Télécharger l’application
97.26% Isi Kontrak Pernikahan / Chapter 71: Isi Kontrak Pernikahan

Chapitre 71: Isi Kontrak Pernikahan

"Tahan sayang tahan ya, bentar lagi kita sampai..."Reno menenangkan Lina yang tengah mengalami kontraksi.

"Tarik nafas lalu buang,iya tarik nafasnya lalu buang...."Reno memberi arahan pada Lina yang tengah meronta kesakitan.

"Pak udah sampai pak...."pak Ari memberi tahu Reno yang sibuk menenangkan istrinya.

Memang diminggu Minggu terakhir kehamilan Lina,Reno meminta sang supir untuk selalu siap siaga untuknya bahkan Reno menyewakan satu unit apartemen untuk pak Ari takut Lina mengalami kontraksi ditengah malam seperti saat ini.

"Iya,tolong bantu saya ya pak...."Reno memberi perintah pada pak Ari dan pak Ari tentunya mengerti apa yang harus ia lakukan.

Pak Ari buru buru turun dari mobil dan memanggil suster untuk cepat membantu majikannya yang tengah mencoba menggendong sang istri.

Dengan cepat sang suster dan dokter terlihat langsung menangani Lina,yang memang sudah memesan kamar khusus untuk persalinannya dan dokter khusus yang menanganinya tak lain Dewi keponakan dari Reno.

"Ren,loe siapkan..."tanya Dewi memastikan jika bukan hanya Lina yang siap tetapi juga Reno yang akan mendampingi Lina.

"Iya pasti...."Reno menggenggam tangan Lina erat.

Reno memang sangat menantikan momen ini.Momen dimana dia bisa menemani istrinya secara langsung melahirkan buah hati mereka, menjadi orang pertama yang melihat sang buah hati yang terlahir kedunia.

"Akhh....."

"Aww....."

"hmmm....."

"Akhh....."

Itu bukanlah jeritan dari Lina melainkan dari Reno yang merasakan dahsyatnya cubitan dan cakaran Lina di tubuhnya yang melampiaskan rasa sakitnya persalinan kepada dirinya.

"Ayo sedikit lagi Lina,satu dorongan lagi..."Dewi memberi arahan kepada Lina jika sebentar lagi sang bayi akan lahir.

"Akhhhhh....."

"Ea...Ea....Ea....."

Percayalah jeritan sebelum suara tangisan bayi terdengar itu bukanlah jeritan suara Lina melainkan Reno yang merasakan kencangnya cengkraman sang istri ditangannya.

"Selamat ya Lina Reno,bayi kalian perempuan..."Dewi memberitahukan kabar bahagia itu kepada Reno dan Lina sebelum membawa sang bayi untuk dibersihkan terlebih dahulu.

"Cantik persis seperti ibunya..."puji Dewi saat menyerahkan bayi mungil Reno dan Lina.

"Terimakasih ya sayang...."Reno mencium kening Lina entah untuk yang keberapa kalonya semenjak tadi.

"Kasih ASI dulu ya Lina..."sang dokter akan mengarahkan Lina tapi.

"Gue aja sini ...."Reno seakan tak rela istri dilayani oleh orang lain, bahkan dokter sekali pun.

"Awas loe hati hati..."peringatan Dewi.

"Hey jangan salah ya gue udah praktekin ini tuh udah berratus ratus kali tau...."

"Kalo gitu gue permisi dulu ya Ren..."pamit Dewi merasa tak enak mengganggu momen romantis pasangan ini.

Reno terlihat sangat bersemangat membantu Lina untuk memberi ASI pertama pada sang buah hati, pertama tama dia menaikan sandaran ranjang Lina,lalu membantu membuka kancing baju Lina dan membantu mengeluarkan payudara Lina untuk bisa dijangkau oleh si kecil.

Lina merasa sangat bahagia begitu melihat setiap sikap Reno yang benar benar berusaha menjadi suami siaga untuknya.Reno tak pernah mengeluh diawal dulu ia selalu ngidam yang macem macem bahkan Lina yang jarang mandi pun tak pernah dipermasalahkan oleh Reno.

''Mas.....''panggil Lina beghitu sang anak berhasil menyusu.

''Hmmm....''Reno menghentikan aktivitasnya yang tengah mengelus pipi sang buah hati.

''Ada apa.....''Reno menarik kursi disamping ranjang Lina untuk duduk.

''I LOVE YOU....'' kata kata cinta itu terucap dari mulut Lina dengan tulus,matanya sudah berkaca kaca menahan tangis bahagia.

Tapi Reno tersenyum bahagia mendengar ucapan cinta dari istrinya yang memang sangat jarang berkata kata romantis .

''I LOVE YOU MORE....''Reno mengecup kening Lina lagi.

"Terimakasih karena sudah memberi ku bayi secantik dia...."Reno mengecup bibir Lina dengan cepat karena terdengar suara pintu yang terbuka.

''Wah mana mana cucu bapak....'' tanya pak Adi yang ternyata datang bersama bu Ratih di jam empat pagi.

''Kamu ini,kan udah ibu bilang.Ibu menginap saja dirumah kamu....''oceh bu Ratih begitu masuk keruangan Lina.

''Untung tadi Dewi nelpon ibu...''omel ibu Ratih merasa cemas dan senang dengan kelahiran sang cucu.

''Tahan dulu tahan ngomelnya tahan dulu ya,dede cantiknya lagi nenen....''tahan Reno dengan mengajak kedua orang tuanya duduk.

''Kamu ini,ibu itu gak lagi ngomel tapi ibu itu khawatir....''lanjut bu Ratih masih belum puas.

Lina yang merasa begitu sangat diperhatikan oleh kedua mertuanya hanya bisa tersenyum bahagia, karena selama ia hidup bersama dengan ibunya dia tak pernah diperlakukan seperti ini.Begitu dicintai dan diinginkan.

''Cucu perempuan pertama bapak....''Reno dengan senang hati memberitahu jenis kelamin sang bayi pada pak Adi begitu melihat cucunya yang tengah tertidur pulas.

''Wah terimaksih.....''Pak Adivmemeluk Reno secara spontan karena measaa begitu sangat senang.

"Terimakasih ya sayang..."Pak Adi tak lupa mengucapkan rasa terimakasih pada sang menantu Lina.

"Kamu tidur aja sayang,kamu pasti sangat lelah. Dede bayinya biar ibu sama bapak yang jagain...."Ibu Ratih meminta Lina beristirahat karena tau Lina pasti lelah.

"Terimakasih ya bu...."ucap Lina sebelum berusaha untuk tidur.

* * * * *

Satu hari kemudian...

"Kamu yakin gak mau pulang ke rumah ibu aja..." bujuk bu Ratih karena merasa khawatir harus membiarkan Lina mengurus cucunya seorang diri.

"Iya bu gak papa,aku juga masih cuti kerja kok...."jawab Reno mewakili sang istri.

"Ya udah ibu kirim si mbo aja kerumah ya,buat bantu beresin rumah sebelum kalian punya art yang cocok..."saran bu Ratih karena tak mau anak dan menantunya repot.

"Kakek malam ini nginep loh De....."pak Adi membelai pipi sang cucu yang berada digendongan sang istri.

"Iya kakek sama nenek seminggu kedepan akan nemenin kamu..."balas bu Ratih tak kalah senang.

"Akh bu....."protes Reno tak senang mendengar rencana orang tuanya itu.

"Kamu ini, jahitan istri mu aja belum kering.Gak boleh nempel nempel sampai tiga bulan kedepan..."ancam bu Ratih seakan mengerti keinginan Reno.

"Tiga bulan bu,tiga bulan...."Reno seakan tak percaya dia harus berpuasa selama itu untuk tak menyentuh Lina.

"Iya..."jawab bu Ratih ketus.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C71
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous