Télécharger l’application
82.19% Isi Kontrak Pernikahan / Chapter 60: Isi Kontrak Pernikahan

Chapitre 60: Isi Kontrak Pernikahan

Sudah beberapa hari ini Reno selalu pulang terlambat bahkan sampai waktu tengah malam untuk sampai kerumah.

Ini adalah pertama kalinya Reno selalu pulang telat setelah hubungannya dengan Lina membaik dan hal ini tentu saja membuat banyak pertanyaan yang hadir dibenak Lina tentang kenapa Reno selalu pulang terlambat.

''Mau makan dulu atau mandi...''Lina memeberikan pilihan kepada sang suami yang baru saja pulang dijam sebelas malam..

''Mandi aja,kebetulan aku udah makan tadi...''Reno merangkul sang istri dan berjalan bersama menuju kamar.

''Kopi.....''Lina menawarkan yang lain karena bagaimana pun melayani suami itu sudah menjadi tugasnya.

''Gak aku mau langsung tidur aja...''Reno lagi lagi menolak.

Sebenarnya Lina ingin sekali mencerca Reno dengan berbagai pertanyaan sekarang.Kenapa dia selalu pulang telat,ada pekerjaan apa dan makan bersama siapa.

Tapi Lina tahan bagimana pun suaminya kini baru saja pulang dan pasti lelah,tak baik menanyakan hal yang malah semakin bisa memperkeruh suasana.

''Kak...''Lina mencoba untuk bertanya disaat sang suami selesai mandi.

''Hmmm....''jawab Reno dengan memakai baju ganti yang sudah disiapkan sang istri.

''Tidur yuk,aku udah ngantuk banget....''ajak Reno seakan sengaja menghindari pertanyaan Lina yang akan mengintrogasinya.

''Tapi kak,ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan...''protes Lina yang kini sudah berada dalam pelukan sang suami.

''Besok aja ya...''jawab Reno dengan keadaan mata tertutup.

Lina akhirnya mengalah,dia tak mau kecurigaannya memancing keributan ditengah malam seperti ini.

''Apa benar esok pagi,kakak akan bersedia menmdengarkan aku....''batin Lina merasa takut.

Karena semenjak Reno selalu pulang malam,semenjak itu pula Reno selalu buru buru berangkat kekantor.Bahkan Reno yang biasanya bangun menunggu Lina menjadi jam wekernya sekarang ia selalu bangun lebih awal dan bahkan memilih membungkus sarapannya untuk dimakan dikantor.

. . . . .

Benar saja pagi ini pun Reno kembali berangkat dengan tergesa gesa padahal waktu masih pagi.

''Kak tunggu....''pinta Lina begitu Reno akan beranjak pergi.

''Aku sudah terlambat sayang....''Reno terlihat buru buru ingin pergi dan seakan tak mau menanggapi Lina.

Lina yang mendengar itu langsung memeluk Reno erat,entahlah jika saat ini ia boleh egois ia ingin menahan suaminya pergi.Lina terlalu terguncang dengan perubahan sikap Reno saat ini yang hampir sama seperti dulu.

Apalagi perubahan sikap Reno terjadi ditengah kehadiran Laras.Lebih tepatnya terjadi setelah peristiwa besar yang terjadi disore Reno mengajak Lina jalan jalan sepulang dari kantor itu.

''Ada apa hmm....''tanya Reno seakan akan tak mempunyai salah.

Lin hanya menggeleng lemah tapi pelukannya terlihat semakin erat memeluk Reno.Air matanya sedikit menetes tanpa sepengetahuan Reno.

''Aku hanya akan pulang sampai malam ini saja sayang.Untuk kedepannya aku janji tidak akan lagi....''Reno mengerti jika istrinya pasti merasa kesepian dan teracuhkan akibat kesibukannya belakang ini,tapi dia selalu pulang larut malam dan pergi pagi pagi sekali bukan tanpa alasan.

Tapi Reno tak pernah tau jika Lina mempunyai pikiran yang lain,begitu dia selalu pulang telat.Pikiran Lina tak sesimple Reno yang jika dia berkata tidak ada apa apa bukan berarti itu benar adanya.

''Bisa aku pergi sekarang...''tanya Reno yang merasa pelukan sang istri begitu menuntut.

''Ya pergilah....''Lina melepaskan pelukannya dan kepergian suaminya tanpa sebuah senyuman atau ciuman seperti biasa.Lina langsung pergi kekamar begitu melepaskan tangannya dari tubuh sang suami.Lina bahkan tak menunggu Reno pergi keluar.

''Maaf....''satu kata itu yang lolos dari mulut Reno sebelum ia dengan berat hati harus pergi bekerja lebih awal dari biasanya.

* * * * *

Empat hari yang lalu....

Disore itu Reno membawa Lina menikmati sore mereka dengan pergi menonton film.

Mengingat mereka yang belum pernah melakukan kencan,Reno akhirnya berinisiatif mengajak sang istri melakukan kegiatan sebagaimana anak muda yang baru mengenal cinta dan pacaran.Reno ingin saat itu bisa merasakan jika yang dikatakan orang orang itu benar,berpacaran setelah menikah itu lebih indah dari pada sebaliknya.

''Mau menonton film yang berbeda...''ajak Reno pada Lina untuk menonton film lai selain animasi dan flm romatis.

''Apa...''jawab Lina karena setaunya Reno hanya suka film action.

''Horor yuk,kita ini kan sama sama penakut.Pasti akan seru menonton film seperti itu...''Reno berkata bohong,memang dia bukan penyuka film horor tapi dia bukan orang penakut.

''Ikh seru apanya,yang ada kita hanya akan menikmati ketakutan kita masingmasing bukan filmnya....''Lina tak setuju,karena tujuan seseorang menonton film yaitu ingin menikmati setiap alur dan cerita didalamnya bukan sibuk menutupi mata dan berteriak ketakutan.Karena ya memang benar Lina itu tak suka film horor.

''Udah ayo...''tarik Reno paksa membawa Lina kedalam bioskop.

''Akh pokonya aku gak mau lagi....''ucap Lina dengan nafas terengah engah karena ia baru saja kaburr dari studio karena tak bisa lagi melihat filmyang sungguh tak bisa ia lihat.

''Payah....''ejek Reno ytang tak menyangka,Lina akan setakut itu pada filmyang menurutnya tak seram sama sekali..

''Senang ya liat aku yang hampir gak bisa nafas ini,bagaimana kalo aku ini lemah jantung dan melihat film seperti tadi membuatku mati konyol....''ucap Lina tak suka karena sang suami menganggap enteng rasa takutnya.

''Jangan ngomong gitu donk...''sesal Reno. karena mendengar kata mati dari mulut LIna itu lebih menakutkan dibanding film horor.

''Maaf...''sekilas Reno mengecup bibir Lina dihadapan orang banyak,sebab mereka masih didalam bioskop.

''Ikh apa sih...''Lina merasa malu sekaligus terkejut akan ulah suaminya yang berani melakukan hal seperti itu didepan umum.

''Yuk akh aku haus....''LIna langsung menarik tangan Reno keluar untuk mencari pelepas dahaganya.Ya walau lebih tepatnya Lina melakukan itu karena malu.

Setelah puas menghabiskan waktu bersama disebuah pusat perbelanjaan besar di Jakarta.Kedua insan ini memutuskan untuk pulang.

Lagi lagi Reno merasa terkesan dengan Lina,selama mereka menghabiskan waktu dimall yang sebesar dan semewah ini.Tak sekalipun Lina membawanya ketempat belanja selain tempat cemilan dan makanan.Malah istrinya ini membawanya kewahana permainan untuk bermain game dan permainan yang lain.Hal yang belum pernah Reno lakukan selama ia mengencani banyak wanita dulu.Biasanya dulu begitu ia masuk mall toko yang pertama Reno kunjungi itu toko untuk berbelanja dan menghamburkan uang,bukan berkunjung untuk bersenng senang seperti sekarang.

''Kamu tak mau membeli yang lain selain ini...''tawar Reno untuk kesekian kalinya karena sang istri hanya membawa pulang sekotak donat.

''Nggak..''jawab Lina dengan terus menyeruput minuman ditangannya.

Reno hanya tersenyum dan terus menggenggam tangan sang istri menuju parkiran.

Tapi tiba tiba....

''Ren,tolong dengarkan aku sekali ini saja...''entah datang darimana Laras langsung memeluk Reno dan memohon dengan penuh air mata.

''Apaan sih loe....''ucap Reno kasar seraya mendorong tubuh Laras untuk menjauh dari tubuhnya.

''Ren,plis kali ini aja.Dengarkan aku...''Laras masih memohon bahkan kini iamenjatuhkan dirinya kelantai seakan akan tengah meminta pengampunan.

Lina yang sama kagetnya dengan Reno belum bisa sepenuhnya mencerna apa yang terjadi,tapi Lina sadar jika sekarang mereka tengah menjadi pusat perhatian orang orang.

''Baiklah,tapi bisakah kamu bangun dan tak merendahkan dirimu sendiri seperti itu.Suamiku akan mendengarkan semua yang akan kamu katakan tapi,bangunlah dan ikuti kami...''ucap Lina berbaik hati memberi sang penggoda kesempatan,tapi ia juga memberi penekanan disetiap kata katanya jika Reno itu miliknya.

Reno sebenarnya tak setuju dengan usul Lina,tapi melihat isyarat sang istri jika ini hal yang benar membuat Reno menurut.

Lina memutuskan tempat untuk pembicaraan mereka di pos keamanan,karena tempatnya yang sepi.

''Bicaralah....''pinta Lina dengan nada bicara sedikit judes.

''Biasakah kamu pergi dulu,aku hanya aingin bicara empat mata saja bersama Reno...''pinta Laras yang merasa terganggu dengan kehadiran Lina disana.

''Gak.Disini yang memberimu hak untuk bicara adalah istriku....''tegas Reno karena memang tak mau terlibat pembicraan dengan Laras,jika bukan Lina yang meminta.

''OK.Reno aku minta maaf jika dulu aku meningggalkanmu....''ucap Laras dengan wajah yang menunjukan rasa penyesalan.

''Aku meningggalkanmu bukan karena kamu tak pernah menuruti semua keinginaanku,bukan karena lebih mencintai uang dibanding dirimu,tapi....''

Mendengar itu Lina menjadi teringat satu hal,dia terus memandangi ekspresi wajah sang suami yang mulai terlihat serius mendengarkan Laras.

''Aku terpaksa melakukan itu karena ibuku yang sudah menjualku padanya.Dia melakukan itu semua karena kita terlilit hutang yang tak sedikit....''

Lina semakin merasa resah karena bisa saja hal yang dulu terjadi padanya kini terjadi pula pada Laras.Dulu Reno memandang Lina wanita penyuka materi karena ia tak tau alasan yang sebenarnya mengapa ia beseda melakukan kontrak pernikahan itu bersama dia.Lalu jika alasan Laras itu benar,Lina merasa sedikit khawatir Reno akan bersikap sama.

''Lalu....''tanya Reno serius karena tak mendengar kelanjutan cerita Laras.

''Aku ingin pandangan dirimu terhadapku berubah,aku itu tulus mencintaimu dulu ataupun sekarang.Aku mencintaimu Reno....''Laras mengungkapkan perasaannya.

''Aku ingin aku yang ada disampingmu sekarang bukan dia,Kamu ingatkan dulu kamu pernah berkata jika kamu hanya akan mencintaiku didalam hidupmu...''sambung Laras dengan tidak tahu malu.

''Jadi kau selama ini kau terus berusaha untuk menemuiku hanya ingin mengatakan ini.Bang buang waktu saja,seharusnya sekarang aku sudah sampai dirumah dan memadu kasih dengan istriku disana.Bukan disini mendengarkan omong kosong dari orang kepingan masa lalu...''jawab Reno yang ternyata tak terpengaruh sama sekali.

Reno langsung menarik Lina pergi dari sana begitu ia selesai meyampaikan kata katanya.Sedangkan Lina tak berani berkomentar banyak karena entahlah apa yang perlu ia tanyakan sekarang.

Itulah lejadian yang membuat Lina mempunyai pikiran buruk tentang Reno.

Karena dipagi harinya setelah kejadian itu Reno berangkat lebih awal dan pulang larut kerumah sampai hari ini.

Walaupun dimalam itu setelah Reno mendengarkan Laras. Reno tetap mesra seperti biasa,tapi tetap saja pikiran Lina saat ini sudah dipenuhi dengan pikiran macam macam.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C60
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous