(POV Roman)
Tanpa disadari, aku banyak berbicara dengan Rikka. Entah itu melalui chat, telpon, atau bahkan video call. Rasanya menyenangkan. Walau agak terasa aneh pada awalnya, mengingat dia itu wujud Lemonku, tapi lama kelamaan aku sudah terbiasa.
"Bagaimana kuliahmu di sana?"
"Baik-baik saja. Kau sendiri bagaimana sekolahnya?"
"Aku tidak sekolah, yang kami lakukan hanya pelajaran tambahan, tidak wajib. Karena itu banyak murid yang bolos, hahaha."
"Oh, begitu. Baiklah, aku tunggu di kampus ini, ya. Aku akan jadi senpai-mu!"
"Oke deh, Rikka-senpai!"
"A-aku cuma bercanda, jangan memanggilku begitu!"
"Tidak mau, Rikka-senpai!"
"Moo!!!"
Kami tertawa-tawa selama di telpon. Lev dan Erza sampai menatap ke arahku.
Tak seberapa lama, aku pun menutup telponnya.
"Kalian mesra sekali ya, apa kau sudah bilang suka padanya?" Lev bertanya sambil bermain handphone.