Lagi-lagi gue gagal mendapatkan maaf dari dia, jangan kan minta maaf bicara aja kagak, dia ngotot ga mau ketemu sama gue. Sampai-sampai gue bolos dari kelas buat bisa ngomong sama dia.
Gue masih setia duduk depan kelasnya nunggu dia keluar. Dan ga lama dia akhirnya keluar, baru aja gue narik tangannya dia malah menghempaskn tangan gue dengan kuatnya. Lagi-lagi dia nolak dan marah sama gue. Dia pun berlari pergi menghindari dia. Gue cuma bisa pasrah lagi.
Jantung gue lemes bener liat penolakan dia tadi. Ini semua gara-gara anak bangsat itu. Otak gue udah buntu banget dan gue pun cabut dari kampus.
Untuk pertama kali gue datang ketempat ini. Dimana banyak alkohol, ya gue lagi didiskotik ngehilangin stres gue, udah berapa gelas gue minum sampai gue mabuk hilang kendali.
Saking keenakan dugem dan minum, gue lupa ternyata sekarang udah jam 20:00, gue memutuskan pulang kerumah, gue pun berjalan dengan sempoyongan.
Baru aja mobil gue keluar dari diskotik gue udah merasakan mual tapi gue masih mencoba menahan. Lama-lama selama dijalan kepala gue makin pusing dan huekkkkk.... Muntah gue keluar juga dan brakkkkkkk...!!
****
"awww...., kepala gue." ucap gue sambil megang kepala.
"loh, kok gue ada dikamar. Siapa yang bawa gue kesini ya..?" pikir gue. Baru aja gue buka selimut dan gue baru menyadari ada yang lain.
"baju gue? Siapa yang ganti baju gaun ya? Ini kenapa lagi ada perban diperut dan betis gue? Apa gue semalam kecelakaan? Jangan-jangan dia lagi yang ngobatin. Cuihhh... Jangan harap gue tertipu sama sok perhatian lo.
Ceklekkkk..!!
"ekh, lo udah bangun Dir? Masih ada yang sakit dir?" tanya khristal.
"ngapain lo disini?" ucap gue dengan nada dingin.
"hemm, ini gue bawa sarapan lo, lo sarapan dulu ya baru minum obat."
"cuihh...,ga usah sok perhatian lo ya."
"Dir... "
"apa? Pergi lo dari kamar gue." bentak gue kedia. Njir...Kenapa anak nih malah mendekat sih.
"heh!! Lo punya telinga ga sih? Pergi gue bilang." dengan nada bentak.
"maafin gue Dir.." ucapnya tepat disamping gue.
"halaah, basi tahu, pergi dari hadapan gue KHRISTAL aauww.. !!"
"dir..dir..lo gapapa kan? Mana yang sakit?" ucapnya khawatir.
"singkirkan tangan kotor lo." nyess banget ya Tuhan hinaan dia pada khristal.
"dir jangan seperti ini.., lo masih belum pulih. maafin gue dir.." khristal masih mencoba menahan air mata.
"gue harus apa dir, supaya lo maafin gue? gue ga mau kita jadi berantem seperti ini. Maaf dir cara gue semalam buat lo marah, tapi percaya lah bukan gue yang bilang sama Sera."
"huh, lo mau tahu cara gw maafin lo? Iya?" tanya dirles.
"iya dir, gue akan lakukan caranya" ucap khristal sambil mengangguk.
"P. E.R.G.I lo dari hidup gue."duarr...., sakitnya ya Tuhan. Secepat itu dia pengen gue pergi.
"diam lo kan? kenapa diam lo? Ga berani lo kan? Hah!!" ledeknya.
"Dir, plis...jangan secepat ini juga. Gimana dengan mama dan papa."
"halaaah..., banyak bacot lo."
"Dir.. "
"okey, gue kasih lebih mudah cara nya."
"apa Dir?" tanya gue penasaran.
"balikin Sera sama gue." huffttt lebih baik ini dulu.
"hhh.. iya Dir, lo tenang aja ya. Gue kali ini akan bantu lo dapatin Sera kembali." balas gue dengan tersenyum. Percayalah hati gue menagis bukan tersenyum apa lagi bahagia.
"huh! Apa gue bisa megang ucapan lo?"
"bisa Dir, percaya sama gue.."
"lo ga ada niat lain dibalik ini kan?"
"hihihi, ya ga lah Dir. Kita udah belasan tahun bersahabat masa lo ga kenal diri gue sih." mencoba mencairkan suasana.
"hemmm, baik lah gue coba percaya lo."
"aaahhhhhhhh...makasih Dir.." teriak gue girang. Akhirnya dia ga marah lagi sama gue.
"auhh, sakit perut gue woi.."
"eh, sory Dir.."
"meluknya juga ga usah kenceng amat dah."
"hehehe, abis nya gue senang banget karena lo udah ga marah lagi sama gue. Ekh..hekh...lo malah ketawa lagi.hehe.."
"hem, yaudah sana. Gue mau siap-siap dulu mau kekampus."
"WHAT??" teriak gue.
"astagaaa Khristal, kenapa lo teriak sih?" keselnya.
"hehe, pokoknya lo ga boleh kekampus dulu sebelum lo pulih total." perintah gue.
"heh bocah, gue cuma terluka bukan lumpuh."
"tetap ga boleh, sini lo senderan biar gue suapin lo makan."
"apaan sih lo, ga..ga.., belum lapar gue."
"dirles, jangan membantah.! Lo harus makan trus minum obat."
"belum lapar Khristal.."
"harus makan! Gimana Sera mau kembali sama lo kalau kondisi lo kayak gini. Ga malu lo sama khristal kalau ketemu bonyok kayak gini?"
"aissshhh, cerewet lo. Yaudah Aaaa.... " ucapnya sambil buka mulut dan gue pun langsung suapin dia sampai selesai.
"duh..pintarnya makan sampai ludes gini. Sekarang minum obat nya. Aaaa....buka mulutnya." dan dia pun minum obat.
"yaudah, lo kembali istirahat ya, gue berangkat dulu kekampus."
"lo kekampus?" kagetnya.
"hu um.., sekalian gue mau jumpa sera. Gue akan jelasin ke dia. Doa in gue ya semoga dia percaya. Okey?"
"iya, semoga dia cepat kembali sama gue." ucapnya dengan penuh harapnya.
"amin.., yaudah gue pergi dulu ya. Bye.. Bye.." begitu gue tutup pintu kamarnya barulah air mata gue jatuh.
Ga ingin gue ketahuan sama dia, gue kembali kekamar. Seperti biasa gue berlutut dilantai sambil melipat tangan diatas kasur, dan gue berdoa.
"Tuhan, kuat kan hati khristal melakukan persyaratan maaf dari dia dan kuatkan batin khristal menerima kekalahan ini."
"Khristal tahu ini salah Tuhan, karena dalam pernikahan tidak boleh ada perceraian kecuali kematian, tapi khristal udah berusaha mempertahankan pernikahan ini, maafin khristal Tuhan hiks..hiks.."
"Tuhan sampaikan ke dia bahwa khristal sayang bahkan cinta banget sama dia, ga apa lewat mimpi dia atau saat dia melamun."
"jika pun kalau kita berpisah, khristal janji Tuhan kalau khristal ga akan mencintai orang lain bahkan menikah lagi. Bagi Khristal pernikahan cukup sekali seumur hidup. Tetaplah disamping khristal ya Tuhan supaya khristal tetap kuat. Amin.."
****
"khris, lo cari siapa sih? Dari tadi celengak celinguk ga jelas." tanya Julia.
"hah! Engga kok.."
"yaelah, trus aja deh lo bohong, tadi dikelas juga kayak gitu sekarang dikantin juga gelisah ga jelas."
"hehehe, gue mau cari orang sih."
"dek, gimana kabar Dirles?" sahut James.
"dia udah mulai membaik kok, hanya aja tadi dia sempat kesakitan pas baru bangun." jelas gue.
"emang tuh anak, bisa-bisanya sampai kayak gini hanya karena wanita khayalan." kesal Josh.
"hush, ga boleh kayak gitu Josh. Lagian Sera juga ga salah kok."
"belaaaa ajaaa trooss..." balas Josh.
"tapi gw senang hari ini loh.." timpal gue lagi.
"senang kenapa lo Khris? Wahhhh..ngeri lo ya, Dirles kecelakaan lo malah senang." tuduh Josh.
"apaan sih lo, ngomong asal tuduh." kesal gue.
"lah, trus? Lo senang kenapa coba?"
"ya senang lah... Karena gue sama dirles uda baikan. Yeah..."
"HAH" ucap mereka tiga
"huh, suara kalian. Kaget tauk.."
"semalam yang lo nangis bombay, tiba-tiba langsung happy, cepat amat dah." omel julia.
"dek, beneran uda baikan? Kok bisa?" tanya James penasaran.
"humm...hum...gw..humm.." jawab gue ragu.
"apaan sih lo ngomong ga jelas, apa humm..himm..hamm... yang jelas donk khris." protes julia.
"itu.., sbenarnya...."
"yaelah lama amat sih, tinggal bilang aja susah amat."
"gue sama dia baikan karena gue janji bantu dia kembalilan Sera dengan dia lagi." ucap gue dengan lumayan lancar.
"khris, jadi lo uda fix dengan ucapan lo semalam?" tanya Julia serius dan gue pun mengangguk.
"dek, lo menyerah?" gue pun mengangguk pelan namun pasti.
"brengsek emang tuh anak!! Dimana sih otaknya? Udah nikah tapi masih aja ngejar wanita lain." ucap Josh sedikit emosi sumpah, sehumor-humornya joshua tapi bisa jiga dia marah malah kelihatan lebih seram dibanding dengan Dirles.
"Josh..!!" ucap James sedikit ngebentak.
"josh, udah lah.., kita ga bisa berbuat apa lagi. Semua yang kita lakukan sama sekali ga membuka mata hati Dirles. Kita ga bisa memaksa sesuka hati kita lagi, biarkan Khristal mengatasi dengan cara dia sendiri. Kita hanya bisa mendukung dia." nasehat james.
"maafin gue Khris, ga da maksud marah ke lo tadi, gue hanya kesel sama sikap bodoh Dirles.." ucap Josh.
"iya, gapapa kok. Gue ngerti sama kemarahan kalian. Bener kata james biarkan gue mengatasinya dengan cara gue sendiri. Makasih ya Josh, James dan Julia. Kalian selalu ada buat gue." ucap gue tulus. Dan mereka pun membalas dengan senyum dan pelukan sahabat.