Chapitre 446: 28. TANGISAN DILA

Di belahan bumi lainnya seorang wanita terbangun dari tidur lelapnya. Ia berteriak kencang seraya menangis tersedu-sedu. Ya wanita itulah Dila, istri dari Aldebaran atau Bara. Dila meninggalkan suaminya demi menyelamatkan pria itu.

"Bara maafkan aku," ucap Dila terisak-isak. Dila menghidupkan lampu lalu menyeka keringat di pelipisnya. Hampir tiap malam ia selalu bermimpi menggigau memanggil nama Bara.

"Bara aku merindukan kamu, tapi aku merasa sakit. Tidak bisa menyentuh atau bahkan melihat kamu. Gimana kabar kamu sekarang? Bara apa kamu baik-baik saja? Apa kamu sudah menikah lagi?" Dila menerawang menatap langit-langit kamar.

Cinta yang Dila punya berasal dari ayat-ayat cinta. Meninggalkan untuk melindungi. Inilah yang namanya definisi cinta yang tak harus bersama namun saling mendoakan dan saling merindukan di dalam mimpi. Perpisahan yang mereka diluar kehendak keduanya. Mereka harus berpisah karena keadaan.