"Beneran... ga bohong deh.... keras sekali..." kata Nera.
"Aku ragu ia bisa mendengar suara kita yang berteriak ini!" Kata Aerum.
"MARI KITA BERNYANYII!" Kata gadis kecil itu.
"Eh.. bener deh.... ia bernyanyi tidak tanggung-tanggung...." kata Nera.
"Yah... seperti pada saat Alvina bernyanyi..." kata Aerum.
"Mungkin kita harus tutup mulutnya? Hanya sebentar?" Tanya Nera.
"Baiklah.." jawab Aerum.
Aerum mengangkat tangan kanannya ke atas, sebuah bola sihir cahaya muncul. Aerum melemparkannya ke arah gadis kecil itu.
"HYAAAAAAAAAAAIAIAIAAAAIAIIAAAAAAAAAAAAA BERNYANYILAAAAAAAAH!" Kata gadis kecil itu sambil bernyanyi sekencang-kencangnya dan sekuat-kuatnya.
Cahaya Aerum seketika lenyap, dinding-dinding ruangan mulai retak. Nera dan Aerum menutup kedua telinganya.
"BAIK, AKU AKAN MEMULAINYA! BERNYANYI!
JANGAN BERNYANYI DENGAN INDAH DENGAN NADA YANG BIASA, MARILAH BERNYANYI DENGAN HATI! JANGAN PEDULIKAN ORANG LAIN, JANGAN MALU-MALU! JANGAN DENGARKAN KATA ORANG LAIN, JIKA KAMU SUDAH BERNYANYI DENGAN HATI, BIARLAH SEMUA ORANG MENDENGAR PERASAANMU ITU! BIARLAH SEMUA ORANG MENDENGAR PERASAANMU ITU! LEBIH KERAS! LEBIH KERAS! AGAR SEMUANYA MENDENGAR SUARAMU! " nyanyi gadis itu dengan suara yang amat keras.
"Bukannya lagu itu seharusnya dinyanyikan dengan lembut?" Tanya Nera.
"Entahlah..." jawab Aerum.
Lantai mulai ikut retak.
"TAK PEDULI KATA ORANG LAIN! AKU TETAP AKAN BERNYANYI! SELAMANYAAAAA! AGAR SEMUA ORANG MENDENGAR PERASAANKU!" Nyanyi gadis itu dengan suara yang lebih keras lagi.
"Sepertinya aku bisa tuli..." kata Aerum.
"Heal!" Kata Nera.
Sihir penyembuh mulai menaungi mereka.
"Mengapa?" Tanya Aerum.
"Agar gendang telinga kita tidak rusak." Kata Nera.
.
.
"TAK PEDULI KATA ORANG LAIIIIN! TAK PEDULIIIIIII! BERNYANYILAAAAAAH!" teriak gadis itu.
Suara itu lebih keras dari sebelumnya, sehingga membuat dinding-dinding di sekitar mereka hancur.
"Astagaa..." kejut Aerum.
Nera melihat lengannya, kulit lengannya mulai retak.
"Sepertinya ia ada efek lainnya." Kata Nera.