Jeritan lirih keluar dari bibir Gina saat Massimo menyentak lebih dalam saat melakukan pelepasan, dengan tubuh yang terasa lumpuh dan pasrah Gina menerima semua pemberian Massimo untuk kesekian kalinya malam ini. Mendapatkan orgasme berkali-kali dalam satu malam membuat tubuh Gina lunglai.
"Kita pindah ke kamar," bisik Massimo serak, nafasnya yang berat terdengar semakin jantan. Kedua mata birunya menatap Gina dengan tatapan yang tidak dapat dideskripsikan.
"Aku lelah, Massimo. Aku tidak bisa melakukannya lagi."
Massimo tersenyum. "Aku tahu, karena itu kita harus ke kamar. Hari sudah semakin pagi dan para pelayan pasti akan mulai berdatangan ke rumah ini, aku tidak akan membiarkan mereka melihat kita seperti ini. Telanjang dengan tubuh banjir keringat dan sperma diatas meja makan."
Perkataan Massimo sukses membuat Gina membuka kedua matanya lebar-lebar, ingatannya kembali tertuju pada tempat dimana mereka berada saat ini.