Begitu Shen Dongyuan membuka pintu, ia melihat Zhu Haimei sedang duduk di atas kursi lipat. Wanita itu terlihat memegang sebuah pena dan menulis sesuatu di buku. Zhu Haimei bisa menulis? Pikir Shen Dongyuan heran.
Zhu Haimei dengan cepat berdiri saat mendengar suara pintu yang terbuka. "Kamu sudah pulang?"
Shen Dongyuan langsung bisa melihat dahi Zhu Haimei yang bengkak dan memerah. Karena merasa tidak nyaman setelah melihat hal tersebut, Shen Dongyuan pun berbalik dan berjalan menuju kamarnya. Ia bahkan tidak bisa mengucapkan sepatah kata maaf pun pada Zhu Haimei.
Tetapi Zhu Haimei buru-buru menghentikan lelaki tersebut. "Shen Dongyuan, aku ingin mendiskusikan sesuatu denganmu."
Shen Dongyuan pun berhenti dan mengerutkan keningnya. "Ada apa?"
"Aku ingin meminjam uang 30 yuan darimu."
"30 yuan? Apa lagi yang ingin kamu lakukan?" Tanya Shen Dongyuan sambil berusaha menahan amarahnya.
"Jangan salah paham dulu." Ucap Zhu Haimei yang kemudian berusaha menjelaskan dengan cepat. "Aku ingin melakukan bisnis kecil-kecilan."
Shen Dongyuan pun menjawab. "Aku tidak punya uang, jangan meminjam uang padaku. Berhentilah memikirkan ide-ide jahat dengan mengatakan ingin membuka bisnis."
Zhu Haimei menjadi sangat marah setelah mendengar ucapan barusan, tetapi ia menahannya dan berkata, "Aku akan menulis surat jaminan. Aku benar-benar ingin meminjam uang padamu. Aku bisa menulis surat jaminan dan akan mengembalikan uangmu dalam sepuluh hari. Kalau aku tidak bisa mengembalikannya, aku akan kembali ke kampung halamanku secara sukarela."
Hati Shen Dongyuan pun sedikit tergerak setelah mendengar ucapan Zhu Haimei barusan. Benarkah Zhu Haimei bisa mengembalikan uang itu dalam sepuluh hari?
"Apa kamu akan menepati janjimu?" Tanya Shen Dongyuan. Ia benar-benar tidak ingin Zhu Haimei tinggal di sini. Sejak Zhu Haimei datang, Shen Dongyuan menjadi bahan tertawaan teman-temannya. Jika menggunakan 30 yuan saja bisa membuat Zhu Haimei kembali ke kota asalnya, ia tidak keberatan untuk meminjamkannya.
Zhu Haimei menghela nafas di dalam hatinya. Oh pemilik tubuh asli, kenapa kamu menyukai lelaki yang membencimu? Pikir Zhu Haimei. Ia lalu menatap Shen Dongyuan dan berkata, "Aku kan sudah bilang, aku bisa menulis surat jaminannya." Zhu Haimei kemudian membungkuk dan merobek sehelai kertas dari buku catatannya lalu memberikan itu pada Shen Dongyuan. "Nih, aku berikan padamu."
Shen Dongyuan pun mengambil kertas tersebut. Ia terkejut saat membacanya. "Aku, Zhu Haimei, meminjam uang tiga puluh yuan pada Shen Dongyuan, dan akan mengembalikannya dalam waktu sepuluh hari. Jika aku tidak bisa mengembalikannya, aku akan kembali ke kota asalku saat itu juga." Di bawah surat perjanjian tersebut bahkan ada tanda tangan Zhu Haimei. Shen Dongyuan tidak hanya terkejut karena kalimatnya ditulis dengan baik dan jelas, tetapi juga karena tulisannya yang rapi dan indah. Tulisan ini ditulis dengan sangat bagus, bahkan Shen Dongyuan yang merupakan lulusan SMA saja tidak bisa menulis sebagus ini.
"Apa kamu benar-benar menulis ini sendiri?" Shen Dongyuan bertanya dengan ragu-ragu.
Zhu Haimei pun menjawab. "Haruskah aku menempelkan sidik jariku juga?"
Mata Shen Dongyuan berkedip. "Tidak perlu. Kalau kamu tidak bisa mengembalikan uangku sampai batas waktunya, kamu harus menepati janjimu. Kamu boleh melakukan bisnis selama kamu tidak mencuri, menculik, dan melakukan kejahatan yang melanggar hukum." Kata Shen Dongyuan. Kali ini ia ingin mempercayai Zhu Haimei.
Zhu Haimei sedikit tersinggung mendengar kalimat barusan, tetapi ia tetap menahan emosinya karena masih harus meminjam uang dari Shen Dongyuan.
"Tunggu disini." Ucap Shen Dongyuan lalu keluar rumah.
Tidak lama kemudian, ia kembali dengan memegang uang di tangannya. Shen Dongyuan lalu masuk ke kamarnya, tetapi kemudian keluar lagi dan menyerahkan uang itu kepada Zhu Haimei. "Tiga puluh yuan, hitunglah. Tapi kamu harus bertanggung jawab atas surat jaminanmu dan pulang secara sukarela jika kamu tidak bisa mengembalikannya dalam waktu sepuluh hari." Ujar Shen Dongyuan.
Setelah mendengar kalimat tersebut, ada kepahitan dalam hati Zhu Haimei yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Kenapa seorang gadis muda dari abad-21 seperti dirinya, masih harus menerima perlakuan kejam ini? Mungkin itu karena ia bisa menanggungnya. Kalau saja orang lain yang terlahir kembali seperti ini, mungkin orang itu akan depresi dan dari awal sudah mati bunuh diri.
Zhu Haimei kemudian mengambil uang dari tangan Shen Dongyuan dan berkata, "Terima kasih." Ia kemudian menyemangati dirinya dengan kata-kata dari Mencius: Jika Tuhan ingin memaksakan tanggung jawab yang berat pada seseorang, pertama-tama Ia akan membuatnya tertekan dan lelah, membuatnya kelaparan, membuatnya lemah, dan membuat setiap tindakannya tidak memuaskan, agar orang tersebut berubah menjadi gigih dan meningkatkan seluruh kemampuannya.
Sekarang Zhu Haimei hanya akan menganggap bahwa Tuhan sedang menguji dirinya.
Setelah beristirahat sebentar, ia pergi ke Desa Shangshui. Zhu Haimei tersenyum saat melihat wanita paruh baya itu menunggunya di pintu masuk desa. Mungkin ia takut kalau Zhu Haimei tidak akan datang. Setelah menemukan perantara dan menulis surat kontraknya, Zhu Haimei menekan sidik jarinya pada surat kontrak itu, lalu bibi itu menyerahkan kunci itu padanya dengan tenang. Untungnya, bibi itu belum meminta jaminan deposit padanya, jika tidak, uang di tangannya mungkin tidak akan cukup untuk berbelanja.
Setelah ia pergi ke tempat bibi pemilik rumah untuk mengeluarkan tangki gas, Zhu Haimei lalu meletakkannya di atas troli barang dan pergi mengisi minyak gas. Jalan yang dikatakan bibi bisa ditempuh dalam waktu satu jam pulang-pergi itu harus ditempuhnya lebih lama.
Zhu Haimei memiliki badan yang gemuk dan cuaca saat ini sangat panas. Apalagi ia harus berjalan di jalanan beraspal. Zhu Haimei hanya berharap agar dirinya tidak akan meleleh. Setelah mengisi gas dan berjalan pulang, seluruh energinya seperti terkuras habis. Ia benar-benar tidak tahu kenapa tubuh pemilik aslinya ini begitu gemuk. Saat ia pergi, perjalanannya hanya butuh waktu satu jam, tetapi tak disangka ia membutuhkan waktu dua setengah jam saat kembali.
Saat ia pulang ke rumah militer, hari sudah gelap. Ia pun terkulai lemas di tempat tidur dan tak bergerak sedikitpun. Tubuhnya berkeringat, sisi bahu yang ia gunakan untuk menarik troli rasanya sangat sakit, perutnya juga sangat lapar sampai berbunyi . "Ya Tuhan, siapa yang akan menyelamatkanku?" Akan tetapi malam ini, ia tidak mendengar suara Shen Dongyuan pulang hingga ia tertidur. Ia tidak tahu apa yang sedang Shen Dongyuan lakukan.
