Reyhan langsung pulang, ia tidak jadi menemui Kelli. Reyhan tidak ingin perempuan itu menganggapnya mengemis perhatian. Reyhan menyadari, sepertinya Kelli menjauhinya. Laki - laki itu menghela napas, ia berusaha menutup matanya untuk tidur. Namun itu tidak berhasil. Ia ingin mengirim pesan kepada perempuan itu, tapi rasa gengsi sedari tadi menguasainya.
***
Kelli merenung di bawah cahaya bulan. Sesekali ia membuka ponselnya, mengecek siapa tahu laki -laki itu mengirim pesan kepadanya. Tapi nihil, ia tidak menemukan pesan Reyhan.
"Dek lo ngapain?" tanya Deren, laki - laki itu mendudukan dirinya di samping Kelli. Perempuan itu bungkam.
"Lo mikirin teman masa kecil lo itu?" tanya Deren lagi, Kelli menggeleng. Setelah itu Deren memilih diam, ia membiarkan Adiknya berkutat dengan pikirannya. Kelli melirik Kakaknya yang berada di sebelahnya,
"Bang Der," sahut Kelli, laki - laki itu langsung menoleh. Deren tersenyum lebar, ia senang akhirnya Adiknya itu ingin cerita kepadanya. Selama ini Deren sibuk dengan kuliahnya, tanpa memperhatikan Adik perempuannya. Ia jarang pulang, laki - laki itu selalu menginap di apartemennya karena banyak tugas. Lagipula jarak rumah dan kampusnya cukup jauh.
"Aku haus," ucap Kelli seraya nyengir lebar, membuat Deren memutar bola matanya sebal. Tapi walau begitu laki - laki itu berdiri dan masuk ke dalam rumah.
"Reyhan kampret. Gue dari tadi nggak bisa berhenti mikirin lo." Kelli bermonolog, perempuan itu mengacak rambutnya kesal.
"Lo nggak bisa berhenti mikirin gue? " Kelli merasa familiar dengan suara ini. Kelli pun menoleh, ia mendapati Reyhan menatapnya dengan seringaian.
"Lho, kok lo disini? " tanya Kelli heran, Reyhan mendekati Kelli dan duduk disamping perempuan itu.
"Jadi lo beneran mikirin gue? " tanya Reyhan jahil tanpa berniat menjawab pertanyaan Kelli. Membuat perempuan itu kesal, Kelli pun bungkam. Keduanya sibuk dengan pikiran masing - masing. Kelli menoleh mencari sosok Deren, tapi Kakaknya itu tidak menampakkan batang hidungnya.
"Kell ternyata lo punya kakak ya, tadi gue ketemu sama dia," ujar Reyhan, Kelli hanya menjawab dengan deheman. Oh iya, Kelli baru ingat. Tentang percakapan Reyhan dkk tadi sewaktu istirahat. Kelli harus menuntaskan ini.
"Rey asal lo tau, gue nggak bakal bertekuk lutut sama lo." Reyhan terkejut setelah mendengar penuturan Kelli. Reyhan membuka mulutnya ingin berbicara tapi kemudian tertutup lagi. Ia tidak tahu, perempuan itu tahu dari mana. Setahu Reyhan hanya dirinya, Vion dan Bian yang mengetahui tentang hal itu. Tiba - tiba ia teringat, Nita juga mengetahui hal ini.
'Pasti ulah si Nita,' batin Reyhan geram.
"Mulai sekarang jangan pura - pura baik ke gue dan jangan sok khawatir sama gue. Karena gue nggak akan pernah bertekuk lutut sama lo. Gue juga sangsi sama yang waktu itu lo nembak gue pas lagi truth or dare. Pasti itu cuma permainan lo doang," ucap Kelli tegas, Reyhan bingung menanggapi apa. Karena apa yang di katakan Kelli ada benarnya juga.
"Lo pasti ngantuk, bicara lo jadi ngelantur," ujar Reyhan dengan senyuman di paksakan. Kelli yang sedari tadi menghadap lurus kedepan, sekarang menolehkan kepalanya kesamping tepat dimana laki - laki itu duduk.
"Gue serius Rey," ucap Kelli tegas, Reyhan pun berdiri.
"Ya udah kalo gitu, gue nggak akan pura - pura lagi. Tapi kalo urusan bertekuk lutut, gue ga bakalan nyerah buat lo terpesona dan suka sama gue," ucap Reyhan dan berlalu meninggalkan Kelli yang terdiam. Kelli berpikir apa kata - katanya itu terlalu kasar, hingga membuat laki - laki itu pergi. Padahal Reyhan belum ada satu jam mengobrol dengannya disini. Jangankan satu jam, setengah jam pun belum ada. Kelli pun beranjak masuk ke dalam rumah dan bersiap tidur di kamarnya. Hari ini pikirannya terlalu berat dan lelah.
***
Mungkin Reyhan sudah gila, karena ia ke rumah Kelli malam - malam seperti ini. Ia sulit memejamkan matanya, lebih baik ia langsung menemui perempuan itu. Tetapi yang ia dapat adalah rencananya di ketahui oleh Kelli, Reyhan tidak menyangka akan ketahuan secepat ini. Ia harus mulai menyusun rencana baru lagi, Reyhan pun meninggalkan pekarangan rumah Kelli. Ia melajukan motornya ke rumah Vion.
'Knock.. knock.... ' Pintu terbuka, menampakkan Vion dengan wajah kesalnya.
"Lo ngapain kesini?" sembur Vion, sedangkan Reyhan ia tidak berniat menjawab pertanyaan Vion. Ia langsung menyerobot masuk ke dalam rumah laki - laki itu.
"Kok sepi?" tanya Reyhan. Rumah Vion yang biasanya ramai karena tingkah orang tua Vion yang masih seperti anak muda labil, kini sepi.
"Biasa, lagi honeymoon. Btw, ada masalah? " tanya Vion. Seperti dugaan Vion, sahabat yang duduk di depannya ini mempunyai masalah. Melihat raut muram Reyhan, itu sudah mewakilkan jawaban laki - laki itu.
"Kelli udah tau nyet," ucap Reyhan seraya mengusap mukanya kasar. Vion terkejut, apa ini ada hubungannya dengan Nita itu.
"Coba lo ceritain dari awal," pinta Vion, Reyhan mulai bercerita ketika Kelli memilih pulang lebih dulu dan mulai menjauhinya hingga ketika ia mengobrol dengan Kelli sebelum pergi ke rumah Vion. Tidak lupa ia mengatakan tentang kecurigaannya tentang Nita.
"Lo kan di skors besok, nah besok biar gue coba tanyain ke Nita," usul Vion, sedangkan Reyhan hanya mengangguk.
"Rey lo sadar ga sih kalo tuh cewek suka sama lo? " tanya Vion, Reyhan yang sibuk dengan poselnya menoleh.
"Siapa? Nita? " tanya Reyhan balik, Vion mengangguk.
"Tau" jawab Reyhan singkat, membuat Vion kesal.
"Lo harus hati - hati sama dia, kayanya dia anaknya licik." Mendengar penuturan Vion, Reyhan balas dengan anggukan. Malam itu keduanya mengobrol panjang lebar, saling bercanda satu sama lain.
***
Paginya Reyhan masih bergelung di dalam selimutnya, Vion yang melihat itu menggelengkan kepalanya. Dengan iseng laki - laki itu memercikkan air di wajah sahabatnya. Reyhan pun terkejut dan langsung membuka matanya, melihat Vion yang nyengir membuat Reyhan memaki laki - laki itu.
"Eh lo nggak ada niatan buat ke rumah Kelli? Ajak dia jalan kek atau gimana gitu." Reyhan hanya mendengus mendengar perkataan Vion. Ia lagi tidak ingin bertemu perempuan itu, nanti Kelli menjadi besar kepala karena laki - laki seganteng dirinya mendekatinya secara agresif. Tidak, bukan itu alasan sebenarnya. Reyhan tidak mau rencananya gagal jika ia terlalu agresif mendekati Kelli. Lagi pula kemarin Kelli memintanya agar tidak bersikap sok baik.
"Gue lagi nggak mau ketemu dia dulu," jawab Reyhan, Vion mengangguk mengerti.
***
Di sekolah Vion menceritakan semuanya kepada Bian dan laki - laki itu tersenyum sinis, Bian sudah menduga jika perempuan seperti Nita itu licik.
Jam istirahat, Keduanya berjalan beriringan ke kantin. Tidak sedikit yang mengagumi keduanya. Selain Reyhan, Vion dan Bian juga menjadi idola sekolah. Seperti biasa keduanya duduk di pojok ruangan, mereka sesekali melihat pintu kantin. Siapa lagi kalau bukan mencari Nita, mereka ingin mengintrogasi perempuan itu. Ketika melihat Nita yang masuk ke dalam kantin, keduanya heboh memanggil perempuan licik itu.
"Akhirnya ketemu juga sama lo," ucap Bian setelah Nita duduk di depannya. Sedangkan perempuan itu tersenyum manis, membuat Bian risih.
"Kita mau tanya sama lo. Kelli kok bisa tau tentang rencana Reyhan?" tanya Vion tidak sabar.
"Rencana? Oh itu, rencananya Kak Reyhan yang pengen Kelli bertekuk sama dia?" tanya Nita. Vion dan bian mengangguk bersamaan.
"Waktu itu, aku sama Kelli istirahat ke kantin. Sampai kantin, kita dengar rencana kalian. Kelli itu dengar sendiri, jadi jangan berpikiran kalau aku yang bilang ke dia. Kalau kalian nggak percaya, kalian bisa langsung tanya ke Kelli." Setelah mendengarkan penjelasan Nita, Vion dan Bian bungkam.
"Terus rencananya gimana Bi? Pasti bakalan lebih susah lagi deketin tuh cewek, kayaknya dia juga jaga jarak sama si Reyhan," dumel Vion.
"Mending kita bilang ke Reyhan dulu, ntar kita pikirin lagi rencanya," balas Bian.
'Jadi si barbar jauhin kak Reyhan..., ' batin Nita senang.