Mempunyai seorang istri yang galaknya bukan main tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Fadhil. Menyerah? tidak akan ada kata menyerah dalam kamus Fadhil. Dia akan tetap mencintai Aqila apapun yang terjadi. Sekalipun Aqila selalu jutek dan keras kepala. Meski kini mereka telah sah menjadi suami istri.
"Boleh aku bantu melepas bajumu?" tanya Fadhil malu-malu.
"Tidak perlu. Aku bisa sendiri." ucap Aqila ketus.
Fadhil hanya bisa diam dan pasrah di pojokan. Dia hanya bisa menatap istrinya yang sedang membuka jarum yang tersemat di hijab lumayan banyak itu. Tidak lagi mendengar celotehan Fadhil, membuat Aqila menoleh ke arah lelaki itu. Ternyata Fadhil masih memperhatikannya.
"Kenapa diam saja?" tanya Aqila.
"Ngoceh salah, diem salah.. terus harus gimana?" jawab Fadhil
"Kayak patung." ucap Aqila sambil membuka jarum pentul yang ada di hijabnya. Kebaya pun belum dia lepaskan.