Télécharger l’application
50% Kenapa harus aku? / Chapter 2: Piyama

Chapitre 2: Piyama

Sampai di rumahnya masing masing, bani langsung menuju ke kamarnya dan mempersiapkan pakaian yang akan dipakai untuk sebentar malam nanti. Dia ingin berpenampilan perfect di hadapan pacarnya. Saking lamanya memilih baju, dia memutuskan untuk rebahan sebentar sambil menghayal rencana dia yang telah direncanakan. Tanpa sadar bani ketiduran. Waktu menunjukan pukul 18:30. Bani kaget dan langsung terbangun dari tidurnya kalo sebentar malam dia ada janjian dengan sansa. dengan muka setengah ngantuk dia ngecek Hpnya, teryata Hpnya di penuhi panggilan dan beberapa message dari sansa.

Pesan dari sansa

📩 "kita mau makan dimana" - 17:30

📩 "babe" - 17:43

📩 "hello" - 17:45

📩 "hei" - 17:48

📩 "P" - 17:55

📩 "P" - 18:00

📩 "kok gak balas" - 18:05

📩 "kamu dmana? - 18:10

📩 "gak jadi ya? - 18:15

📩 "kalo emang gak jadi, ya di batalin aja" - 18:20

bani langsung bergegas ke kamar mandi, gak smpai 3 menit bani langsung buru buru keluar. Dengan cepatnya dia memakai baju yang telah di persiapkan sejak sore tadi. Kehebohan di dalam kamarpun terdengar sampai diluar. bii ijah dan bundanya mendengar suara yang tak beraturan dari dalam kamarnya. Dengan style yang sempurna bani keluar kamar dan menunjukan ke bundanya.

"bun coba lihat penampilanku, udah perfect belum? Kata bani sambil bergaya cool di hadapan bunda.

"lumayan, anak bunda mau kemana? Udah berpenampilan rapi kayak gini" tanya bundanya sambil melihat gaya anaknya yang super lebay.

"tadi sansa ngajak ngedate, ya makanya aku berpenampilan perfect kyak gini" jawab bani sambil merapikan rambutnya

Bani langsung menuju garasi memanaskan mobilnya. Jam menunjukan pkul 18:48.

"bun, aku pergi dulu" kata bani berpamitan sambil mencium kening bunda

"hati hati ya nak, jangan pulang terlalu malam" jawab bunda sambil menyodorkan sesuatu.

Bani pun langsung menuju ke rumahnya sansa yang lumayan jauh dari rumahnya.

Dalam perjalanan bani menelpon sansa, dia ingin memberi tahu kalo dia dalam perjalanan ke rumahnya. Sansa tak kunjung mengangkat telp dari bani. Dengan cepat dia menancap gas mobilnya agar cepat smpai di rumahnya sansa.

Sesampinya di rumah pacarnya, bani langsung memakirkan mobilnya, bani melihat bapak dan ibunya sansa lagi ngobrol di teras rumah.

"malam om, tante" kata bani dengan senyum

"malam, mau cari siapa? Jawab bapaknya sambil bercanda dan mempersilahkan bani duduk.

"cari anak gadis yang cantik di rumah ini" jawab bani lagi dengan balasan bercanda.

Dengan sontak ibunya memanggil sansa,

"saa, ada bani" kata ibunya

Dengan cepat sansa segera keluar menuju teras rumah. Sansa melihat bani sudah berpakian rapih untuk mengajaknya kluar. Dan dia sendiri masih memakai piyama. Bapak dan ibunya sansa lansung bergegas masuk.

"loh kok kamu belum gantian" kata bani

"udah gak mood keluar" jawab sansa sambil membelakangi bani

"lah kok gak mood sih, kan ini juga masih pukul tujuh lewat. Aku gak telat kan? Kata bani dengan sdikit kesal.

"bukan gak telat atau apa, kamu dari tdi aku telp malah gak diangkat. Kamu malah read pesan dari aku. Gak ada inisiatif mau bales chat atau telp balik. Kamu keluar sendiri aja" jawab sansa dengan nada meninggi.

Bani berusaha merayu sansa agar malam itu mereka jadi keluar bareng.

"gini deh, aku mau turutin apa yang kamu mau" kata bani dengan sedikit rayuan

"aku bilang gak ya gak, lagian aku juga belum dandan, ntar kapan kapan aja kita keluar" jawab sansa lagi

"padahal aku punya sesuatu buat kamu" bisik bani.

Sansa masih menghiraukan bisikan dari bani. dan penasaran juga dengan hadiah yang mau diberikan kepadanya.

"yakin gak mau nih? Yaa kalo gak mau aku kasih sama cewek lain aja" kata bani dengan nada meledek.

Dengan cepat sansa membalas perkataan bani

"ihh kamu nih, tau tau pacarnya lagi ngambek malah di ledekin" sambil mencubit pipihnya bani dengan keras sampai bani teriak kesakitan.

"tunggu bentar aku ganti pakaian dlu" kata sansa sambil mau masuk ke dalam rumah.

Dengan cepat bani menarik tangan sansa

"kamu pakai itu aja, kamu terlihat cantik kok pakai piyama" kata bani dengan meyakinkan sansa.

"bilang aja kalo kamu gak mau nunggin aku dandan" jawab datar oleh sansa

"ya salah satunya itu sih, tapi aku serius kamu pake piyama terlihat cantik dan sexy" kata bani dengan seyum tipisnya

"Pak.. Bun.. Aku minjam anaknya bentar yaa" tanya bani dengan sopan

"iyaa ban, hati hati yaa, jgn pulang terlalu malam" jawab ayahnya sansa

"gak lama kok yah, paling cuman bentar aja" jawab bani lagi

"ayah? Tadi kamu manggil ayah? Sejak kpan kamu manggil bapaku ayah, perasaan dari kemarin kamu manggilnya om deh.

"kan pemansan dulu, suatu saat nanti ayahmu akan menjadi ayahku juga" jawab bani dengan sedikit rayuan.

mereka langsung menuju mobil. Sansa melihat interior mobil agak sedikit berubah, tapi dia tidak memperdulikan itu. Dengan cepat sansa menanyakan sesuatu yang ingin bani berikan.

"mana hadiahnya" tnya sansa sambil mencari hadiah itu

"yaa nanti kalo udah di tempat tujuan" jawab bani sambil konsen bawa mobil

Di tengah perjalanan yang hampir sampai perasaan sansa udah mulai gak enak, bani memasuki area mall yang dimana anak anak hypebeast yang sering nongkrong dstu. Sansa langsung melihat pakaian yang dia gunakan.

"kamu gak bercanda kan? " kata sansa terpaku di sandaran kursi mobil

"ya gak lah babe, emang ada yang salah? " bani sambil menahan ketawa

"adaaaaa... Ada yang salah, kamu gak liat penampilanku kayak gini? Kata sansa sambil teriak ke bani.

" gak ada yang kenal kamu juga kan, jadi santai aja.. Jarang jarang loh kamu ke mall pake piyama" sambung bani dengan ketawa.

Mereka memutari mall untuk mencari parkiran yang kosong. Hari itu mall keliatan banyak pengunjung jadi agak lama menemukan parkiran yang kosong. Sekian lama mereka mencari parkiran, akhirnya mereka dapat parkiran yang kosong.

Dengan cepat bani mengambil kotak kecil yang berada di dasbor mobil dan langsung memasukan ke dlam saku jaketnya. Bani bergegas keluar mobil, sedangkan sansa masih terpaku di sandaran mobil. Dia gak menyangka kalo bani ingin mengajaknya di tempat keramaian yang hanya menggunakan pakaian seadanya. Bani langsung menuju ke arah jendela sansa dan mengetuknya untuk mengajak sansa turun dari mobil.

Dengan menarik napas yang panjang sansa meyakinkan dirinya. Sansa langsung berlari menuju kaca bening yang berada di mall, dia melihat style pakaiannya yang gak buruk buruk amat. Dengan satu sentuhan sansa menguncir rambutnya yang sebahu agar keliatan sexy.

"kita mau makan dima...? Sansa berhenti meneruskan omonganya Dia melihat semua mata tertuju ke arahnya terpesona melihat pakaiannya yang hanya memakai piyama. Mereka tertuju dengan lekukan badan dan bagian leher yang putih seperti kertas hvs.

"Apa ada yang salah dengan gaya pakaianku" sansa langsung bersembunyi di balik badan bani. Dengan spontan bani menggandeng pinggang sansa dan berbisik "gak usah malu. mereka terpesona melihat kamu, kamau pake baju apapun terlihat cantik, asal jangan bikini itu lain cerita lagi" sambung ketawa kecil oleh bani.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C2
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous