Dua tahun kemudian di istana kerajaan levarc.
"banyk ahli syaraf sudah didatangkan dari berbagai negara tapi blm mampu mengatasi penyakit yang diderita yang mulia"ucap sedih seorang perempuan tengah baya (ellen) pada perempuan paruh baya lainnya (mia) sembari merapikan kotak obat obatan.
"tuan perdana mentri sedang berupaya mencari ahli syaraf lainnya" timpal mia sembri merapikan buku buku di atas meja.
wajah mereka begitu murung mengingat penderitaan raja yang begitu panjang,raja levarc adalah raja yang begitu bijaksana dan sangat dicintai rakyatnya,ratu levarc telah tiada dan sejak ratu tiada kesehatan raja menurun,raja dan ratu memiliki dua putra dan putri.pangeran mahkota verto dan putri veria.
pangeran verto adalah pangeran yang sangat tampan,cerdas namun sifatnya yang mudah meledak membuatnya ditakuti anggota kerajaan belum lagi dengan sifatnya yng sangat senang mempermainkan wanita membuat raja semakin khawatir.
putri veria adalah putri yang cantik dan lembut namun putri veria sangat tertutup,lebih suka menyendiri melukis maupun bermain musik.
**
"drettt...drettt...drettt" bunyi ponsel di atas meja seorang lelaki tua (PM. Lamire) garis wajahnya begitu tegas dan tampan.tangannya meraih ponsel tampa memalingkn pandangnnya dari secarik dokumen yang sedng dibacanya lalu pandanganya membca nama pada layar ponsel "xellin"
"hallo xellin.... " sapanya tegas dengan suara barithonnya.
" hallo tuan...saya mendapatkan ahli syaraf lainnya dari inggris,data datanya telah saya kirim pada email tuan" balas xellin.
"apakah benar benar ahli" tanya lamire lagi menyandarkan tubuhnya pada bahu kursi kerjanya sambil menekan jarinya pada dahi.
"bila membaca hasil penilitiannya dan juga keterangn dari profesor profesor yang menganalisa risetnya.saya percaya bisa membantu kesembuhan raja...kenapa kita tidak mencoba tuan " balas xellin lagi.
lama terdiam berpikir lalu berdiri menghadap jendela besar.
"baik...bila kamu merasa yakin,minta dia untuk secepat datang ke levarc" ucap lamire lagi sambil menutup telfon.
lamire kembali duduk di depan meja kerjanya membuka email dari xellin,seketika dahinya mengernyit dan mata menyipit.
"apakah xellin tidak salah " bathin lamire.
***
"apakah sakit" maria bertanya pada seorang pasien sesudah mengetuk dengn lembut tempurung lutut seorang wanita muda.
wanita muda itu menggelengkan kepalanya,tubuhnya begitu kurus dan pucat pada kulit putihnya,duduk pada kursi roda.
"gadis yang malang"bathin maria.
"sudah berapa lama kamu merasakan ini?" tanya maria lagi.
"satu tahun" jawab gadis muda itu.
maria kembali duduk di kursi kerjanya,terdiam sejenak berpikir.
"aku akan berikan resep untukmu dan juga jadwal terapi,hal terpenting dari pengobatan ini adalah keyakinan dari dirimu sendiri bahwa kamu bisa sembuh dan harus sembuh" jelas maria lembut sambil tersenyum.
"buat dirimu bahagia dan hiraukan semua pandangan buruk orang padamu" lanjut matia sambil menulis resep di atas kertas lalu menyerhkan pada gadis itu.maria berdiri menghampiri gadis itu dan membantu keluar dari ruang kerjanya.
"kringgg...kringgg...kringgg" bunyi telfon dari atas meja kerja maria.
"hallo...." maria.
"hallo...maria" jawab prof.fillip dari seberang telfon.
"prof.fillip...apa kabar?"balas maria dengan senyum mengembang.
"baik maria....sebentar lagi ada seseorang yang akan datng padamu,aku percaya kamu mampu membantunya" jelas prof.fillip langsung tampa basa basi.
"baik prof saya akan tunggu" jawab maria lagi.
"terima kasih maria " ucap prof.fillip lalu menutup telfon.30 menit kemudian.
"thock...thock..." suara ketukan pintu.
"masuk" balas maria.
seorang lelaki muda tinggi tampan berkulit coklat masuk dengan senyum manisnya.
"dokter maria....saya xellin" ucap xellin sembari mengulurkan tangannya berjabat tangan.
"apakah anda datang karna prof.fillip?" jawab maria tersenyum membalas jabat tangan xellin.
"iya..betul" jawab xellin tersenyum.
xellin terpana dengan senyum maria,gadis yang luar biasa cantik dengan mata indahnya.
"mata kuning yang begitu cantik dan unik" puji xellin dalam hati.
"apa yang bisa saya bantu" ucap maria sembari mempersilahkan xellin duduk dihadapannya.
"saya banyak mendengar keahlian anda dari prof.fillip" ucap xellin.
"saya berharap besar anda bersedia datang ke kerajan kami." lanjut xellin.
maria mengernyitkan dahi,senyumnya lenyap berganti mimik datar,terdiam namun pandangannya menatap langsung pada xellin.
"raja kami sakit" lanjut xellin dengan wajah yang tiba tiba murung.
maria masih terdiam.
xellin terlihat gelisah karena diamnya maria.
"apakah kamu membawa rekam medisnya?" tanya maria.
"ya...aku membawa salinan rekam medis" jawan xellin sembari menyodorkan amplop besar di atas meja maria.
maria meraih amplop besar lalu mengeluarkn isinya dan membacanya.
xellin terlihat gelisah menatap maria yg begitu asik membaca lembar demi lembar.
"kasus yang menari" bathin maria lalu mengembalikan lembaran lembaran kertas itu kedalam amplop besar.
"minggu ini banyak pasien yang sudah membuat janji denga saya,bila anda tidak keberatan minggu depan" ucap maria.
"baik....saya akan mengurus perjalanan anda ke levarc" jawab xellin dengan mata berbinar binar bahagia.
xellin berdiri lalu menjabat tangan maria.
"terima kasih untuk kesediaan anda" ucap xellin masih menjabat tangan maria.
maria tersenyum mengangguk.
.