Diantara gemintang 123
Setelah subuh aku dan Ali segera melakukan check out karena pagi ini kami sudah harus masuk kerja lagi. Sepanjang perjalanan aku melihat wajah Ali yang tampak berseri-seri. Senyum manisnya yang selalu mempesonaku tercetak dengan sempurna di wajah Ali walau dalam kegelapan.
Melihatku dari tadi memperhatikannya Ali menoleh dengan senyum yang makin lebar. Satu tangannya terulur membelai kepalaku.
"Baru tahu ya kalau suami kamu tampan?" ledek Ali.
Aku segera tertawa
"Emang nggak boleh ya mengagumi wajah tampan suami sendiri?"
"Boleh, tapi jangan jangan hanya dikagumi saja," Ali tersenyum jahil.
"Terus?" tanyaku dengan nada menggoda.
"Cium, dong!" pintanya manja