Télécharger l’application
11.01% Bad Girl VS Bad Boy / Chapter 25: Chapter 25

Chapitre 25: Chapter 25

"Gue nggak terima lo di serang sama mereka Rey," ujar Vion berapi- api, Bian mengangguk meng-iyakan.

"Kita nggak usah serang balik, lagian mereka tadi udah babak belur banget. Gue benar- benar masih nggak nyangka Kelli ngehabisin nyaris setengah dari mereka," kata Reyhan sembari menyeruput es tehnya. Beberapa menit kemudian, ia melihat Kelli dari jauh berlari ke arah mejanya. Sesampai di hadapannya, perempuan itu berusaha mengatur napasnya.

"Lo kenapa lari - lari kayak gitu?" tanya Reyhan, Kelli memandangnya dengan tatapan datar.

"Menurut lo? Ngapain lo suruh gue kesini?" tanya Kelli baik dengan wajah kesal.

"Nggak papa sih. Cuma pengin lo kesini aja," jawab Reyhan enteng. Jika membunuh itu tidak dosa, Kelli mungkin sudah membunuh laki - laki di depannya.

"Gue bela - belain lari sama ninggalin Rian di perpustakaan, dan lo dengan mudahnya bilang gitu." Kelli tidak habis pikir dengan Reyhan. Kelli benci Reyhan, laki - laki yang seenaknya sendiri dan egois.

"Kell, sini duduk sama abang Bian. Jangan berdiri terus. Biarin si Reyhan, emang suka gitu anaknya." Kelli mendudukkan dirinya di samping Bian.

"Btw, lo ngapain di perpustakaan sama si Rian?" tanya Vion penasaran.

"Iya, gue perhatiin akhir - akhir ini lo makin dekat aja sama tuh cowok." Bian ikut menimpali.

" Belajar matematika." Mendengar jawaban Kelli, ketiga laki - laki itu tertawa.

"Mana mungkin cewek kayak lo belajar matematika," cemooh Reyhan, sedangkan Kelli memutar bola matanya jengah.

.

"Besok lo wajib nonton kita tanding di SMA Pelita, ntar lo anter gue kayak tadi. Selama lo jadi pembantu gue, lo wajib antar jemput gue." Reyhan menatap Kelli, menunggu respon perempuan itu.

"Iya curut iya," balas Kelli.

***

"Mana sih si kucing garong, kok lama banget." Reyhan menunggu di depan gerbang sekolah seraya bersedekap, ia tidak melihat perempuan itu sedari tadi. Reyhan berdecak, ia tidak suka menunggu. Ia menoleh ke kanan, ia mendapati Kelli dan Rian yang berjalan mendekat seraya menuntun motor.

'Bagus. Gue nunggu lama disini, sedangkan dia enak - enakan ngobrol sama si Rian,' batin Reyhan kesal.

"Daritadi Rey? " tanya Kelli seraya menyodorkan helm kepada laki - laki itu, Reyhan menerimanya tetapi enggan menjawab pertanyaan perempuan itu.

"Gue duluan ya Kell," pamit Rian.

'Apa gue invisible gitu ya, pamitnya cuma sama Kelli doang. Tapi bagus deh dia pergi, kalau bisa nggak usah balik lagi,' batin Reyhan seraya menatap tajam Rian yang mulai pergi menjauh dengan motornya.

Di jalan tidak ada yang membuka topik obrolan, Reyhan masih marah dengan perempuan itu. Sesampai di rumah Reyhan, Kelli langsung pamit. Reyhan mengangguk, dan kembali mengingatkan tentang kompetisi besok.

"On time, jangan ngaret." Kelli mendengus.

"Bukannya lo yang bangun kesiangan akhirnya sampai sana ngaret," ucap Kelli sarkas.

***

"Ma, Kelli berangkat ya." Ivy yang sedang berada di dapur, meneriaki anaknya, memintanya untuk sarapan.

"Sarapan dulu," perintah Ivy, Kelli berbalik dan duduk di salah satu kursi disana.

"Mau kemana kamu?" tanya Ivy seraya meletakkan sepiring roti bakar di depan Kelli, perempuan itu segera menyambar roti bakar buatan mamanya itu.

"Mau liat teman tanding basket Ma," jawab Kelli.

"Siapa nama teman kamu itu?" tanya Ivy lagi.

"Reyhan Ma, udah ya Kelli berangkat." Setelah menyeruput habis susunya, ia menyalami Ivy dan langsung tancap gas ke rumah Reyhan.

Jalanan masih sangat sepi, Kelli sengaja ingin berangkat pagi. Ia takutnya jika berangkat agak siangan, si curut masih tidur. Dan pastinya ia akan terkena amukan Reyhan. Sesampai di depan gerbang milik laki - laki itu, Pak Rudi a.k.a satpam Reyhan membukakan pintu gerbang untuknya.

"Wah makasih Pak," ucap Kelli seraya tersenyum. Kelli melajukan motornya dan memakirkannya di halaman rumah Reyhan. Di teras rumah laki - laki itu ada wanita paruh baya yang kemarin mengantarnya ke kamar laki - laki itu, ia sedang menyapu.

"Pagi Bu, Reyhannya ada?" tanya Kelli, wanita paruh baya itu tersenyum.

"Ini Mbak yang kemarin ya? Mas Reyhannya lagi sarapan mbak," jelas wanita itu.

"Kelli masuk ya Bu,"ijin Kelli, wanita paruh baya itu mengangguk.

Kelli melangkahkan kakinya masuk ke rumah Reyhan, ia tidak berhenti berdecak kagum dengan interion rumah laki - laki itu. Padahal ini kali kedua dirinya masuk ke dalam rumah laki - laki itu, tetapi ia tidak bisa berhenti kagum.

"Makan Kell," tawar Reyhan, Kelli menggeleng. Ia duduk di depan laki - laki itu, Kelli memperhatikan Reyhan yang makan sarapannya dengan lahap. Kelli tertawa kecil, Reyhan menaikkan sebelah alisnya.

"Lo laper apa doyan?" tanya Kelli, Reyhan mengindikkan bahunya. Satu hal yang baru Kelli tahu, selesai makan Reyhan mencuci piringnya sendiri. Kelli mengira jika laki - laki itu manja. Danmelihat penampilannya yang berantakan itu, tapi siapa sangka kamar laki - laki itu cukup rapi. Kelli benci mengakui jika kamar milik laki - laki itu lebih rapi daripada kamar miliknya.

"Ayo." Reyhan menarik tangannya.

"Lepasin tangan gue," pinta Kelli. Reyhan tidak mengindahkan perempuan itu dan terus menariknya hingga keduanya sampai di depan motor milik Kelli.

"Gue yang bonceng," ujar Reyhan. Kelli segera duduk di belakang laki - laki itu, keduanya meninggalkan pekarangan rumah Reyhan.

Reyhan menuntun tangan Kelli agar memeluknya, karena dirinya akan melajukan motor dengan kecepatan tinggi seperti biasa. Kelli mendengus, modus seperti biasa. Jalan lumayan ramai, dan mulai macet pastinya.

***

Sesampai di sana, keduanya langsung masuk ke dalam. Mereka berjalan bersisihan, beberapa orang menatap ke arah Reyhan dengan tatapan memuja.

"Kamu Reyhan, kan? ingat sama aku nggak?" tanya perempuan dengan make up lumayan tebal, Reyhan hanya menggeleng.

"Masa kamu nggak ingat, dulu kan kita pernah pacaran." Perempuan itu mengerucutkan bibirnya.

"Emang pernah?" tanya Reyhan balik, dan berlalu. Kelli menahan tawanya, ia kasihan dengan perempuan itu. Ia tidak habis pikir dengan kebanyakan perempuan yang menyukai laki - laki jahanam seperti Reyhan. Yang hobinya tebar pesona, playboy, dan bodoh tentu saja. Cinta memang buta, seperti perempuan tadi. Sudah di campakkan laki - laki itu, tapi masih berharap dengan Reyhan.

Namanya juga Reyhan, pasti habis manis sepah di buang. Sebelum Kelli pergi, perempuan itu sempat mendelik ke arahnya. Kelli mengindikkan bahunya dan mengejar Reyhan yang berjalan jauh di depannya.

"Gue nggak nyangka selera lo kayak gitu," ucap Kelli, Reyhan menatapnya penuh tanya.

"Kayak tante - tante," lanjut Kelli. Reyhan mengindikan bahunya tidak peduli dengan perempuan di sampingnya.

"Ngomong - ngomong mantan lo banyak juga ya. Nggak heran sih, mulut lo kan manis pasti gara - gara banyak nonton drama korea." Reyhan menggeram, ia melirik tajam perempuan di sampingnya.

"Lo bisa diam nggak," perintah Reyhan ketus. Kelli tersenyum lebar, ia senang menggoda laki - laki itu.


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C25
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous