"HOE HOE HOE HOE!" Kejut Kurosa saat ia menemukan seorang lelaki muda.
"ADA COWOK!" Kejut Takusan.
"Memangnya kenapa, dasar aneh!" Keluh Odelia.
"KALAU ADA COWOK DAN 3 CEWEK, NANTI PARAH! NANTI H-H!! H!" Teriak Takusan.
"Apa maksudmu?!" Tanya Odelia dengan kesal.
"MAKSUDNYA ADALAH HA-REM!" Teriak Kurosa.
"HAREM!" Teriak Takusan.
Odelia mengelus jidatnya,
"Kalian ini... ada apa dengan kalian?" Tanya Odelia.
Lelaki itu mendatangi mereka bertiga.
"Kalian terkejut?" Tanya lelaki itu.
"HOEEEEE!" kejut Kurosa dan Takusan.
Odelia hanya diam saja sambil memandangi keanehan Kurosa dan Takusan.
.
.
Lelaki itu tersenyum,
"Selamat datang di tempat pengorbanan kedamaian." Kata lelaki itu.
"APA?" Kejut Takusan.
"PENGORBANAN?" Kejut Kurosa.
Lelaki itu tertawa,
"Benar sekali!"
Kurosa dan Takusan terkejut.
"HOEEEEE?!"
"Tch.. kalian berisik sekali!" Keluh Odelia.
"BERARTI... JIKA PENGORBANAN.." Kejut Takusan.
Lelaki itu tersenyum,
"Benar! Itu artinya kalian akan mat--"
"TAKUSAN! BAGUS INI! ADA MAKANAN! ADA MAKANAN!" Kejut Kurosa sambil memegang kedua tangan Takusan.
"BENAR! TADI DIA BARU SAJA MENJAWAB PERTANYAANKU! BERARTI ADA MAKANAN! YEEEEEE!" Balas Takusan.
"..... eh..." kejut lelaki itu, lelaki itu sangat kebingungan sejak awal.
"Dasar...." keluh Odelia.
Lelaki itu melihat ke arah Odelia, lalu bertanya,
"Siapa mereka?"
Odelia melihat ke arah Kurosa dan Takusan.
".... entahlah... aku belum pernah bertemu dengan mereka."
Kurosa dan Takusan langsung terkejut,
"HOEEEEE?!"
"JAHAT SEKALI! PADAHAL KAMU SUDAH MEMBELIKANKU JAJANAN YANG ENAK! MASAKAH KAMU MENGINGATKU?!" Tangis Kurosa.
"Apa--.... HAH?!" Kejut Odelia.
"HOEEEEE! DIA TIDAK MENGINGATKU.. PADAHAL KITA BELUM PERNAH BERTEMU SEBELUMNYA! HOEEEEE! KUROSAA! KITA DILUPAKAN!" Tangis Takusan.
Lalu mereka saling berpelukan dan merengek bersama.
"..." Odelia dan lelaki itu tak bisa berkata apa-apa.
.
.
"Baiklah, cukup main-mainnya." Kata lelaki itu.
Tetapi Kurosa dan Takusan masih merengek.
"Kalian mau apa? Hm... pondok, benteng... atau kastil? Kastil sepertinya bagus." Kata lelaki itu.
Lelaki itu mengangkat kedua tangannya, tembok-tembok kastil mulai terbentuk.
"HOEEEEE?!" kejut Kurosa.
Lelaki itu tersenyum.
"Waktunya upacara dimulai!" Kata lelaki itu.
Lelaki itu menapakkan telapak tangan kanannya ke atas lantai kastil itu. Sebuah meja besar muncul dari bawah Kurosa dan Takusan dengan cepat dan menghantam mereka berdua.
"HOEEEEE?!" kejut mereka berdua. Mereka berdua menghantam tembok kastil dan terjatuh.
Odelia hanya diam saja.
Lelaki itu mengamati Odelia,
"Mereka adalah temanmu, tetapi kau diam saja? Bukannya kamu dari sekolah itu?" Tanya lelaki itu.
Odelia memalingkan mukanya,
"Aku bukan dari sekolah itu." Jawabnya.
Lelaki itu tertawa.
.
.
"Lock." Kata lelaki itu.
Memang tidak terjadi apapun. Aneh mengapa ia berkata seperti itu.
.
.
"Baiklah, selanjutnya kita harus mempersiapkan upacara lagi." Kata lelaki itu.
Lelaki itu menyilangkan kedua lengannya di depan dadanya. Ia tersenyum.
Pilar-pilar muncul. Pilar yang banyak mengelilingi mereka semua.
Lalu, pilar-pilar itu menerjang semuanya ke arah Odelia.
"HOEEEEE?!" kejut Kurosa.
"Biar aku saja! Extraaaaa!" Teriak Takusan dari kejauhan.
Pilar itu menggemuk, lalu pecah sendirinya sebelum sampai kepada Odelia.
Odelia menerjang ke arah lelaki itu, ia berusaha untuk melilit lelaki itu dengan kabelnya. Banyak-banyak benda yang dibuat oleh lelaki itu membuat Odelia dapat berayun dengan lebih mudah dan cepat.
"Odelia lincah!" Kejut Takusan.
"Memang begitu." Jawab Kurosa sambil tersenyum.
.
.
Beberapa pilar menerjang kepada mereka berdua.
"Extraaa!" Teriak Takusan.
Pilar-pilar itu menggemuk dan hancur. Kurosa dan Takusan berlari ke arah Odelia untuk menyusulnya.
.
.
Makin lama pilar-pilar itu semakin banyak dan sempit.
Odelia dapat melewati semuanya itu, tetapi makin lama ia makin kesulitan.
Tanpa disadari, di depan matanya sudah ada jalan buntu.
"Buntu." Pikir Odelia, lalu ia hendak memutar balik, tetapi jalan itu sudah ditutup.
"Bagaimana ini.. aku terjebak." Pikir Odelia.
Odelia melilit pilar itu, tetapi pilar itu sungguh kuat.
Odelia terjebak. Ia melihat ke atas, rupanya ada sebuah balok besar yang hendak jatuh kepadanya.
.
.
"Extraaaa!" Teriak Takusan.
Pilar itu menggemuk, tetapi tidak hancur-hancur juga.
"Kurosa!" Teriak Takusan panik.
"HAAAAAAA!" Teriak Kurosa.
Kurosa menghancurkan pilar-pilar itu.
"Odelia! Ke sini!" Teriak Kurosa.
Odelia segera berayun ke arah Kurosa, tetapi balok itu sudah mengenai punggungnya. Kurosa menerjang ke arah Odelia,
"DARK LIGHT SOUL!" Teriak Kurosa.
Kurosa menahan balok itu, rasanya berat sekali.
Odelia mengabaikan Kurosa.
Kurosa mengangkat balok itu,
"Berat..." Pikir Kurosa.
.
.
Lelaki itu tersenyum,
"Rupanya kalian semua tidak bisa diremehkan ya... upacara ini akan seru."