Télécharger l’application
20.68% YangTerpilih (YTP) / Chapter 12: Terima Kasih Sudah Datang (revisi)

Chapitre 12: Terima Kasih Sudah Datang (revisi)

Jam 4 sore mereka kembali ke rumah Yumna untuk mengambil barang-barang Yumna yang akan di bawa ke Surabaya. Mereka berpamitan untuk ke stasiun. Karena ayah dan bunda sudah mengena Arsya dengan baik, mereka mengizinkan mereka pergi berdua.

Tidak selang berapa lama, mereka sudah berada di stasiun dan Yumna melangkahkan kakinya memasuki pintu masuk calon penumpang.

🔹🔹🔹

"Hati-hati ya na, ku tunggu 1 bulan lagi" kata Arsya sambil tersenyum manis. Membuat hati Yumna dag dig dug tidak karuan. Setiap bulan Yumna selalu menyempatkan waktunya untuk pulang ke Malang, dan Arsya sudah hafal dengan jadwal Yumna.

"Iya mas, mas Arsya juga hati-hati ya pulangnya" dengan berat hati Yumna mengatakan itu, sejujurnya hatinya masih tidak rela meninggalkan Arsya dan separuh hatinya juga masih tertinggal untuk Dicky seorang.

Yumna bekerja di perusahaan dengan sistem shifting, Arsya yang juga seorang dokter di RS tentu juga sistem shifting. Bahkan pagi hingga sore Yumna bekerja, Arsya free. Begitupun sebaliknya, saat waktu Yumna sudah free Arsya bersiap berangkat ke RS. Tapi komunikasi mereka tetap terjalin meski sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Baru 2 minggu berlalu, tapi Yumna sudah rindu dengan ayah bunda dan tentunya seseorang yang akhir-akhir ini mengisi hatinya, Bayu Arsya Wijaya. Lelaki yang tak sengaja di temuinya di kereta yang sudah mengetuk hatinya. Dalam lamunan dan kerinduannya tiba-tiba dia Yumna di kagetkan dengan layar handphonenya yang terpampang foto Arsya, lelaki itu menelepon Yumna secara tiba-tiba.

"Kamu masih di kantor? pulang jam berapa? ku jemput ya, aku di Surabaya"

"Mas Arsya beneran di Surabaya? kok bisa? ngapain?"

"Mau nemuin kamu" dengan santainya Arsya menjawab.

"Alah bohong banget sih"

"Nggak percaya, ya sudah 10 menit lagi aku sampai kantor kamu"

Dengan hati gembira dan wajahnya sudah merona dia menjawab pertanyaan Asrya.

Selama kurang lebih 2 tahun bekerja di Surabaya, Yumna jarang sekali terlihat pergi dengan seorang pria. Dia hanya sesekali keluar dengan Fahri, atau teman-teman dekatnya saja. Berbeda hari ini, saat di ruang kerja dia terlihat senyum-senyum setelah mendapat video dari Arsya.

Setengah jam kemudian Arsya sampai di kantor. Dia mengenakan kemeja lengan panjang berwarna biru muda yang di gulung dan celana panjang hitam menambah pesonanya. Arsya menunggu di lobby kantor Yumna dan seketika itu menjadi perbincangan para wanita yang melewati lobby.

Yumna keluar dengan perasaan gembira sampai membuat Maya dan teman-teman yang lain terheran tidak biasanya Yumna langsung menghilang dari pandangan mereka. Dia memang terkenal rajin dan selalu serius bekerja, bahkan bisa di katakan gila kerja.

Sebelum keluar ruangan, Yumna merapikan hijab dan riasan yang menempel di wajahnya begitupun pakaiannya. Hari itu dia mengenakan rok panjang dan blazer cokelat dan kerudung senada dengan pakaiannya. Sepatu heels 5 cm cukup membuatnya terlihat sedikit tinggi dari tubuh aslinya.

"Mas Arsya sudah lama?" tanya Yumna di belakang Arsya yang sedang sibuk dengan handphone nya. Arsya menengok dan tersenyum sambil menjawab pertanyaan Yumna. 'Deg' hati Yumna semakin tidak karuan melihat senyum yang tersimpul di wajah tampan Arsya.

Karena mereka keluar di jam pulang kantor jalanan terlihat sedikit ramai. Jam sudah menunjukkan waktu sholat maghrib, mereka berhenti di masjid untuk melaksanakan sholat sebelum ke tempat yang sudah Arsya siapkan.

"Mas Arsya kita mau kemana?" tanya Yumna penasaran

"Kamu belum makan kan? laper kan?" sambil menggoda Yumna karena Arsya tahu jikaYumna pendiam tapi tidak bisa diam ketika di ajak makan.

Yumna hanya mengangguk karena sejak siang tadi memang tidak sempat makan karena pekerjaan yang menumpuk. Arsya membukakkan pintu mobil dan memersilahkan Yumna turun.

Mereka masuk ke dalam sebuah restoran mewah dan seorang pelayan langsung menghampiri meja mereka untuk mencatat pesanan. Mereka memesan menu masakan Indonesia dan dessert karena Yumna suka makanan manis. Tidak berapa lama banana milkshake dan caffe late yang mereka pesan sudah tersedia di meja. Yumna heran dan merasa sedikit aneh melihat suasana restoran yang sepi dan tidak ada siapapun kecuali mereka berdua dan para pelayan. Suasana terlihat romantis karena sepanjang ruangan banyak lilin dengan suasana lampu redup, di tambah suara musik menambah suasana romantis saat itu. Sebenarnya tempat itu sudah di sewa Arsya khusus mereka berdua, jadi tidak akan ada pelanggan lain yang masuk.

"Kok sepi ya mas di sini?" tanya Yumna heran sambil lirik kanan kiri sedikit takut

Arsya hanya senyum-senyum sendiri. Melihat Arsya mengabaikan pertanyaannya Yumna sedikit cemberut, tapi raut mukanya berubah ketika pesananannya datang salad buah kesukaannya. Dia adalah tipe gadis yang cuek soal makanan. Tidak ada gengsi meskipun dia pergi dengan seorang pria.

Setelah melanjutkan makan sambil berbincang, Arsya tiba-tiba berlutut di hadapan Yumna dan menarik tangannya sambil mengambil sesuatu dari sakunya.

"Sekali lagi aku ingin kamu menjawab na, apa kamu mau menjadi temanku? teman hidup, menjadi istri dan ibu dari anak-anakku?" tanya Arsya dengan penuh harap

Yumna terharu melihat perhatian Arsya, matanya sudah berkaca dan tidak terasa air mata jatuh di tangannya.

"Kenapa kamu menangis? ada yg salah dengan perkataanku?"

Yumna hanya menggelengkan kepala dan tersenyum.

"Tidak mas, Yumna hanya terharu tidak menyangka"

Setelah menjawab pertanyaan Arsya mereka berlalu dari restoran itu. Karena memang besok libur, Yumna pun tidak keberatan berjalan-jalan di taman kota sambil menikmati suasana malam Surabaya.

"Arsya" terdengar suara seorang gadis memanggil

Arsya hanya menengok dan memperhatikan siapa yang memanggilnya, karena dia tidak merasa memiliki teman di Surabaya.

"Iya, siapa ya?"

"Aku Laras, Hm sepertinya kamu tidak ingat ya sya" ucap gadis itu

"Oh iya Laras, aku ingat kok. Kamu dulu satu sekolah denganku di Yogyakarta kan? kamu apa kabar?"

"Syukurlah kamu mengingatku. Alhamdulillah baik, kamu bagaimana? Oh iya putri, bagaimana kabarnya? sudah beberapa tahun ini aku tidak berkomunikasi dengannya, aku tidak tahu lagi kabarnya. Hm dan siapa dia?"

Arsya seketika diam dan menghela nafas, ingatannya tertuju di masa beberapa tahun silam di Yogyakarta.

⏪⏪ Flash Back

Terdengar suara riuh dari kelas XII ternama di Yogyakarta, pasalnya hari ini hari kelulusan siswa siswi kelas XII. Mereka sudah mempersiapkan untuk masuk ke Universitas terbaik. Banyak yang masih bertahan di Yogyakarta karena kota ini di juluki sebagai kota pelajar. Beberapa yang lainnya memilih ke luar kota dan keluar negeri, sama seperti Laras yang memutuskan untuk kuliah di Surabaya mengikuti perpindahan tugas ayahnya.

"Cie king and queen SMA X" ledek Laras melihat Arsya dan Putri berjalan menuju tempat duduknya.

"Apaan si kamu ras ! jadi kita beneran akan berpisah?" sambil memeluk sahabatnya yang sebentar lagi akan meninggalkan Yogyakarta.

"Loh beneran kan, kalian udah deket lama. Dan kemarin di nobatkan sebagai King and Queen SMA kita. Haha"

Lanjut Laras

"Iya put, ayahku harus pindah ke Surabaya dan kami harus ikut kemana ayah pergi. Tapi tenang saja, kalau liburan aku pasti ke Yogyakarta nemuin kalian. Lagian kamu udah ada Arsya kalian satu kampus kan? jadi jangan terlalu kesepian tanpaku. Hahaa" jawab Laras dengan sedih karena harus berpisah dengan sahabat terbaiknya. Mereka berpelukan sebagai tanda perpisahan.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C12
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous