Télécharger l’application
14.7% Flattery(COMPLETE+END) / Chapter 5: Salting Atau Cemburu?

Chapitre 5: Salting Atau Cemburu?

Matahari semakin terlihat, pagi akan berganti siang bagaikan lampu hijau yang menandakan setiap orang dengan kesibukannya masing-masing. Seperti wanita ini yang sedang berada ditengah keramaian menelusuri jalan menuju tempat yang dituju. Sudah hampir 15 menit ia terjebak dalam kemacetan membuatnya terlambat memulai kewajiban.

Disisi lain ada satu kelas yang muridnya sibuk dengan kegiatan masing-masing, tanpa ada satupun yang sadar bahwa mata pelajaran saat itu belum terisi guru. Saking sibuknya, mereka tidak perduli dengan kondisi kelasnya sendiri. Mulai dari yang duet nyanyi hingga ngerumpi, sampai ada yang mengantuk bahkan dengan mudahnya mengambil PW -posisi wenak- ditengah keramaian kelasnya.

Biasanya disaat kondisi kelas sedang kacau, akan ada ketua kelas yang menangani, namun kelas itu tidak. Dikarenakan, ketua kelasnya sendiri tidak ada ditempat. Lantas dimanakan ketua kelas itu sebenarnya?

***

"Berisik banget sih kalian! Mana gurunya? " ucap pak fathir –guru piket- membuka pintu tanpa aba-aba, mengejutkan semua murid yang ada didalam membuat mereka terdiam serentak, lalu barulah mereka sadar bahwa kelasnya belum terisi guru.

"Belum datang pak." ucap elsa, kemudian melanjutkan kegiatannya lagi tanpa memperdulikan keberadaan pak fathir.

"Siapa gurunya?" Tanya pak fathir lagi sambil melangkah menuju kursi guru di kelas itu.

"Bu lili pak." Sahut Zahra, sedangkan siswanya justru saling bertanya-tanya.

"Oh bu lili.... Barusan bu lili kirim pesan, katanya akan datang sedikit terlambat. Jadi saya inval -mengganti- dulu saja ya, dari pada tidak ada guru." Ucap pak fathir dan langsung mengisi pelajaran.

Selang beberapa menit kemudian pintu kembali terbuka, membuat seisi kelas menengok kearah pintu.

"Maaf ya saya terlambat.... Eh, pak fathir. Terimakasih ya pak sudah menggantikan saya." Ucap bu lili memasuki kelas dengan raut wajah gusar. Sementara pak fathir mulai bersikap sok cool. Pasalnya sudah banyak yang mengetahui bahwa salah satu keburukan pak fathir yaitu sering caper kepada guru perempuan dengan cara jual mahal.

"Oh tentu bu, tidak masalah. Jika ibu masih butuh bantuan silahkan hubungi saya saja. Saya permisi kalau begitu." Ucap pak fathir yang disahuti anggukan bu lili. Lalu mulai keluar kelas bersamaan dengan sorakan ricuh dari murid-murid di dalam.

"Apaan sih pak. Caper banget yaa..." ucap syukinah menggoda.

"Tau nih caper banget!" timpal abel sinis.

Setelah pak fathir keluar dari kelas, barulah bu lili menduduki kursinya dan tanpa di Tanya langsung menjelaskan alasan kenapa ia datang terlambat.

"Maaf ya saya terlambat, soalnya saya jemput keponakan saya dulu."

"loh kok ibu yang jemput?! Emang orang tuanya kemana?" Tanya ida.

"Iya orang tuanya lagi kerja, kan enggak tega saya, yaudah saya jemput aja apalagi masih TK, takutnya kenapa-napa." Jawab bu lili sambil mempersiapkan materi.

Di lain sisi dani sedang sibuk mengobrol dengan egi.

"Noh! Istri idaman banget kan, keponakan nya aja di peduliin, apalagi anak gue." Ucap dani sambil melirik kearah bu lili.

"lah?! Dia udah ganti pekerjaan jadi baby sitter anak lo?" canda egi.

"Ck! Anak gue sama dia nanti lah bego!" balas dani sinis.

"Dihh! Anak lo sama dia? Mimpi lo! Nilai aja masih banyak yang bolong, udah ngomongin anak aja!" sahut egi santai.

"Tai lo! Bilang aja lo sirik!" sahut dani tidak terima. Sambil menoyor kepala egi sementara egi hanya cengengesan.

Bu lili melanjutkan kegiatannya mulai menulis dipapan tulis materi yang akan disampaikan. Disaat mulai kembali hening bu lili dikejutkan dengan suara pintu yang terbuka sehingga bu lili menoleh ke sumber suara.

"Bu permisi ya.. " ucap siswi bernama atikoh, memasuki kelas dengan watados, melewati bu lili begitu saja dan langsung menduduki kursinya. Membuat seisi kelas terdiam takjub dengan heran. Pasalnya ia masuk tanpa bawa membawa barang satu pun.

"lah darimana lo? Jam segini baru dateng, Biasanya paling rajin." Tanya syifa yang hanya disahuti atikoh dengan senyum.

"Tau lo enggak bawa apa-apa lagi! " sahut elsa.

"Lah, ngapain bawa buku? nanti juga ke lab. Nanti istirahat baru gue ambil diasrama." Sahut atikoh dengan santai.

Sekarang taukan mengapa penghuni kelas 12 TKJ 1 seperti itu? Dikarenakan ketua kelasnya sendiri saja terlalu cuek dan santai.

"Yaudah, ibu tuh pengen banget ajarin kalian cisco. Jadi sekarang kita langsung praktek ke lab aja ya. " ucap bu lili sambil berjalan menuju lab diikuti dengan siswa-siswi 12 TKJ 1.

******

"Nah sekarang, kalian duduk didepan komputer masing-masing dan langsung masuk ke program cisco." ucap bu lili mengintruksi.

Sebenarnya sebelum bu lili mengintruksi, baik siswa-siswi sudah menempati komputer yang ada hingga tak tersisa.

"Saya mau sambungin laptop saya ke proyektor dulu ya, biar nanti kalian tinggal mengikuti intruksi nya aja. OH YA! Proyektornya mana ya? Bisa tolong diambilin ga?"

"SAYA BU! SAYA BU! SAYA BU!" ucap semua siswa yang langsung menghampiri bu lili untuk mengambil proyektor, tetapi ali lebih dulu mengambilnya .

Selang beberapa menit ali kembali dan langsung memberi proyektor kepada bu lili. Lantas bu lili berucap:

"Makasih ya.." ucap bu lili diselangi senyum manisnya.

"Iya bu sama-sama .. kalo dikasih senyum manis kaya gitu tiap hari mah saya rela ngebantuin ibu hehe.. " gombal ali, tetapi hanya mendapat senyum lagi dari bu lili.

Sedangkan satu siswa yang melihat dua orang yang saling berinteraksi antara guru dan murid itu hanya diam, mengeraskan rahang dan mengepalkan tangannya. Mungkinkah dia cemburu? Entahlah, hanya dia yang tau. Ya! dia Da-ni.

"Jadi gini loh..." bu lili langsung menjelaskan pelajaran produktif yang membahas tentang cisco itu.

"Yaudah berhubung saya sudah menjelaskan. Silahkan bikin dahulu seperti yang ada di layar proyektor ya. Jika sudah, bilang ke saya. Kalau tidak mengerti bisa Tanya aja, nanti saya jawab. " ucap bu lili lagi.

Selang beberapa menit kemudian bu lili kembali bertanya.

"Yang perempuan udah?" tanya bu lili lalu berjalan memperhatikan dan beralih ke siswa laki-laki sambil berujar "Kalian sudah?"

Dan tidak sengaja bu lili berjalan kearah dani, spontan dani pun terkejut, langsung menoleh kearah bu lili.

"Kok kamu belum? Ini tuh harusnya gini loh ..." ucap bu lili dan lanngsung mengambil alih mouse yang dipegang dani, sehingga tubuhnya condong kearah dani. sedangkan dani hanya diam, bingung dan tidak tau apa yang harus dia lakukan.

Tanpa bu lili sadari perbuatannya membuat siswa-siswi tercengang atas apa yang telah dilakukan. Seketika raut wajah dani berbubah menjadi tegang, jantungnya berdebar namun ia tidak tau apa yang dirasakannya.

"Kamu udah ngerti?" Tanya bu lili. Sementara dani hanya mengangguk, bukan karena mengerti namun karena ia sudah tidak tahan lagi dengan ketegangan yang terjadi.

"Kalau gitu saya tinggal yaa .." bu lili langsung meninggalkan dani dan beralih ke siswi yang lain.

Dani lantas menoleh kesamping, dan tanpa ia sadari teman-temannya juga terdiam menatapnya heran. Sehingga membuat dani malu dan wajahnya sontak memerah, ini membuat siswi tercengang karena baru pertama kali melihat badboy satu ini blushing..

"Lah Dani.. kenapa muka lo merah? Lah salting bocah! " ledek rabani sambil terus-menerus mengulng apa yang baru saja terjadi.

" Ban, diem lo ban. Panas dingin gue!     

*****


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C5
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous