Lina melepaskan pelukannya begitu merasa Reno sudah cukup tenang. Sedangkan Lina masih merasa cukup bisa menahan tangisnya karena memang dia tidak terbiasa menangis dihadapan orang lain jika menyangkut perasaan hati.
"Aku tau kata kata Evan kemarin terlalu berlebihan. Aku tak memberitahu status kita yang sebenarnya ke Evan jadi dia pikir semua hal yang kakak lakukan diluar sana aku tidak tahu. Yang Evan tau kakak suami pilihanku jadi dia hanya ingin kakak bersikap sebagaimana suami..."Lina mengulas senyum diwajahnya begitu mengatakan hal itu.
"Mengapa kamu selalu menyalahkan diri sendiri..."Reno tau jika Lina sedang berbohong sekarang. Karena informasi yang dia dapatkan dari Evan terbilang lengkap.
Evan bilang satu sikap Lina yang sulit untuk dirubah yaitu selalu menyalahkan diri sendiri akan semua hal yang terjadi didalam kehidupannya. Dan karena hal itu pula Lina menjadi orang yang selalu berpikir secara matang untuk memutuskan sesuatu hal dan menjadi orang yang mempunyai inisiatif tinggi dan peka dalam berbagai hal.
"Ahahaa bukan begitu kak,aku hanya sadar dengan setiap keputusan yang aku buat pasti mempunyai dua sisi yang berbeda..."Lina berkata dengan nada gembira tapi Reno itu hanya sebuah topeng.
"Maaf jika selama ini aku sudah membuat kakak merasa bersalah dan merasa terbebani akan semua yang terjadi didalam hidupku. Maka dari itu aku tidak bisa memilih salah satu diantara ini..."Lina menyerahkan cincin dan surat kontrak itu kepada Reno.
"Kenapa kenapa kamu tidak bisa memilih..."Reno menatap Lina tajam.
"Karena aku tau kakak hanya..."omongan Lina terpotong...
"Hanya karena merasa bersalah.Kamu pikir semua perasaan yang aku punya sekarang hanya karena aku merasa bersalah. Jadi setelah kamu jujur sekarang kamu pikir perasaan ku itu sebuah kesalahan karena hadir atas kebohongan yang kamu tutupin. Lalu bagaimana dengan aku, apa kamu tak berpikir bahwa aku juga merasa tertipu..."Reno mulai berbicara sedikit keras sikap arogannya seakan bangun dari tidurnya.
"Selama ini kamu melakukan semua tugasmu sebagai seorang istri hanya karena kontrak itukan dan secara garis besarnya aku tak pernah benar-benar menjadi seorang suami dimata kamu iya kan. Aku anggap aku sebagai apa..? Seorang bos atau tuan yang harus kamu layani dengan baik..."
"Bukan seperti itu kak,aku tau kehidupanku menyedihkan tapi aku tak pernah beranggapan seperti itu..."Lina tak percaya jika Reno akan berpikir sejauh ini. Lina hanya ingin Reno tau jika semua hal yang terjadi kepada dirinya selama mereka menikah bukan hanya kesalahan Reno saja melainkan Lina pun turut andil didalamnya.
" Pantas saja kamu tak pernah melanggar satu poin pun dikontrak itu, karena selama ini kamu beranggapan aku ini bossnya jadi semua yang aku minta dan aku perintahkan kamu bisa dengan mudah melakukannya..." Reno sadar jika yang dikatakan Evan itu memang benar adanya, Lina memang orang yang sulit untuk jatuh cinta.
Reno pikir selama ini Lina menerima sentuhan dan ciumannya itu karena Lina mulai memiliki rasa kepadanya tapi sekarang ia tau hal itu hanya sebuah perintah bagi Lina yang harus di turuti.
"Aku memang menganggap pernikahan ini sebagai pekerjaan tapi tidak dengan...."Lina mencoba menjelaskan tapi lagi lagi..
"Haha seharusnya aku selalu mengingat kata kata itu dikepala ku. Kamu dan aku itu bisa hidup bersama dalam satu atap hanya karena kita sedang bekerjasama...."
Tadinya Reno ingin mempercayai kata kata Evan jika Lina sangat mencintainya,tapi kini ia mulai takut Reno takut perasaannya akan bernasib sama seperti Evan.
"Kamu menganggap aku itu tuanmu kan, jadi kamu harus melakukan apapun yang aku katakan,iya kan...."mimik wajah Reno mulai berubah aura dingin dan kesombongannya mulai ia tunjukkan kepada Lina.
"Kak dengarkan aku dulu..."Lina mulai merasa takut apalagi ini pertama kalinya Reno begitu marah padanya. Mereka memang sering berdebat tapi Reno tak pernah terlihat semarah ini.
" Disini aku adalah tuanmu bukan, sebelum kamu memberiku penjelasan yang berisi kebohongan kami harus mendengarkan aku lebih dulu..."Reno menyentuh dagu Lina dengan seringai jahatnya.
"Tatap mataku..."perintah Reno dengan nada sedikit keras membuat Lina semakin ketakutan. Air mata yang sedari tadi ia tahan karena ingin terlihat tegar sekali mulai keluar karena merasa ketakutan melihat kemarahan Reno.
"Dengarkan baik-baik aku akan memberi sebuah perintah baru untukmu..."Reno mengangkat dagu Lina memaksa sang istri untuk bisa menatapnya.
"Aku hanya akan mengatakan ini satu kali saja ,jadi dengarkan dengan baik..."Reno mendekatkan wajahnya untuk lebih dekat dengan wajah Lina.
"Aku ingin kamu..."Reno sengaja menunda kata katanya untuk melihat ekspresi Lina lebih jelas. Reno bisa merasakan ketakutan yang Lina rasakan selain air mata yang mulai menetes tubuh Lina pun bergetar hebat karena menahan air mata dan rasa takutnya.
"Aku ingin kamu..."Reno mengulang kata pembukaannya dengan semakin memperpendek jarak diantara mereka. Sedangkan Lina kini menutup matanya karena tak bisa melihat wajah marah Reno yang bisa dikatakan terlihat kejam dan licik.
"Jadilah istriku selamanya..."nada bicara Reno berubah kini terdengar seperti biasa yang manja dan lembut.
Lina yang sudah sangat merasa ketakutan tak bisa mencerna perkataan Reno dengan benar jadi disaat Reno selesai mengatakan keinginannya Lina masih menutup matanya tak berani ia buka.
Grep...
Reno membawa Lina kedalam pelukannya begitu melihat Lina yang masih merasa takut akan dirinya.
"Jadilah istriku untuk selamanya..."Reno mengulang kata-katanya tepat ditelinga Lina dengan sedikit terisak.
"Istri dari Reno Sanjaya bukan Istri kontrak Reno. Aku ingin kamu bisa selalu menjadi istriku, istri yang akan marah ketika aku bersama perempuan lain, istri yang akan merasa cemburu disaat aku dipeluk wanita lain dan istri yang akan selalu bergantung kepada suaminya..."tangis Lina pecah begitu mendengar apa yang dikatakan Reno. Dengan cepat Lina membalas pelukan suaminya dengan erat.
" Aku tak peduli jika rasa yang aku miliki sekarang hadir karena rasa bersalah. Karena dengan rasa bersalah itu aku merasa takut untuk kehilangan dirimu. Biarkan aku yang bertanggung jawab untuk semua rasa kesedihan dan kesepianmu. Aku ingin kamu bisa mengandalkan aku untuk semua hal didalam hidupmu..."
Reno ttadi memang marah tapi dia marah bukan karena Lina yang tak memiliki perasaan apapun padanya atau hanya menganggap dia sebagai bossnya. Tapi Reno marah karena Lina selalu berbohong dia selalu mencoba menutupi semua hal yang ada dihidupnya.
Tentang kesepian Lina pun Reno tau jika Lina berbohong dengan mengatas namakan terbiasa. Jelas jelas dibuku harian yang Lina tulis disana Lina pernah berkata.
' Dia mengurungku disini sedangkan dia terbang bebas diluar sana. Andai saja dia tidak terlalu bersikap dingin kepadaku mungkin aku bisa sedikit merasa hidup disaat sepi datang,aku bisa sedikit merasa hangat disaat aku dingin karena rasa sepi. Aku ingin dia tau jika disini aku adalah istrinya bukan penjaga rumahnya'
Apalagi Evan berkata jika Lina orang yang sangat bisa menutupi semua kesedihannya dengan rapih karena dia sedari kecil sudah seperti itu dibesarkan tanpa kasih sayang dari seorang ibu membuat Lina tak punya tempat untuk mengadu keluhkesahnya. Dia memang mempunyai seorang ayah yang sangat baik tapi dia tidak mau menceritakan semua kesedihannya pada ayahnya itu karena jika Lina mengadu. ayahnya akan langsung marah pada ibunya dan itu membuat mereka berdua sering bertengkar dan Lina tak suka itu.
"Kamu takkan menolak perintah suamimu kan..."Reno merenggangkan pelukannya untuk menenangkan Lina dengan cara yang lain.
"Hey. Aku ini sedang melamar mu loh..."Reno mengusap air mata Lina lembut.
"Disaat begini harusnya kamu tak boleh menangis seperti ini. Harusnya seperti ini..."Reno menarik kedua sisi bibir Lina untuk membuatnya tersenyum.
Lina sedikit tertawa dengan candaan Reno dan hal itu juga berhasil membuat tangisannya berhenti.
Cup...
Reno mengecup bibir Lina beberapa kali dan itu semakin membuat Lina tertawa.
"Mau menjadi ibu dari anak-anakku, kita akan mulai semuanya dari awal jika kamu mau menerima lamaranku yang kedua ini,tapi jika tidak akan aku pastikan akan ada lamaran yang ke tiga empat lima sampai kamu mau menerimaku menjadi suamimu dan menjadi ayah dari anak anak mu nanti..."Reno membuka kotak cincin yang berisi cincin pernikahan yang ingin ia ganti. mengganti cincin pernikahan yang lama yang dibelinya asal tanpa bekal apapun didalamnya.
" Tapi kak..."Reno mulai down ketika mendengar kata tapi dari Lina.
Apa seberat ini memperjuangkan perasaan,aku yang tidak pernah tau apa itu mengejar kini harus berjuang dengan keras untuk mengejar cinta dari istriku sendiri.Tapi aku janji aku akan tetap sabar dan berjuang karena ini tidak ada apa apanya dibanding Lina yang selalu menunggu kepulanganku selama setahun dulu.