Tiba-tiba ponsel Ye Yan berbunyi. Bibirnya tersenyum mencemooh saat melihat nama penelepon yang tertera di layarnya. Dia pun mengangkat telepon itu, lalu langsung melepaskan handsfree dan meletakkan ponselnya di atas meja…
"Selamat malam Direktur Ye, saya adalah General Manager dari Grup Xiaoshi, Xiao Qi. Apakah Anda masih mengingat saya?" Suara Xiao Qi terdengar tidak sabar namun penuh hormat.
Gerakan Xiao Han yang sedang mengambil kartu tiba-tiba terhenti, dia mengangkat matanya melihat ke layar ponsel dengan pandangan menghina dan jijik.
"Tentu saja ingat, pagi ini kita kan baru saja bertemu…" Nada bicara Ye Yan tiba-tiba menjadi ramah, "Kalau dipikir-pikir, kita seharusnya termasuk keluarga kan, seharusnya kita menjadi…"
Ye Yan menaikkan alisnya dan tertawa jahat sambil melihat Xiao Han.
Xiao Han memutar bola matanya dan melempar kartu king sekop di atas meja.
"Saudara ipar! Saudara ipar! Haha!" Xiao Qi bergegas tertawa.
"Ah, benar." Ye Yan melempar selembar kartu as hati.
"Direktur Ye, kalau Anda ada waktu, aku ingin mengundang anda untuk makan bersama, juga sekalian mendiskusikan hal yang waktu itu kita bicarakan." Xiao Qi berkata dengan hati-hati.
"Hal apa?" Ye Yan melemparkan straight flush terakhirnya dan mengalahkan Xiao Han pada permainan kali ini. Xiao Han memiringkan mulut dan mengangkat gelas minumannya, lalu menggoyang-goyangkannya dengan gerakan yang anggun. Dia terus menatap layar ponsel seperti sedang menikmati pertunjukkan badut yang sedang melompat-lompat…
"Itu… hal mengenai suntikan dana." Xiao Qi mengatakannya dengan sangat hati-hati, dia takut Ye Yan akan mematikan teleponnya.
Ye Yan tidak merespon, dia mengangkat gelas minumannya dan bersulang dengan Xiao Han sambil perlahan-lahan menikmati anggurnya.
"Tunanganku juga ingin membicarakan hal ini dengan Anda, entah apakah Anda bersedia atau tidak." Xiao Qi bergegas menambahkan.
Xiao Han sedikit memicing, matanya mengeluarkan kilatan yang menakutkan. Lan Qianyu tidak pernah suka memohon kepada orang lain, tetapi sekarang demi menolong Xiao Qi dia mau melakukannya? Apakah dia sudah berubah atau dia benar-benar mencintai Xiao Qi dengan sangat mendalam?
"Oh, kalau dia mau datang tentu pembicaraan kita tidak akan sama lagi." Bibir Ye Yan terbuka membentuk senyuman, matanya yang berwarna seperti batu amber berkilat aneh, "Bagaimanapun juga, aku berhutang budi kepadanya."
"Haha, Anda terlalu sungkan…" Xiao Qi terang-terangan merasa lega, "Kalau begitu Direktur Ye, apakah besok malam Anda ada waktu? Bagaimana kalau kita bertemu?"
"Kalau aku tidak salah ingat, bukankah dua hari lagi kalian akan menikah? Besok malam adalah waktu yang sangat penting untuk kalian, lebih baik aku tidak mengganggu." Ye Yan meletakkan gelasnya. Pelayan dengan segera mengisinya kembali dengan anggur.
"Kalau begitu…"
"Sekarang saja." Ye Yan mengambil gelas anggurnya, di matanya berpendar cahaya kegembiraan, "Bawalah dia datang ke kapal pesiarku, kita berbicara secara langsung saja."
"Baik,baik,baik, kami akan segera ke sana!" Xiao Qi terdengar sangat gembira.
"Perairan Nanjue!" Setelah mengatakannya, Ye Yan langsung mematikan telepon. Dia lalu menaikkan alisnya dan menatap Xiao Han, "Yang kamu nanti-nantikan akhirnya datang juga. Lihat nanti bagaimana dia akan memohon belas kasihan di kakimu!"
"Itu masih belum cukup!" Xiao Han menenggak habis anggur di gelasnya, lalu dia tertawa dingin, "Aku ingin dia dan seluruh keluarganya berlutut di hadapanku."
Xiao Han meletakkan gelasnya dan berdiri, "Aku pergi dulu ke rumah keluarga Xiao. Yang di sini kuserahkan kepadamu, mengenai perempuan itu…" Dia terdiam sejenak sebelum melanjutkan perkataannya, "Jangan menyusahkannya." Xiao Han berkata dengan nada ringan, namun perkataannya itu terdengar seperti mengandung maksud tertentu.
"Hah, sejak kapan kamu merasa kasihan terhadap wanita?" Ye Yan merasa lucu dan melihatnya.
Xiao Han sedikit tersenyum tanpa berkata apa-apa. Tangannya bergerak memberikan kode, para pengikutnya pun segera menyiapkan perahu motor. Sebelum pergi, Xiao Han memperingatkannya sekali lagi, "Yan, ingat perjanjian kita. Setelah semua selesai, aku pasti akan membuat Yu Yao kembali ke sisimu!"
"Ok!" Ye Yan melihatnya pergi lalu menggelengkan kepala sambil menghela nafas, "Demi gadis itu, tidak disangka aku harus meminta pertolongan orang lain!"
"Haha, tidak ada cara lain lagi!" Zhao Jun tertawa, "Nona Yu Yao hanya mau mendengarkan perkataan Tuan Han."