"Argh, kenapa sakit sekali, sih?" keluh Briena mencengkeram kemeja yang dia pakai. Saat ini wanita itu sudah bergelung di atas tempat tidur menahan rasa sakit yang kian menusuk itu. Meremas selimut yang dia pakai, kemejanya bahkan sudah kusut dan basah oleh keringat dingin yang terus menerus mengalir tanpa henti. "Arrgghh, ssh," desisan kesakitan Briena terus saja keluar dari bibir pucatnya. Dia bahkan tidak sadar sudah melukai bibirnya yang sedari tadi dia gigit.
Tokk... Tokk... Tokk...
"Nyonya! Nyonya Briena tidak apa-apa?" panggil Bi Ratih dari luar kamar.
wanita tua itu khawatir dengan keadaan istri dari majikannya tersebut. Pasalnya setelah pulang dari kantor tadi, Briena langsung masuk kamar bahkan tanpa menghiraukan Bi Ratih yang menanyakan alasan wanita itu pulang cepat.
"Nya! Saya bua―"
Spoiler Chapter 84 : Memasak untuk suami tercinta. Hahahaha.