Lapangan Basket
Setelah mendengar perdebatan tadi aku langsung menuju ke lapangan basket, karena aku akan bernyanyi disana. Ku kira yang akan menjadi mc saat aku tampil adalah Devan tapi ternyata itu adalah Chaca. Aku sempat merasa sedih karena tidak ada Devan, tapi aku buru - buru menghapus kesedihan ku dan mulai bernyanyi.
"Nah orang yang akan bernyanyi selanjutnya dewi musik dari SMA Nusa Bangsa. Mari kita sambut Rosie"
Setelah nama ku dipanggil aku pun bergegas menuju ke panggung dan langsung menyanyikan lagu.
Sound : Selir Hati cover by Feby Putri
Aku cinta kamu
Tapi kamu tak cinta aku
Ku tak pernah tahu apa salahku
Hingga kamu tak suka aku
Tak mau aku
"Devan maaf, aku udah nyakitin kamu. Tuhan aku berharap Devan mendapat yang lebih baik dari aku" (Batin ku)
Mungkin di matamu
Aku tak pantas untukmu
Tapi tak mengapa
Aku sadari kekuranganku ini
Aku rela oh aku rela
Bila aku hanya menjadi
Selir hatimu untuk selamanya
Oh aku rela ku rela
Aku bernyanyi sambil melihat Devan. Tiba - tiba ada seorang perempuan yang mencium pipi Devan. Dia tampak tidak melawan sama sekali malahan dia terlihat sangat senang dengan kedatangan gadis itu.
Tes. Tes. Tes. Tak kusangka air mataku jatuh membasahi pipi ku, aku pun segera menghapus air mata itu dan melanjutkan bernyanyi. Setelah selesai bernyanyi Chaca langsung menghampiriku.
"Lu gak apa - apa?"
"Iya gue gak apa - apa"
"Lu masih sanggup nyanyi satu lagu lagi?"
"Iya gue sanggup"
"Beneran? Udah lu nyanyi sama gue aja"
"Ok"
Akhirnya kami berdua naik ke panggung dan menyapa para penonton lalu menyanyikan lagu.
Sound : Garis Terdepan by Fiersa Besari
(Chaca part)
Bilur makin terhampar dalam rangkuman asa
Kalimat hilang makna, logika tak berdaya
Di tepian nestapa, hasrat terbungkam sunyi
Entah aku pengecut, entah kau tidak peka
(All)
Ku mendambakanmu mendambakankuBila kau butuh telinga tuk mendengar
Bahu tuk bersandar, raga tuk berlindung
Pasti kau temukanku di garis terdepan
Bertepuk dengan sebelah tangan
(Rosie part)
Kau membuatku yakin, malaikat tak selalu bersayap
Biar saja menanti tanpa batas, tanpa balas
Tetap menjelma cahaya di angkasa
Yang sulit tertampik dan sukar tergapai
(All)
Ku mendambakanmu mendambakankuBila kau butuh telinga tuk mendengar
Bahu tuk bersandar, raga tuk berlindung
Akulah orang yang selalu ada untukmu
Meski hanya sebatas teman
Setelah selesai bernyanyi aku kemudian langsung menuju ke toilet. Di sana aku mengangis dengan sangat keras. Karena suara yang dari panggung sangat keras menyebabkan orang lain tidak dapat mendengarkan suara ku yang sedang bernyanyi. Saat aku hendak keluar dari toilet tiba - tiba pintu toilet terkunci.
"Tolong. Tolong. Siapa pun di luar sana tolong aku"
Karena ketakukan aku berteriak sangat kencang tapi tidak ada yang mendengarkan ku. Lalu ku lihat di lantai ada sebuah surat berwarna merah. Ku buka surat tersebut.
Hai Rosie sang dewi musik.
Apa kabar kamu?
Aku sungguh membenci mu.
Kamu telah merebut Devan dari ku.
Devan orang yang ku cintai sejak dulu, tapi kau merebutnya.
Sekarang nikmatilah permainan yang telah kubuat.
Ini hanyalah permulaan Ros.
Kau sekarang boleh saja bersenang - senang dengan Devan ku.
Tapi ajal mu sebentar lagi akan tiba.
Aku sendiri yang akan mencabik - cabik wajah cantik mu itu.
Dan aku akan membuat mu tidak akan bisa bernyanyi lagi bahkan berbicara saja tidak bisa.
Kau tunggu saja saat itu.
Kau sekarang boleh saja bersenang - senang dengan Devan ku
"Ahhh"
Setelah membaca itu aku menjadi semakin ketakukan, aku kemudian terjatuh ke lantai,kaki ku lemas dan tidak bertenaga. Lalu tiba - tiba ada orang datang.
"Apakah di dalam ada orang? Apakah kamu tidak apa - apa?"
"Tolong. Tolong aku, aku tidak bisa keluar dari sini"
"Baiklah tunggu aku, aku akan mendobrak pintu ini"
Brakk. Akhirnya pintu itu terbuka.
"Rosie. Ya ampun Ros kamu gak apa - apa?"
