Télécharger l’application
5.92% MY UNCLE, MY HUSBAND / Chapter 43: ASAL KAMU BAHAGIA

Chapitre 43: ASAL KAMU BAHAGIA

Di ruang kerja Ardham, nampak semua berkumpul, baik Abay, Bella, Anna, Marvin, Jian, dan Nadine. Sesuai kesepakatan awal antara Nadine dan Ardham jika di hadapan orang-orang maka Nadine tetap memanggilnya paman. Pagi ini di ruangan kerja Ardham, adalah hari yang sangat pemting buat Nadine, karena Nadine harus menandatangani surat wasiat Kakeknya William Aisyell. Dan juga menerima semua aset perusahaan Papanya Arsen Aisyell dari Bella. Ini semua bagaikan mimpi bagi Seorang Nadine, di mana awalnya yang dia tahu hanya anak yatim piatu yang di bolehkan tinggal di rumah besar milik pamannya Ardham.Waktu itu Nadine merasa tidak mempunyai apapun, tidak orang tua ataupun harta kekayaan,selain menumpang di rumah besar Ardham.Tapi hari ini semua aset perusahaan ternama ,baik dari William Group dan Arsen Group telah menjadi miliknya. Belum lagi jika nanti dia menikah dengan Ardham yang juga mempunyai perusahaan di mana-mana, apakah dia bisa di anggap wanita yang sangat beruntung,..?" Nadine menghela nafas panjang ini benar-benar bagaikan mimpi buatnya.

" Nadine,...tanda tangani berkas yang sudah di siapkan Jian,.." ucap Ardham membuyarkan lamunan Nadine. Jian berdiri dari duduknya dan meletakkan beberapa berkas dan selembar surat wasiat William di atas meja, untuk segera di tanda tangani Nadine.

Di pandu Jian yang berada di sampingnya, Nadine menandatangani semua berkas yang ada. Tidak memakan waktu lama, semua proses sudah di selesaikan Jian, dan di serahkan kembali pada Ardham.

" Emm,....paman,..." bisakah aku mengatakan keinginanku,..." ucap Nadine yang begitu tiba-tiba.

" Apa Nad,...?" tanya Ardham sedikit heran, Semua mata yang di ruangan itu pun menatap Nadine.

" Sebenarnya aku mau menandatangani surat Kakek William itu, hanya karena tidak ingin semua aset Kakek William jatuh ke tangan Kakek Robet yang jahat, tapi jujur aku tidak bisa menerima semua warisan Kakek William , aku hanya mau menerima dan melanjutkan warisan punya Papa Arsen saja,..." ucap Nadine dengan tenang, tapi sangat mengagetkan semua orang yang di dalam ruangan, termasuk Ardham.

" Lalu,...apa yang akan kamu lakukan dengan warisan William yang sebanyak itu,..?" tanya Ardham tak habis pikir.

" Aku ingin memberikannya pada orang-orang yang selama ini sangat perduli padaku,..." aku ingin,.. Paman Abay, Bi An, Marvin dan Jian yang menerima semua warisan kakek,..." dan itu tentu dengan persetujuan Paman Ardham, dan Paman Ardham yang akan membaginya,..." ucap Nadine dengan kepala tertunduk, merasa takut jika Ardham akan kecewa pada dirinya. Semua matapun menatap Nadine dengan perasaan yang bercampur aduk, antara percaya dan tidak percaya dengan yang di ucapkan Nadine.

" Nadine,..?" apa yang kamu katakan sayang,..warisan william sepenuhnya adalah milikmu,..?" kenapa harus kamu berikan pada kami yang tidak ada hubungan darah denganmu,...?" ucap Anna menangkup wajah mungil Nadine.

" Kalian semua memang tidak ada hubungan darah denganku,..tapi aku sungguh merasa aku adalah bagian dari diri kalian,.." kalian sangat menyayangiku dan selalu menjagaku selama ini, bahkan kalian semua mempertaruhkan nyawa kalian demi aku,..." aku sangat berhutang budi pada kalian semua,..." ucap Nadine dengan mata yang berkaca-kaca.

" Paman Ardham, apakah paman setuju dengan keputusanku,..?"semua tergantung pada paman, karena pamanlah yang berhak atas diri Nadine,.." tatap Nadine pada Ardham. Berlahan Ardham memijit pelipisnya, jujur keputusan Nadine soal harta warisan William sangat mengagetkan Ardham, namun dia akan selalu mendukung apa yang di inginkan Nadine.

" Apapun keputusanmu Nad,...lakukan saja jika itu menurutmu yang terbaik, paman akan selalu mendukungmu,..." ucap Ardham yang mendinginkan hati Nadine.

" Trimakasih Paman,...Paman Ardham memang yang terbaik,..." sahut Nadine memberikan senyuman termanisnya.

" Maaf Paman Ardham,.." aku tidak bisa menerima pemberian Nadine,...aku tidak mau berhutang budi pada siapapun,.." sela Jianying yang begitu tiba-tiba.

" Apa maksudmu Jian,...?" kamu tidak akan berhutang budi apapun padaku,.." aku tidak menganggap seperti itu,.." aku memberikannya padamu karena kamu dan yang lainnya sangat berarti bagiku,..." jelas Nadine pada Jian dengan kesal melihat keras kepalanya Jian.

" Bagiku sama saja,.." sahut Jian menatap wajah Nadine yang terlihat sangat kesal padanya.

" Paman Ardham ,..maaf tugasku, menyiapkan warisan ini sudah selesai, aku ingin istirahat sebentar,...nanti paman bisa panggil aku lagi, untuk membahas ke rumah Robet,..." ucap Jian, kemudian berlalu dari ruangan kerja Ardham.

" Paman Ardham,....bisakah kamu membujuk Jian agar bisa menerimanya,...?" tanya Nadine pada Ardham. Namun Ardham tidak mengiyahkan permintaan Nadine.

Ardham menatap Abay, Bella, Anna dan Marvin secara bergantian.

" Aku rasa untuk hari ini aku anggap cukup sampai di sini, untuk pembagiannya nanti aku akan menghubungi kalian, " ucap Ardham pada mereka berempat.

" Bella untuk berkas aset perusahaan Arsen apa sudah kamu berikan pada Jian,..?" tanya Ardham pada Bella.

" Sudah Dham aku berikan semuanya pada Jian,..." dan terimakasih aku ucapkan karena selama ini kamu juga sangat perduli dengan keselamatan Marvin,..." ucap Bella tersenyum seraya menepuk bahu Ardham.

" Sama-sama Bel,..." akan aku lakukan semampuku untuk melindungi kalian semua,..." ucap Ardham membalas senyuman Bella.

" Baiklah,..aku pulang dulu,..kalau ada apa-apa hubungi aku Dham,.."

Ardham mengangguk kecil.

" Dham,...." panggil Anna menghampiri Ardham yang lagi menatap Nadine yang terlihat kesal hanya karena Jian.

" Ya An,....ada apa,..?"

" Maafkan aku jika aku jarang pulang ke rumah, kamu tahu sendirikan bagaimana pekerjaanku,..?" ucap Anna yang memang sengaja menghindari Ardham agar bisa melupakan luka hatinya.

" Ya , tidak apa-apa An,...yang terpenting pintu rumah ini selalu terbuka untukmu,.." kamu adalah sahabat terbaikku An,..." sahut Ardham.

" Bisa aku memelukmu Dham,..sudah lama aku tak memelukmu,..." ucap Anna memohon.

" Ya...tentu saja,..." jawab Ardham , kemudian Anna memeluk Ardham dengan sangat erat.

" Ini mungkin terakhir aku bisa memelukmu Dham,...semoga kamu bahagia bersama Nadine,..aku tahu kalian sudah saling memiliki dengan adanya cincin di jari manis kalian,.." ucap Anna dalam hati.

" Sudah belum An,...pelukannya,..?" tanya Ardham merasa tidak enak karena Nadine sedang menatapnya.

Dengan sedikit malu Anna melepaskan pelukannya.

" Aku juga mau pamit Dham,.." jika kamu membutuhkan aku, kapan saja aku siap menampung ceritamu,..." ingat,..jaga Nadine baik-baik,..." ucap Anna dengan tulus.

" Kamu juga,...jaga diri baik-baik An,..." pesan Ardham pada Anna.

