Franco menatap semua yang berada di dalam ruangan itu satu persatu, terutama, pada anak-anaknya yang telah tumbuh besar tanpa ia sadari hanya dalam sekejap mata.
Ia merasa terharu, dan di dalam hatinya, ia berharap jika mendiang istrinya dalam melihat keharmonisan semua anaknya dari surga di atas sana.
Namun, ia tak mau membahas hal itu sekarang, tak ingin membuat mereka semua menjadi sedih karena dirinya yang sering terperangkap dalam kenangan masa lalunya bersama dengan mendiang istrinya tercinta.
"Aku…" Ucapnya dengan suara yang terdengar bergetar menahan emosi di dalam hatinya.
"Aku telah memilih kado untuk kalian dengan seksama, dengan melihat dari apa yang kalian butuhkan saat ini, bukan dari apa yang kalian inginkan," Ucap lelaki paruh baya itu, dengan raut wajah yang sangat serius.
Bahkan, Franco sampai berbicara sambil ia mengerutkan keningnya, menandakan keseriusan dalam ucapannya.
Astaga… Jadi ternyata Marino itu anak angkat?
Dokumen apa sih yang dikasih sama ayahnya itu?
Eng... Ing... Eng...