Keesokan harinya, Zhu Haimei bangun pagi-pagi sekali karena bibi mengatakan bahwa hari ini adalah 'hari pasar'. Jadi, bagaimana kalau hari ini ia mencoba berbelanja?
Zhu Haimei merasa bahwa ia sudah datang lebih awal, tetapi sudah ada banyak orang yang berkumpul di sana. Ia membeli dua panci, dua ember, enam baskom, satu porsi nasi putih dan satu sayur goreng. Zhu Haimei hampir menghabiskan uang 10 yuan untuk membeli 2 panci saja. Kemudian ia juga membeli beras dan tepung, minyak nabati, rempah-rempah dan sayuran. Dan akhirnya, ia kembali ke rumah kecilnya untuk menaruh barang-barang tersebut lalu pergi lagi untuk membeli barang-barang yang lain. Setelah selesai membeli, uangnya kini tersisa 0.4 yuan. Jika bisnisnya gagal, pada akhirnya ia harus kembali ke kampung halamannya.
Tetapi Zhu Haimei tidak ingin memikirkan hal itu sekarang. Ia mulai mengambil air, menanak nasi dalam panci besar dan mulai mencuci serta memotong sayuran. Hari ini adalah hari pertamanya berjualan, jadi ia tidak berani terlalu banyak mempersiapkan hidangan masakan untuk dijual. Ia memasak dua masakan dingin yaitu Mazhidoujiao (salad kacang panjang dengan saus kacang) dan Huangguafensi (salad dari campuran timun dan tomat) di rumah kecilnya. Saat nasi sudah matang, ia menaruhnya di baskom besar lalu mengambil sayuran yang sudah dipotong untuk digoreng di tempat berjualan, dan kemudian mengemas tangki gas dengan baik. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul sebelas, Zhu Haimei pun berangkat ke lokasi konstruksi untuk mulai berjualan.
Saat menarik trolinya, Zhu Haimei merasa sangat gugup dan bersemangat. Jika usahanya sukses, mungkin ini adalah titik awal untuk kehidupannya yang baru. Akan tetapi bagaimana jika gagal? Ia tidak berani membayangkannya. Keberanian untuk memulai lagi itu tidak dimiliki oleh setiap orang.
Untungnya, jarak lokasi konstruksi dari rumahnya di desa Shangshui sangat dekat. Setidaknya ia tidak harus berjalan jauh dengan bahunya yang masih sakit itu. Tapi saat melihat di dekat tanda pemberhentian bus ada beberapa orang yang sedang menunggu bus, Zhu Haimei pun tiba-tiba tidak berani berjalan maju.
"Nona, apa kamu sudah tidak kuat menariknya? Biarkan aku membantumu." Terdengar suara seorang paman-paman mendekat.
Zhu Haimei dengan cepat menoleh dan berkata, "Terima kasih, Paman."
"Wah, kamu membawa panci, wajan dan sebagainya. Apakah kamu akan berjualan makanan di sini?"
"Oh, Paman tahu ya. Aku tidak punya pekerjaan, jadi aku berpikir untuk melakukan sesuatu." Jawab Zhu Haimei yang sedikit malu.
Paman paruh baya itu mengangkat ibu jarinya lalu berkata, "Nona, kamu sangat hebat. Menurutku, kamu bisa berjualan di sana. Ada banyak orang yang keluar masuk dari sana. Aku akan mengumumkan kepada orang-orang kalau kamu berjualan disana."
"Oh?" Zhu Haimei memekik karena terkejut. Tempat yang ditunjuk paman itu adalah tempat di mana ia melihat banyak orang beristirahat kemarin. Jaraknya sekitar sepuluh meter dari gerbang lokasi konstruksi. Di sana ada tempat kosong yang terlihat bersih. Sekarang Zhu Haimei merasa keberuntungannya benar-benar bagus. Begitu keluar rumah, ia bertemu dengan orang yang berhati mulia seperti paman ini. Zhu Haimei yakin bahwa bisnis ini pasti akan sukses.
"Ayo jalan, ayo jalan. Aku akan membantumu. Ayo sini."
Zhu Haimei terharu sampai air matanya hampir menetes. Dalam dua hari ini, ucapan paman barusan adalah kata-kata terindah yang pernah didengarnya.