"Allen?"
Allen Frey. Teman baik Devan, mempunyai kulit eksotis, memiliki badan yang tinggi, anggota klub basket adalah keunggulannya. Dia adalah anak kepala sekolah. Dia berada di kelas 11 D. Aku dan dia sudah kenal sejak SMP. Dulu aku dan dia begitu dekat dan akrab, tetapi karena dia menyukai ku sejak lama, dan akhirnya dia mengungkapkan perasaanya tapi aku tak bisa menerima perasaanya karena kita adalah teman. Setelah kejadian itu dia mulai menjauh dari ku. Dan akhirnya kita dipertemukan di SMA ini, semenjak di SMA hubungan kita sudah mulai membaik.
"Ros kamu kok bisa kekunci di sini sih?"
"Al aku mau pulang sekarang"
"Kamu gak apa kan? Mukak kamu pucet banget loh Ros"
"Gak apa. Aku mau pulang"
"Ok aku anterin kamu ya"
Chaca P.O.V.
Bandara, Pukul 15.00
Saat ini semua murid SMA Nusa Bangsa sedang menunggu jadwal penerbangan untuk menuju Kota Surabaya, karena kita akan mengadakan kemah akbar.
"Van jadwal penerbangan kita jam berapa?"
"Jam 16.00"
"Semua murid udah pada kumpul?"
"Kayak nya ada yang belum datang deh"
Saat aku berbicara pada Devan aku merasa ada orang yang sedang memperhatikan ku.
"Woi lu diajak ngomong malah bengong"
"Ya udah gue mau cek ke depan dulu"
Saat aku berlari menuju ke depan pintu masuk bandara, tiba - tiba ada orang yang menabarak ku.
"Ahk. Maaf kan saya apakah anda tidak apa - apa?"
Orang tersebut tidak menjawab dan langsung pergi.
"Dasar orang aneh, udah tau nabrak orang malah gak minta maaf giliran gue yang minta maaf malah gak digubris dasar gak pernah diajarin sopan santun apa. Udah pakaianya serba hitam pakek masker, pakek topi lagi udah kayak penjahat" (Keluh ku pada orang itu)
Tempat Check In
Setelah semua murid sudah berkumpul, semua murid diarahkan untuk check in.
"Loh dek ini kenapa ada murid yang belum check in? Ini seharusnya jumlah penumpang yang akan menaiki maskapai ini adalah 600 orang, tapi hanya 590 saja yang sudah check in"
"Ah begitu baik saya akan mengurusnya"
"15 menit lagi pesawat akan take off, diharapkan semua penumpang harus sudah check in"
Saat petugas itu mengatakan hal tersebut aku mulai merasa bahwa ada orang yang sedang mengawasi ku. Aku melihat ke kana, kiri, dan belakang ku. Kuperhatikan setiap orang untuk melihat siapa orang yang sedari tadi mengawasiku.
"Dek apakah kamu mendengarkan ku? Kenapa kamu melamun saat aku berbicara"
"Ah maaf kan saya, saya akan segera mencari mereka"
Pada saat aku hendak pergi, tiba - tiba ada orang datang. Mereka adalah Bu Mawar, Bu Clariss, dan upik abu
"Ah Chaca maaf kan ibu dan juga bu Mawar karena kita berdua telat"
"Iya maaf kan saya juga"
"Ya sudah kalau begitu kalian langsung masuk saja, saya mau mencari yang lainnya yang belum datang"
Di Depan Kamar Mandi
Saat aku sedang mencari aku melihat Veronica yang keluar dari kamar mandi dan di luar kamar mandi sudah ada Revo yang menunggunya.
"Sejak kapan mereka menjadi sangat dekat begini?" (Batin ku)
Setelah itu aku langsung menghampiri mereka berdua, tapi saat aku akan menghampiri mereka tiba - tiba seseorang menabrak ku.
"Akh sakit"
"Maaf Cha"
"Mili? Kenapa kamu baru sampai?"
"Iya tadi jalannya macet"
Dia datang dalam keadaan terburu - buru dan tangannya berdarah.
"Tangan mu?"
"Ah ini tidak apa - apa. Aku mau pergi dulu ya"
"Oo ok"
Drt. Drt. Drt. Tiba - tiba ada panggilan masuk di hp ku.
"Halo kenapa Van?"
"Semuanya udah lengkap nih, tinggal lu aja"
"Oh ok gue mau balik dulu"
"Eh bentar ada anak yang belum dateng"
"Siapa?"
"Sabiya Taraka, kelas 11 E. Tolong lu cariin deh"
"Tara?"
"Iyee"
"Ok gue cari dia dulu"
Kamar Mandi
Saat aku memasuki kamar mandi di sana sudah terlihat Tara yang sudah terbaring lemas.
"Taraa"
"Eh elu Cha"
"Tar lu kenapa"
"Gue gak kenapa - kenapa kok"
"Gak kenapa - kenapa gimana leher lu aja udah berdarah"
"Gue beneran gak apa Cha. Udah ayo kita pergi"
Cerita Berlanjut...