Télécharger l’application
65.41% Kannoya Academy / Chapter 294: I will never forget you

Chapitre 294: I will never forget you

Forgotten menatap ke atas langit.

"Dia sedang melamun... memang dia sering melamun, ini adalah kesempatan." Bisik Luke pada Amiko.

Amiko mulai menggunakan sihirnya, tetapi.

"Aku lupa jika ada sihir hijau ini.."

Sihir Amiko menghilang sendirinya.

"Tetapi itulah yang membuatnya sulit..." kata Haru.

"Aku lupa kalian sedang membicarakan apa..." kata Forgotten.

"Eh..." kejut Amiko.

"Kita bicara apa tadi?" Tanya Haru.

"Aku.... jangan bercanda... tadi kita barusan membicarakan tentang.... apa... ya?" Kata Amiko.

"Apa ya, aku benar-benar tidak ingat." Kata Luke.

.

.

.

.

.

.

.

"Hoh!" Kejut Kurosa.

Kurosa segera berlari.

"Kurosa! Tunggu! Kamu terluka!" Kata Shinoka yang mengejarnya dari belakangnya.

"Ini adalah... aura kak Amiko, tetapi entah mengapa aura itu menghilang... tetapi aku sudah menghafal lokasinya!" Pikir Kurosa.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Bagaimana ini...." pikir Amiko.

Teman-teman yang mengikuti Amiko sudah kembali.

"Lotus..." kata lelaki berambut kemerah mudaan.

Sebuah bau harum dan menyengat muncul.

"Uhuk!" Kejut Amiko sambil menutup mulut dan hidungnya.

Aura itu tercium oleh Forgotten.

"Seharusnya pikirannya akan kacau.." kata Lotus lemas.

"Lotus... jangan paksakan dirimu...." kata Hope.

Hope menutup kedua matanya, dan ia mulai berharap.

"Aku harap semuanya baik-baik saja..." pikir Hope.

Forgotten tetap saja melamun.

"Ada apa dengannya?" Pikir Amiko.

"Apakah efeknya sudah terkena padanya?" Pikir Haru.

.

.

"Bau harum apa ini? Aku tidak ingat..." kata Forgotten.

Seketika itu bau harum itu menghilang.

"Apa?" Kejut Lotus.

"Pikirannya tidak kacau?" Kejut Amiko.

"Bukan, efeknya sudah terkena padanya, dan meskipun sihirku dihilangkan begini, sihir itu akan berefek minimal 30 menit." Kata Lotus sedikit lega.

"Tetapi ia tetap bisa menyerang.." kata Haru.

"Itu yang diluar perkiraanku." Kata Lotus.

"Aku lupa kalian membicarakan apa..." kata Forgotten.

"Eh, tadi kita bicara apa?" Tanya Amiko.

"Tadi itu kita membicarakan tentang...... apa ya?" Tanya Lotus.

Forgotten melihat ke atas langit dengan tatapan kosong.

.

.

"Kak Amiko! Ketemu!" Teriak Kurosa dari kejauhan.

Saat Amiko melihat ke arah Kurosa, Kurosa terkejut karena kulit Amiko sebagian besar sudah berwarna merah keunguan busuk.

"Kak Amiko? Ada apa?" Kejut Kurosa.

"Kamu juga... ada apa?" Tanya Amiko saat melihat luka-luka Kurosa yang sangat banyak hingga mewarnai bajunya merah darah.

"Amiko? Siapa dia? Aku lupa." Kata Forgotten.

Tangan dan kaki Amiko mulai bersinar. Kaki Amiko lambat laun berubah menjadi abu sihir, begitu juga dengan tangan Amiko.

"A..?" Kejut Amiko.

"Kak Amiko?" Kejut Kurosa.

"Ah tidak.... ini berarti kamu akan melupakanku... entah sampai kapan... itulah sihir anak itu..." kata Amiko.

"Kak Amiko? Tidak! Aku tidak mungkin akan melupakanku!" Kata Kurosa.

"Tidak... kamu pasti akan lupa..." kata Amiko.

Amiko berusaha mendekat kepada Forgotten.

"Kak Amiko! Aku berjanji dengan sihir apapun, aku tidak akan melupakanmu!" Teriak Kurosa.

"Janji yang manis Kurosa... tetapi kamu pasti akan lupa..." kata Amiko.

"Tidak! Tidak!" Kata Kurosa.

Amiko melihat ke arah Forgotten.

"Sepertinya pikirannya kacau kan?" Pikir Amiko.

"Forgotten..." kata Amiko.

Forgotten tidak merespon.

"Haah... dia lupa namanya ya..." kata Amiko.

"Woi, kamu.." kata Amiko.

Forgotten melihat ke arah Amiko.

"Apakah kamu ingat bahwa kamu pernah diciptakan? Kamu siapa?" Tanya Amiko.

"Aku lupa aku siapa.... aku tidak ingat aku diciptakan." Kata Forgotten.

Lalu tubuh Forgotten ikut bersinar. Kaki Forgotten mulai berubah menjadi debu sihir.

Forgotten mulai melamun lagi sambil melihat ke arah Amiko.

"Yah... berhasil..." kata Amiko.

Amiko melihat ke langit. Lalu ia memejamkan kedua matanya.

"Kak Amiko! Jangan pergi..." kata Kurosa.

"Maaf Kurosa... sihir ini sepertinya tidak bisa dibatalkan..." kata Amiko.

"Kamu pasti akan melupakanku.... Kurosa.... tapi aku tidak akan lupa..." kata Amiko.

"Tidak Kak Amiko! Aku tidak akan lupa! Meskipun sihir itu mengambil memoriku! Aku tidak akan lupa!" Teriak Kurosa.

"Percuma Kurosa.... kamu pasti akan lupa..." kata Amiko.

"Tidak! Aku tidak akan melupakanmu!" Teriak Kurosa.

Kurosa mulai melukai tangannya sendiri.

"Kurosa! Apa yang kamu lakukan?!" Kejut Amiko.

"Lihatlah! Lihat! Aku tidak akan melupakanmu! Karena aku sudah menuliskan namamu di atas tangan kananku ini!" Teriak Kurosa sambil meneteskan beberapa air mata.

"Ah... Kurosa..." kata Amiko terharu.

"Tapi... maaf... itu akan percuma.... tenang saja

.. aku tidak akan melupakanmu... "kata Amiko.

Lalu Amiko lenyap.

Kurosa menangis dengan keras.

"JANGAN PERGI... JANGAN PERGI.... Jangan.... pergi....?"

Kurosa melihat tangan kanannya.

"Amiko? Siapa dia?" Pikir Kurosa.

Sementara itu,

"Aku lupa jika sihirku sedang melupakanku..." kata Forgotten.

Tiba-tiba tangannya kembali seperti semula, sihirnya pada dirinya berhenti.

"Aku lupa apa yang terjadi...." pikir Kurosa.

"Tetapi... rasanya sakit sekali...." kata Kurosa sambil memegang dadanya.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C294
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous