Betapa perihnya hati Arsya melihat putri yang sangat dicintainya, mengabaikan dia begitu saja. Naya berlari masuk ke dalam kamar. Meninggalkan Arsya. Bukan hanya itu. Naya juga mengunci kamarnya dari dalam. Arsya khawatir jika Naya melakukan hal yang berbahaya. Entah kenapa pikirannya jadi sampai ke sana.
"Naya, bukakan pintunya Nak. Maafin Papa ya Nak." ucap Arsya sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Naya. Tapi bocah itu tidak juga mau membuka pintunya.
"Gimana Pak Arsya? apa pakai kunci cadangan saja?" tanya Bik Sutri.
"Oh iya bik. Saya ga kepikiran sampai sana." Arsya bisa sedikit lega. Karena masih ada kunci cadangan.
"Bapak terlalu khawatir makanya sampai lupa. Sebentar saya ambilkan dulu Pak." Bik Sutri pergi mengambil kunci cadangan kamar Naya.
"Ini Pak." beberapa saat kemudian Bik Sutri datang membawa kunci cadangan kamar Naya.