Yun Youlian menatap makanan di meja dengan jijik, lalu mengambil semangkok bubur dan menyodorkannya ke depan Mo Liancheng.
"Taruh saja dulu." tolak Mo Liancheng sembari melambai-lambaikan tangan. Dia lalu meneruskan gambarnya, pandangan matanya tidak lepas dari gambar itu sedetik pun.
"Tidak bisa, Pangeran. Kamu tidak boleh melewatkan sarapan, nanti bisa sakit. Bubur ini kubuat dengan sepenuh hati, kenapa kamu menolaknya?" Yun Youlian mengucapkannya dengan mata yang berkaca-kaca, seakan-akan Mo Liancheng telah menyakiti hatinya.
Ckckck! Akting gadis ini bahkan lebih parah dari aku! ujar Qu Tan'er dalam benaknya. Dia menggeleng-gelengkan kepala, menggigit-gigit bibirnya seakan-akan ingin berbicara, namun dia tetap mengaduk tintanya.
"Pangeran, makanlah sedikit." Yun Youlian tetap memaksa Mo Liancheng makan.