Dila terus membelai wajah Bara. Ia kecup pipi dan bibir itu kembali. Meluapkan semua cinta dan kasih sayangnya. Meski semuanya berat namun ia harus menjalaninya, tak mungkin membiarkan orang yang dicintainya menderita.
Dila menahan tangisnya, tak mau tangisannya malah membuat Bara terjaga. Jika ia tak memenuhi permintaan Iqbal dan Defri maka hidup Bara ada dalam bahaya. Dila membuka pintu kamar perlahan-lahan agar tak mengeluarkan suara. Netranya memendar menatap sekeliling rumah mertunya. Hening, belum ada ART yang terjaga.
Tempat tinggal ART dan keluarga Herman berbeda. Para ART tinggal di paviliun yang ada di belakang rumah.