"Siapa yang pembohong, baby?"
Gina langsung memalingkan wajahnya ke arah sumber suara, dimana saat ini Massimo sudah berdiri dengan handuk yang melilit tubuh bawahnya tepat didepan pintu kamar mandi. Tetesan air yang berasal dari rambut yang mendarat di dada bidangnya membuat lelaki itu terlihat semakin jantan. Sialan!
"Aku malas berbicara denganmu!" sengit Gina kesal.
Massimo tersenyum. "Lho kenapa? Kau marah padaku? Memangnya apa kesalahan yang sudah aku lakukan, sayang?"
"Massimo!!"
"Ok..ok... aku bercanda, sayang. Maafkan aku, sekarang tunda dulu marahnya. Kau harus makan, hari sudah sangat siang. Aku tidak mau kau sakit," ucap Massimo dengan cepat sambil tersenyum.
"Aku tidak lapar dan tidak ingin..."
Perkataan Gina terhenti saat suara perut kosongnya berbunyi dengan keras. Sialan! Gina langsung merutuki tubuhnya sendiri yang tidak bisa diajak bekerja sama.