ya, tulis saja semua keluh kesah, saran atau pun kritikan di kolom komentar. Dan lupa LIKE/FAVORITE ya, biar Author semangat ngetiknya!!

Sampai jumpa di episode berikutnya (^_^)// Love.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C12
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous