Télécharger l’application
18.91% My Teacher My Husband / Chapter 35: Ch. 35

Chapitre 35: Ch. 35

Sehun terdiam. Mendudukan dirinya di atas kasur dan mengusap kasar wajahnya. Ini di luar dugaannya. Di luar kendalinya dan di luar pemikirannya.

"Kau itu keras kepala!" Sehun kesal sendiri. Mengacak rambutnya frustasi lalu meredakan emosinya.

"Kau memang bodoh! Ck!" Sehun berdecak kesal. Mengambil handuknya lalu melenggang menuju kamar mandi. Ia butuh ketenangan sekarang.

Bukannya mandi. Sehun malah duduk diam di tepi bath up. Membiarkan isinya tumpah lalu membasahi kaki-kaki jenjangnya.

"Kita lihat sampai mana keras kepalamu itu akan bertahan." Ujar Sehun seorang diri. Mencelupkan tubuhnya ke dalam bath up lalu menutup kedua matanya.

**

Suzy terdiam. Duduk manis di halte bus lalu memainkan kakinya yang menjuntai ke bawah.

"Hhh." Menarik nafas lelah. Suzy mangangkat wajahnya. Mengambil ponselnya lalu menekan beberapa digit nomor.

Tuut.. tuu-

"Aku masih dalam masa pendiaman oleh tiga makhluk itu." Gumam Suzy. Memutus sambungan telfon lalu tersenyum miris. Merenungi nasibnya lalu menunduk lagi. Begitu seterusnya hingga jam sudah menunjukan pukul 3 pagi.

"Aku ke rumah siapa?" Gumam Suzy. Berdiri dari duduknya dan menggosok-gosokan kedua tangannya. Dingin.

"Aku ke rumah mama saja? Tapi kalau nanti dia marah?" Ujarnya lagi. Menimang-nimang kemana ia akan membawa kakinya melangkah. "Ok. Baiklah. Kita pulang." Tekadnya. Mengaplkan kedua tangan plus tersenyum manis.

Dalam perjalanan. Yang ia pikirkan itu Oh brengsek Sehun. Bagaimana pria itu bisa tidur nyenyak di ranjang yang empuk dan kamar yang hangat, disaat istrinya sedang lari dari rumah dan terlantar ditengah malam begini. Suzy akui bahwa itu memang salahnya juga.

"Kenapa aku begitu sensitif ya?" Gumam Suzy dalam keheningan malam.

"Aku tidak sedang bulan merah." Ujarnya lagi.

"Atau jangan-jangan aku.." jeda beberapa saat. "Hamil?" Ujarnya. Ada nada keraguan didalamnya.

"Tapi aku tidak pernah melakukan apa-apa dengannya." Gumamnya lagi. Suzy tersenyum miris. Manusia tampan seperti Sehun pasti mencari yang sempurna, bukan seperti dirinya.

Bodoh.

"Si brengsek itu. Kenapa tidak minta cerai saja!" Amuk Suzy pada akhirnya. Ia merasa di permainkan. Manusia kurang ajar itu benar-benar.

"Ugh dingiiin mama." Rengek Suzy. Menghentakan kakinya kesal lalu kembali berjalan. Rumahnya masih sangat jauh dari sini.

**

Hening.

Hening.

Hening.

Kelas pagi ini hening. Sangat hening. Hening sehening heningnya. Padahal jam pelajaran masih berlangsung 30 menit lagi. Tapi, kelas sudah seperti kuburan hidup begini.

Seperti biasa. Di pojok kanan bagian belakang dekat jendela. Suzy. Diam dengan tatapannya yang mengarah pada lapangan upacara.

Di pojok kiri bagian depan terdapat Chanyeol dengan ponsel pintarnya. Sibuk mendengar musik melalui headsetnya.

Di pojok kanan bagian depan ada Jiyeon. Duduk diam dengan novelnya dan tak menghiraukan sekitar.

Di pojok kiri bagian belakang ada Baekhyun. Bersedekap dada dan tak menghiraukan siapa pun manusia atau apa pun yang memanggilnya.

Semua mata bergantian melirik mereka berempat. Ini aneh. Tak biasanya mereka bertengkar begini. Apalagi sampai menjaga jarak sedemikian jauh begini.

"Ekhem." Sang ketua kelas berdehem singkat. "Apa kalian ada masalah? Kita bisa selesaikan." Tawar sang ketua kelas berbaik hati.

"Aku ingin ke kantin."

Serempak.

Mereka berempat menjawab serempak. Kalian taulah.

"Aku ke taman belakang." Kali ini Suzy dan Jiyeon.

Chanyeol Baekhyun membulatkan mata mereka tak percaya.

"Aku ada urusan di atap." Ujar ChanBaek serempak. Saling pandang lalu kembali membuang muka.

Semua penghuni kelas ternganga tak percaya. Ini luar biasa. Sangat luar biasa.

"Aku-" lagi. Serempak. Jiyeon Suzy.

Hening.

"YA!! APAAN INI?!" Jiyeon berteriak marah. Membanting bukunya kemeja lalu berjalan ke luar kelas.

Hening.

Lagi.

Chanyeol bangkit dari duduknya. Berlalu begitu saja tanpa peduli dengan tatapan orang-orang.

Begitu pun Baekhyun. Bangkit berdiri dan berjalan melewati pintu belakang.

Suzy? Ia juga sama. Bedanya, Suzy melewati pintu yang sama dengan Chanyeol, namun berlawanan arah dengan ketiga temannya yang tadi.

Ia sangat tau kemana tujuan manusia bertiga tadi.

Baekhyun. Kantin.

Chanyeol. Atap.

Jiyeon. Taman belakang.

Jadi. Tempat yang tersisa hanya UKS. Kesanalah Suzy sekarang. Mengistirahatkan tubuhnya yang lelah dan juga hatinya yang terbakar. Hangus dan juga tak berbentuk. Sakit.

"Sialan!" Ujar Suzy dalam diam. Memandangi ujung sepatunya dan menutup mata kecil miliknya.

Masalahnya dan sahabatnya belum selesai. Dan sekarang? Masalahnya dengan Sehun yang datang. Lengkap sudah penderitaannya.

"Hanya menunggu hancur." Jeda. "Salah satu atau keduanya." Ujar Suzy dalam diam.

**

Sehun diam. Duduk di kursi kebesarannya lalu melipat tangannya didepan dada. Manyilangkan kaki lalu menatap lurus kepintu di hadapannya.

"Ada apa dengan wajahmu tuan presdir?" Tanya Suho yang tiba-tiba masuk.

"Ck. Tak ada apa-apa." Jawab Sehun acuh.

Suho mengangguk-anggukan kepalanya, lalu meletakan berlembar-lembar berkas yang disertai mapnya ke atas meja Sehun.

"Teman datemu sudah datang." Canda Suho.

"Date pantatmu." Dengus Sehun. Mengambil penanya lalu disusul dengan tumpukan mapnya. Menandatangani lalu meletakan di sudut kanan meja kerjanya.

"Kau terlihat tidak baik." Ujar Suho. Mengendikan bahu santai lalu berbalik pergi. Ia yakin adiknya itu butuh waktu sendiri.

"Ini gara-gara si makhluk buruk rupa itu!" Kesal Sehun. Membanting berkasnya lalu menekan beberapa digit angka di ponsel pintarnya.

"Ma, apa Suzy pulang semalam?" Tanya Sehun ramah. Atau berusaha ramah.

"Ah ya, jika jam setengah empat pagi tergolong malam. Maka ia."  Ujar ibu mertuanya dari seberang sana.

"Maafkan aku ma, semalam ada masalah sedikit dan yah, di-"

"Dia kabur? Tak apa. Lain kali selesaikan baik-baik. Bukan lari dari masalah." Tegur mertuanya lagi.

Sehun hanya mengangguk sekali. Berharap mertua cantiknya itu mengerti dengan sikapnya dan juga putri kurang ajarnya.

"Baiklah ma." Ujar Sehun pasrah. Nada suaranya terdengar lelah dan selintas angin lalu.

**

Semenjak hari pertengkaran mereka yang pertama, dan sekarang berjalan hari ke tujuh. Mereka benar-benar tidak ada komunikasi sekalipun.

Hari pertama.

"Oh Sehun sialan!" Maki Suzy. Berguling-guling di atas kasur lamanya lalu mengumpati Sehun. Hanya itu yang ia kerjakan sedari tadi. Mengumpat, memaki, dan berteriak.

"Aku membencimu!"

Hari ke-2.

"Apa dia benar-benar bahagia tanpaku? Jangankan menelfon apalagi menjemput. Mengirim pesan saja tidak." Omel Suzy kesal sendiri.

"Kau suami durhaka." Lagi. Pujian manis untuk Sehun.

Hari ke-3.

"Hiks. Mama~." Rengek Suzy.

"Apa lagi?"

"Sehun selingkuh. Dia benar-benar mencari calon istri yang baru. Tadi aku melihatnya jalan berdua dengan perempuan cantik. Bajunya sempit, minim, dan dia seksi. Belahan dadanya juga rendah. Huwaaaa mama." Dan diakhiri dengan raungan panjang.

Frustasi.

Hari ke-4.

Suzy hanya diam memperhatikan guru dengan wajah datar yang menjelaskan di depan sana.

Oh Sehun.

Suami brengseknya. Yang mencari istri baru di luar sana dan bersenang-senang dengan wanita seksi simpanannya.

Yang membuat sakit hati itu adalah, Sehun yang bahkan tak meliriknya sedikitpun. Apa itu?!

"Cih. Eek!"

Hari ke-5.

Hari ini. Suzy dengan ponsel pintar dan juga kentang gorengnya. Sedang duduk manis di balkon kamarnya. Menikmati angin sore dengan damai seb-

Tuuut.. tuuut.. tuuut..

-elum ponselnya berbunyi. Berdecak kesal lalu meraih ponselnya.

"Bukan Sehun." Ujar Suzy. Menaruh lagi ponselnya setelah tau siapa yang menelfon, lalu kembali menikmati angin sore dari kamarnya.

Tuuut.. tuuut.. tuuut..

"Ck. Siapa lagi?!" Kesal Suzy.

Kembali meraih ponselnya dan melihat nama siapa yang tertera di sana. Entah kenapa jantungnya berdebar-debar tak menentu.

Dengan perlahan melihat layar ponselnya dan menganga tak percaya.

Yang menelfon itu...

TBC

SEE U NEXT CHAP

THANK U

HAVE A NICE DAY

DNDYP


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C35
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous