Di gudang Lianxi Grup
Bruukkk... seorang laki-laki setengahbaya didorong hingga tersungkur di tanah oleh beberapa orang berpakaian dan berkacamata hitam, tangan dan kakinya terikat erat dengan tali. " Apa...apa yang kalian inginkan dariku?" Laki-laki ini berbicara dengan tubuh gemetar ketakutan.
Seorang laki-laki tampan dan muda memakai jas hitam, berjalan ke arahnya dan duduk berjongkok didepannya sambil menarik sebagian rambut laki-laki yang terikat tangan dan kakinya itu. Ia berkata " Apa kau Direktur Pei Grup, Tuan Pei Hu?" ucapnya
" Siapa kalian? mengapa menculikku seperti ini. apa yang kalian inginkan dariku?" ucap direktur Pei dengan keringat bercucuran di sekujur tubuhnya.
" Beraninya kau mau menikahi wanitaku?" Gumamnya.
Direktur Pei membuka matanya lebar-lebar, ia merasa pernah bertemu dengan lelaki hebat di depannya ini" Kau...kau Presdir Lianxi Grup Kim Yohan?" ucap Pei Hu gemetar.
" Hemm, Rupanya kau mengenaliku. Jika kau berani melakukannya, akan ku buat kau tidak bisa menjadi laki-laki lagi seumur hidupmu" ucap Yohan dengan senyuman menyeringai.
laki-laki ini sangat berbahaya, aku tidak boleh melawannya, Gumamnya dalam hati direktur Pei. "Tidak...saya tidak berani, tolong lepaskan saya" ucapnya.
Yohan melepaskan rambut laki-laki itu, dan berdiri" Kali ini aku mengampunmu, tapi jika kau berani macam-macam! Jangan salahkan aku bersikap kejam." Yohan Terus berjalan menuju pintu gudang. "Buang tua Bangka ini ke jalanan" ucapnya kepada para bodyguardnya.
Yohan meninggalkan gudang. derrtt..drettt.. handphone Yohan bergetar, dilayar tertulis pemanggil Kelinci kecil. Wajahnya langsung berubah ekspresi dari marah menjadi senang dan tersenyum, ia segera menerima panggilan itu." Kelinci kecil...Apa kau sudah merindukan aku?" ucapnya.
" Kau...kau omong kosong apa yang kau katakan!" jawab Tiara gugup.
" Terus... Kenapa kau menghubungiku, jangan-jangan kau ingin menikahiku ha..ha..." Kata Yohan tertawa.
" Tidak...aku hanya salah pencet saja" Tiara menutup telepon.
" Dasar laki-laki gila, Psikopat, Mesum. Dia tidak mungkin bisa membantuku" Tiara gelisah hingga tidak bisa tidur semalaman.
Waktu terus berjalan, tak terasa pagi sudah datang, para perias pengantin sudah datang dan siap mendandani Tiara dengan riasan terbaik mereka.
" Cepat! Cepat, dandani dia dengan cantik! Aku rasa direktur Pei akan tidak sabar untuk segera melihat pengantin wanitanya" ucap Tara menyindir.
Bruaakk...Pyaarr suara barang-barang dibanting dan pecah berserakan di lantai. "Pergi kalian semua! Aku tidak butuh kalian, cepat pergi!" ucap Tiara melempar apa saja yang ada didekatnya untuk mengahalau orang-orang yang diperintahkan Tara.
Tiara berusaha untuk kabur tetapi selalu gagal, para bodyguard yang Tara tempatkan didepan pintu kamarnya selalu bisa kembali menangkapnya. Sepertinya kali ini dia memang harus mengikuti keinginan mereka dulu dan menunggu ada kesempatan yang tepat untuk kabur dari genggaman mereka.
" Saudariku sayang... sebaiknya kamu menurut saja, tidak ada pilihan terbaik bagimu selain menikahi pria tua itu. Hmm...itu salahmu sendiri mengapa kau tidak mau memohon sedikit kepada si monster Yohan itu untuk menikahimu. Ya...setidaknya dia lebih muda ha...ha..." Tara tertawa puas, ia merasa telah berhasil menghancurkan hidup Tiara.
" Dasar kau iblis wanita! Apa salahku padamu. Kenapa kau sangat membenciku" ucap Tiara menggerakkan gigi.
" Membencimu! Ha ha iya. Aku bahkan lebih dari sekedar benci padamu, aku ingin memiliki semua yang kau miliki hanya untukku sendiri" Jawabnya berdiri menyilangkan tangannya dan membelakanginya Tiara.
Tiara cuma bisa terdiam, dipikiran hanya dipenuhi dengan keinginannya untuk segera kabur dari tempat yang sudah tidak layak lagi disebut rumah atau keluarga. Bagaimana mungkin papanya juga tidak perduli dengan nasibnya. Dia baru sadar selama ini, ia hanya dijadikan pion saja oleh papanya untuk mendapatkan keuntungan dalam bisnisnya.
" Ha...ha...Apa kau yakin aku akan semudah ini hancur. Kau cukup ingat baik-baik perkataan ku ini, aku akan membalas setiap rasa sakit yang kau berikan padaku selama ini" ucap tiara tertawa sudah seperti orang gila.
Tara memerintahkan para bodyguard nya membawa Tiara ketempat pesta pernikahan, agar acara ini cepat selesai. Jika Tiara sudah menikah dia tidak akan bisa merebut Jonatan dan perusahaan lagi dari tangannya.
semangat