pukul lima pagi maria telah berada di kamar raja bersama ludwiq.
"maaf baginda,saya meminta bantuan ludwiq untuk melepas piyama baginda" ucap maria lembut.
"baiklah..." balas raja lalu menatap ludwiq,ludwig melepaskan piyama raja dengan hati hati.
"baginda ...dalam terapi ini bila diperkenankan hanya ada saya dan baginda dalam ruangan ini,apakah baginda berkenan"tanya maria.
ludwiq merasa keberatan meninggalkan raja saat terapi namun tatapan raja memberi isyarat untuk memenuhi permintaan maria.raja telah berjanji pada maria untuk patuh pada petunjuk maria selama pengobatan.
ludwiq dengan berat hati meninggalkan kamar raja saat langkahnya mendekati pintu.
"mister....tolong pintu ditutup dan jangan biarkan seorangpun masuk selama saya belum keluar dari kamar raja" ucap maria dengan tegas.
ludwiq semakin cemas namun mengingat kesembuhan raja kecemasan itu berusaha ditekan.
pintu terdengar ditutup lalu maria menatap raja dengan lembut.
"baginda masih percaya pada saya" tanya maria lembut namun ada ketegasan didalamnya.
"aku percaya padamu" jawab raja.
maria tersenyum mendengar jawaban raja.
"tolong pejamkan mata baginda,rilexkan tubuh dan kosongkan pikiran baginda,lepaskan beban dalam hati baginda"ucap maria.
"maaf bila saya menyentuh tubuh baginda" lanjut maria.
raja mengangguk.
maria menyentuh punggung raja dan memiringkan tubuhnya membelakangi maria dan menahan tubuh depan raja dengan bantal besar
"saya mulai hitungan bila jatuh pada hitungan satu baginda bisa mulai mengosongkan pikiran baginda" ucap maria.
raja mengangguk.
"tiga...dua....satu" hitung maria.
beberapa detik kemudian raja merasakan aliran panas menjalar pada bagian belakang tubuh raja,terasa seperti disayat sayat.
"aghh..." raja menjerit lirih menahan rasa sakit teramat sangat.
rasa panas melai mengalir ke bagian atas belakang tubuh raja.
"aghhh..." jeritan raja semakin keras.
ludwiq terhenyak mendengar jeritan raja,rasa cemasnya meluap kembali...namun kakinya tertahan mengingat pesan maria.wajahnya menegang tatapannya memerah menahan amarah dan cemas.
rasa panas mulai mereda namun kembali rasa panas menjalar kebagian belakang tubuh raja dari pinggang hingga ke kaki....seakan sayatan sayatan tajam merobek tubuh bagian bawah raja.airmata mulai mengucur deras.
"aghhh !!!!" raja menjerit dengan kuat menggema memenuhi kamar raja yang begitu luas.
sontak ludwiq loncat karena terkejut,rasa cemsnya berganti rasa takut yang tak lagi terbendung.ludwiq berlari kekamar verto.
"tock...tock..." ludwiq mengetuk pintu kamar verto lalu membuka pintu berjalan cepat menuju pembaringan verto,terlihat verto masih terlelap dalam tidurnya.
dengan ragu dan gemetar ludwiq menyentuh pundak verto.
"pangeran....." ucap ludwiq membangunksn verto.
verto menggeliat merasakan sentuhan dan panggilan ludwiq.
"hmmm..." jawab verto sambil berlahan membuka matanya.
"ba...baginda..." ucap ludwiq terbata bata dengan suara bergetar.
mendengar ucapan ludwiq yang ketakutan sontak verto loncat dari tempat tidur.
"kenapa ayahanda" tanya verto dengan tatapan tajam dan suara menggelegar.
"ba...baginda menjerit kesakitan"ucap ludwiq dengan tubuh gemetaran airmatanya menetes.
"kenapa kamu tinggalkan ayahanda !!!" teriak verto lagi lebih keras lalu bergegas lari menuju kamar raja.
verto berlari tampa menyadari dirinya hanya menggunakan celana tidur tampa atasan.
"brakkk...!!" bunyi suara pintu yang terbuka keras.verto masuk berlari memasuki kamar raja.
seketika langkahnya terhenti saat matanya menatap raja yang duduk di pinggir tempat tidur dan maria berdiri didepannya dengan kedua tangannya menyentuh leher belakang raja.
maria terlihat tidak bergeming mendengar suara pintu terbuka yang begitu keras.
beberapa detik kemudian maria melepas jari jarinya dari leher raja lalu menyentuh lembut telapak tangan raja.
"baginda...sekarang anda bisa membuka mata" ucap maria.
perlahan raja membuka mata tersentum pada maria.
"masih nyeri" tanya maria tampa menghiraukan keberadaan verto dan ludwiq yang berdiri disebelah maria.
ludwiq merasa lebih ketakutan karena pada kenyataannya raja dalam keadaan lebih baik namun kecemasannya mengakibatkan keributan pagi ini.
raja menggelengkan kepala.
"tubuhku terasa ringan" jawab raja dengan senyum mengembang.
",baginda...dengan berat hati saya mengakhiri terapi ini,dan saya akan kembali sore ini juga ke inggris" ucap maria datar namun ada geram terasa.
raja,verto dan ludwiq terhenyak mendengar ucapan maria.wajah raja memerah menahan amarah karena raja memahami mengapa maria meminta mundur dari pengobatannya.
pandangannya tajam menatap verto dan ludwiq bergantian.
tubuh verto bergetar terduduk di pinggir pembaringan raja,lalu menarik keras rambutnya menggunakan kedua tangannya.lalu menatap maria dengan wajah bersalah.
"maafkan ketidak tahuanku dok"ucap verto mengiba.
"maafkan hamba yang mulia....hambalah yang bersalah dan patut dihukum karena mengabaikan pesan dokter maria" jelas ludwiq terbata bata dengan suara bergetar.
"hamba terlalu cemas mendengar jeritan yang mulia" lanjut ludwiq air matanya menetes menahan kesedihan.
raja memahami rasa cemas putranya dan ludwiq namun rasa cemasnya lebih besar bila maria berkeras pulang ke inggris.