" Bay,..apa kamu juga mau pulang,...?" jangan lupa besokp pagi kita harus berangkat ke Yayasan William Care,.." ucap Ardham mengingatkan Abay yang lagi menyesap kopi terakhirnya.

" Kamu tunggu aja,..dan trimakasih atas semuanya,...ini sangat luar biasa,..aku tidak tahu harus bilang apa,.." ucap Abay memeluk Ardham.

" Lepas pelukanmu,...aku masih normal Bay,..." ucap Ardham pada Abay yang tertawa terkekeh.

" Lihat Dham,...gadis kecilmu,...lagi bersama Marvin,..." apa kamu tidak takut gadismu berpaling nantinya,...?" goda Abay tertawa sambil ngeloyor pergi. Ardham menatap geram pada Abay yang telah menghilang dari balik pintu.

" Paman Ardham,.." panggil Marvin yang duduk di samping Nadine.

" Hm,...apa,...?" balas Ardham sembari menyusul duduk di samping Nadine.

" Besok malam, kita ada acara kegiatan kampus ke puncak ,...bolehkan Nadine ikut paman,..?" Nadine sih bilang oke, tapi harus ijin paman dulu katanya,.." ucap Marvin berharap agar Ardham mengijinkan.

Ardham menatap Nadine, namun Nadine mengalihkan perhatiannya ke ponselnya, takut membalas tatapan Ardham. Ardham tahu Nadine pasti menginginkan kegiatan, karena memang usia Nadine masih muda, yang pasti banyak keinginan.

" Apa kamu menginginkannya Nad,...?" tanya Ardham dengan suara beratnya. Nadine menatap Ardham , kemudian mengangguk kecil sedikit ragu.

" Baiklah Marv ...daftarkan Nadine,...Jian juga,..." nanti paman juga akan menyuruh anak buah Abay menjaga kalian di sana,.." sahut Ardham datar.

" Benarkah boleh Dham,..?" ehh,..paman,..?"tanya Nadine yang salah panggil, memalingkan wajah agar Marvin tidak melihat rasa gugupnya.

" Mantap paman,..." oke aku segera ke kampus hari ini,.." Nad,..apa kamu mau ikut,...?" tawar Marvin.

" Nadine tidak akan ikut, biar hari ini dia istirahat Marv,..." jawab Ardham mewakili Nadine.

" Oke deh,...Marv pulang dulu paman.,.." bye Nad sampai ketemu besok,.." ucap Marvin seraya berdiri dan keluar dari ruang kerja Ardham.

" Dham,...kamu yakin mengijinkan aku pergi,..?" tanya Nadine menggeser duduknya duduk dekat di samping Ardham.

" Kalau aku tidak mengijinkan, kamu juga pasti akan kecewa,.." sahut Ardham datar, sambil memijit kepalanya yang terasa pusing hari ini.

" Aku sama sekali tidak akan kecewa, jika kamu tidak mengijinkan Dham,.." ucap Nadine menatap wajah Ardham yang sedikit pucat.

" Tidak apa-apa kamu bisa pergi, aku juga besok pagi harus berangkat ke Yayasan William care, mungkin dua hari di sana sama Abay.." jelas Ardham yang sekarang memijit tengkuknya. Kepalanya terasa semakin pusing.

" Kamu sakit Dham,..?" tanya Nadine melihat wajah Ardham yang pucat, dan terlihat gelisah.

" Sedikit pusing Nad,.." jawab Ardham menyadarkan kepalanya di kursi.

" Sini sayang,...tidurlah di pangkuanku,..biar aku memijit kepalamu,..." ucap Nadine meraih kepala Ardham dan di rebahkannya dalam pangkuan. Tanpa bicara Ardham pun merebahkan kepalanya di pangkuan Nadine.

Mata Ardham terpejam merasakan jemari halus Nadine yang memijat kepalanya dengan lembut.


L’AVIS DES CRÉATEURS
NicksCart NicksCart

siang kk,..

happy reading,..

siang ini aku up lg y kk buat semua kk yg tercinta,...

sebelumnya aku minta maaf y kk sekedar info saja,..jika koment di ulasan atau di review kasik bintang 5 y kk hehehe biar rating tidak turun drastis kk ...maaf skli lg y kk ...

luv u utk kk semuany dr Ardham,...

Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C43
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous