robet menghentikan mobil pada area parkir yang begitu luas dengan pohon pohon besar berjajar asri dipinggirnya.
robet membuka pintu untuk maria lalu maria keluar dari mobil.
maria memandang robet dengan mengernyitkan dahi.
"yang mulia meminta saya untuk mengantar anda menemui yang mulia di kantornya" ucap robet pada maria.
maria mengangguk lalu mengikuti langkah robet memasuki gedung megah dihadapannya.banyak mata memandang dengan terpukau akan kecantikan maria yang berjalan sembari tersenyum pada semua orang yang ditemui.ruang ceo berada pada puncak gedung,begitu luas ,terdapat simbol mahkota pada 2 daun pintu ruangan ceo.
"dock....dock...dock" robet mengetuk pintu.
"krettt" bunyi pintu dibuka,fian muncul dari balik pintu lalu menganggukkan kepala pada robet.
"dokter maria,silahkan masuk"sapa fian mempersilahkan maria masuk.
maria masuk lalu terdengar fian menutup pintu meninggalkan maria pada ruangan ceo.
maria melangkah berlahan memasuki ruangan yang begitu luas dan mewah.
tiba tiba maria merasakan pelukan erat yang hangat dari belakang,maria terkejut lalu mencoba melepaskan diri dari pelukan.
"diamlah sebentar" bisik verto lembut.
kedua tangan maria memegang lembut tangan kekar verto yang melingkar di tubuhnya.seolah menenangkan verto dari kecemasannya.
verto mencium cekungan leher maria,menghirup wanginya berlahan kecemasannya larut dalam ketenangan maria.
"aku takkan membiarkan kamu pergi lagi tampa diriku" bisik verto lagi.
lalu membalikkan tubuh maria,verto memandang penuh cinta dan kelembutan
maria tersenyum lalu menyentuh wajah verto dengan kedua tangannya.
"aku mampu menjaga diriku sendiri" bisik maria lembut lalu memeluk verto.
verto merasakan hatinya bergemuruh merasakan pelukan maria.lalu menyentuh wajah maria dan menyentuh bibir merah maria dengan bibirnya.airmatanya menetes mengalir menyentuh pipi maria.
rasa haru menyentuh sisi terdalam hati maria,maria membalas sentuhan bibir verto dengan penuh cinta berlahan kedua tangannya melingkar pada leher verto.ciuman mereka semakin memanas hingga nafas mereka seakan berhenti.
"ahhh..." lenguh maria dengan bibir bergetar,matanya semakin sayu saat tangan besar verto meremas lembut payudaranya.
"sayang..,bolehkah?" tanya verto dengan nafas yang berat.
maria tersenyum menggelengkan kepala.
"tubuhku berbau darah" ucap maria lembut.verto terlihat kecewa hasratnya tidak terpenuhi namun verto menyadari maria bukanlah wanita yang bisa dipaksa.
"baiklah...aku akan bertahan hingga malam nanti" bisik verto lalu kembali mencium bibir maria.
"uhukk...uhukk" terdengar suara fian tiba tiba pandangannya nanar menyaksikan verto dan maria yang sedang berciuman.verto dan maria tidak menyadari bila fian telah masuk keruangan ceo.
"ma...maaf" lanjut fian kemudian hendak berlalu dari hadapan verto.
maria melepas ciuman dan pelukan verto.
"apa sudah didapatkan?" tanya verto lalu membawa maria duduk pada sofa kulit berwarna hitam yang besar.
fian mengangguk lalu mengerlingkan mata seakan memberi tahu ferto bahwa apa yang dsampaikan berhungan dengan maria.
"tidak perlu khawatir,dia juga harus tau" ucap verto menjawab kerlingan mata fian.
maria mengernyitkan dahi memandang verto dan fian bergantian atas jawaban verto.
"kedua pembunuh adalah warga kerajaan defard berdasarkan indentitas yang ditemukan dari pakaian mereka " lapor fian.maria terkejut lalu menatap verto yang sedang menatapnya juga.
"berdasarkan panggilan terakhir pada ponsel salah satu pembunuh,terhubung dengan seseorang dari area gereja tua" jelas fian lagi.
"penghianat"bathin maria geram wajahnya menegang dan bola matanya memerah menahan marah.
"aku akan ke gereja tua sekarang menemui romo yulio" ucap maria pada verto.
"baiklah,aku akan menemanimu" jawab verto sembari memegang lembut tangan maria.