"Terima kasih… Terima kasih..." ujar Yan Siyi dengan suara rendah. Setelah itu, dia tidak mengatakan apa-apa lagi. Dengan air mata dan senyum di wajahnya, dia keluar dari ruang operasi terhuyung-huyung.
Yan Siyi tidak tega melukai anaknya. Bagaikan tengah memegang harta karun yang langka, tangannya memegang dengan lembut perutnya yang belum membesar dan berjalan keluar dari rumah sakit.
Sayang, kita masih bisa hidup bahagia meski tanpa ayahmu. Karena kita saling memiliki, seperti ibu yang memiliki kakak… Seperti itu sudah cukup, kan? Dengan begitu, kita akan sangat bahagia dan gembira, batin Yan Siyi.
Sayang, ibu mencintaimu… Meskipun ibu masih sangat muda, mungkin masih belum tahu cara merawatmu, tapi itu tidak masalah, ibu bisa perlahan belajar dan perlahan mencari tahu… Batin Yan Siyi sembari menyungingkan senyum tipis di wajah pucatnya dan berjalan keluar dari rumah sakit.