Télécharger l’application
29.41% Flattery(COMPLETE+END) / Chapter 10: Mencoba Bersikap Biasa Saja

Chapitre 10: Mencoba Bersikap Biasa Saja

Malam kali ini tidak seperti biasanya, terasa dingin akibat hujan di sore tadi. Entah apa yang kali ini dilakukan dani. Hanya duduk sendiri diatas loteng sambil melihat awan-awan yang bergerak cepat mengitari indahnya malam hari.

Dani yang menatap ke atas bagaikan menatap wajah ali seperti bulan, -tidak rata dan penuh kebencian- Karena bersikap so baik di depan bu lili. Pikirannya terus berputar-putar memikirkan kejadian kemarin sore. Apaan sih gue... ngapain juga masih mikirin tuh orang. Lagian peduli amat gua sama bu lili.

Zaki yang sedang membawa laptop karena ingin mengerjakan tugas dikejutkan dengan sosok dani yang masih berdiam diri di atas loteng pada malam hari seperti ini. Entah apa yang dilakukan bocah satu itu. Ali yang baru saja selesai keluar dari arah kamar mandi pun merasa kaget, karna melihat dani duduk di atas loteng sendirian dengan baju dan celana pendek, padahal suasana di malam hari ini sangat dingin. Sedangkan ali yang reflek langsung memanggil dani dari bawah.

"Woi dan! Ngapain lo?" Teriak ali langsung.

Dani yang mendengar teriakan ali dari bawah hanya menatap ali sinis. Dia sedang tidak mood meladeni bocah satu itu.

"Yaudahlah, terserah lo!" Lanjut ali. Dan langsung memasuki kamarnya dan disusul oleh zaki.

"Li, gue nitip laptop ya, gue mau ngadem ke loteng bentar sambil nemenin dani."

Zaki pun langsung berjalan ke atas menghampiri dani yang sedang duduk sendiri diatas loteng. Dan mencoba memecah keheningan yang terjadi.

"Dan, lo kenapa?" Tanyanya kepada dani.

"Gapapa. Emang gue kenapa?"

"Dih gajelas. Gue nanya balik nanya."

"Ck, gue gapapa kali."

"Lagi pengen sendiri aja." Lanjutnya. Kemudian yang terjadi hanyalah keheningan yang melanda. Karena zaki merasa bahwa sahabatnya sedang dalam posisi yang sedang tidak mood dan nampaknya butuh waktu sendiri zaki pun berpamitan kepada dani untuk memasuki kamar terlebih dahulu.

************

Pagi kembali tiba. Matahari mulai memunculkan sinarnya, hingga sosok pria yang baru bangun tidur pun terbangun dengan wajah terkejutnya. Dia pun langsung menengok jam yang berada di atas nakas. Dia baru sadar bahwa jam sekolah telah berlalu lebih 30 menit yang lalu dan sekelilingnya telah kosong, hening. Hanya dia yang berada di tempat itu.

"SIALAN!!!! Kesiangan gue!! " dia pun langsung bergegas memakai seragam tanpa bersiap terlebih dahulu. Sesampainya di halaman kelas, pak fathir dengan muka garang nya telah berdiri sambil berkacak pinggang. Lalu pak fathir berkata

"Darimana kamu?! Jam segini baru dateng. Kamu pikir ini sekolahan siapa?!"

"Iya pak maaf. Saya kesiangan." Jawabnya santai.

"Saya juga tadi kayaknya ga liat kamu sholat subuh. Kamu ga sholat subuh? Lagi halangan?" dani hanya diam. Tidak memperdulikan perkataan guru satu itu.

"Kamu saya hukum! Bersihkan semua sampah yang ada di sekolah ini. Kalau udah bersih baru kamu boleh masuk kelas!!" perintah pak fathir. Dani yang memang bodoamatan tentang hukuman hanya menjalankannya dengan senang hati mungkin?

Dia mulai mengambil beberapa sampah dan memasukannya ke dalam tong sampah terdekat.

BUUUUUUUMMMMMMMM...

Suara laju motor, menghentikan gerakannya. Diapun lantas menengok siapa pengendara itu. Dibukanya helm hitam yang menghiasi kepalanya dan ternyata itu adalah bu lili, orang yang dari semalam ia fikirkan hingga menyebabkan dirinya menjadi dihukum seperti ini.

Dani menatap bu lili dalam, entah apa maksud tatapannya. Siapapun yang melihat akan dibuat bingung olehnya, dani tipikal orang yang gampang sekali merubah moodnya.

Bu lili yang merasa diperhatikan dari jauh pun merasa risih yang mendalam, bu lili menurunkan helmnya dan meninggalkan motornya yang masih terparkir di area parkiran. Bu lili berjalan kearah kantor dan langsung disuguhi oleh beberapa guru yang mungkin sedang membicarakan perihal yang terjadi hari ini. Bu lili yang baru saja datang hanya bisa duduk diam dan mendengarkan apa yang dibicarakan oleh para guru senior itu.

"Dani kelas 12 TKJ 1 sering banget bikin ulah, heran saya mah. Gaada bosen-bosennya tuh anak, mau dihukum kaya gimana juga tetep aja gabakal berubah." Ujar bu meli atau yang biasa para murid bilang bu Barbie.

"Hmm. Namanya juga anak cowo, ya wajarlah mel." Ucap bu ziah memaklumi.

"Iya si, tapikan bu gagitu juga. Masa iya sampai nakal kaya gitu." Ucap bu pram menimpali.

"Katanya si dani dihukum karena terlambat masuk kelas 30 menit."lanjut bu pram.

"Ihh engga bu, si dani juga ga sholat subuh tadi pagi. Makanya dihukumnya sampai kaya gitu." Ucap bu aulia menimpali.

Memang guru perempuan disekolah ini merupakan guru muda yang masih berumur sekitar 20-23 tahun. Jadi wajar kalau yang digosipkan masih murid yang sedang viral.

Sedangkan bu lili yang sedari tadi hanya diam akhirnya mengeluarkan suaranya

"Emang kalau pagi ga ada yang bangunin gitu bu?"

"Ada bu. Malah kadang kalau ga dibangunin disiram pakai air, dipukul juga pakai sajadah. Emang dani nya aja yang katanya kalau lagi tidur susah banget dibanguninnya." Jelas bu sinta.

Sedangkan bu lili hanya menganggukan kepalanya tanda ia mengerti.

"Eh, yaudah yuk bu, pada kebagian ngajar kan? Ayo pada ngajar. Udah pergantian jam tuh, entar kita dikira makan gaji buta deh. Hehe." Bu aulia menasehati. Guru lain pun langsung bergegas memasuki ruangan kelas masing-masing yang akan mereka ajar.

******

Dalam perjalanan menuju kelas 11 TKJ 4 bu lili masih memikirkan apa yang diucapkan oleh bu sinta tadi. Masa iya ada orang yang tidur seperti itu? Bahkan sampai disiram dan dipukul pakai sajadah dani tidak terbangun sama sekali dari alam tidurnya. Tapi mungkin memang seperti itu kenyataannya. Karena kalau dani mudah dibangunkan tidak mungkin ia melewatkan sholat subuh bahkan sampai terlambat datang kesekolah selama sampai 30 menit. Memikirkan itu membuat bu lili terkekeh sendiri.

Dani yang melihat bu lili sedang berjalan sambil melamun pun langsung menghadang langkah guru itu. Bu lili yang langsung tersadar dari lamunanya pun dibuat heran olehnya.

"Ibu mau ngajar di kelas mana? Yang pasti bukan dikelas saya. Kan soalnya pelajaran ibu lusa bukan sekarang, bener kan bu?" Tanya dani langsung.

"Hh. Sejak kapan kamu hafal mata pelajaran kamu?" Tanya bu lili meremehkan.

"Saya ga pernah hafal mata pelajaran saya ko bu. Saya cuma hafal pelajaran yang d iajar ibu aja, biar nanti pas ibu ngajar saya lagi enggak ngebolos. Hehe."

"Kamu mau sampai kapan kaya gitu dani?"

"Sampai kapan apanya bu? Ngeledekin ibu? Saya ga bakal berhenti. Soalnya, asik sih ledekin ibu hehe."

"Jadi pria yang tidak memikirkan masa depannya." Lanjut bu lili sakartis.

Dani pun langsung tersentak dengan perkataan guru yang satu itu. Memang bu lili mengucapnya dengan santai, tetapi perkataan itu seolah langsung menusuk lubuk hati dani. Bu lili yang melihat respon diam dari dani langsung melanjutkan perkataannya.

"Kamu harus punya masa depan, kamu tuh laki-laki. Akan jadi tulang punggung untuk keluarga kamu kelak. Ga mungkin kan, kamu bermain-main dikelas yang bener-bener nentuin kamu akan kemana, sedangkan yang kamu lakukan hanya bermain-main. Ingatlah dan, hidup ini nyata bukan fana. Dunia keras kamu gaakan ngerti kerasnya dunia kalau kamu lembek kaya gini."

"Gimana kamu mau ngebangun rumah tangga kalau ngebangun impian kamu sendiri aja kamu enggak bisa. Saya tau mungkin akan sangat terlalu jauh jika saya membicarakan soal masa depan kepada kamu, tapi ingatlah masa depan kamu tidak akan salah. Silahkan kamu bermain-main dalam belajar, silahkan nikmati masa indah kamu, tetapi nanti saat kamu susah kamu tidak akan bisa berbuat apa-apa."

"Saya ngomong kaya gini biar kamu sadar. Terlalu banyak kesalahan yang kamu perbuat, terlalu banyak hal yang kamu anggap bercanda sampai kamu lupa bahwa ada seseorang yang tidak selalu menggantungkan diri dengan candaannya seperti kamu. Saya pamit mau ngajar. Assalamualaikum." Setelah mengucapkan kalimat yang panjang dan sangat faedah sekali, bu lili langsung melanjutkan langkah nya yang sempat tertunda.

Sedangkan dani yang diberi ocehan seperti itu hanya diam mematung, dia tidak tau apa yang dibicarakan oleh gurunya itu membuat dampak besar pada tubuhnya.

***********


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C10
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous