Télécharger l’application
30.13% Isi Kontrak Pernikahan / Chapter 22: Isi Kontrak Pernikahan

Chapitre 22: Isi Kontrak Pernikahan

Suasana dikediaman Reno begitu hangat,dengan keakraban yang terjalin antara menantu dan mertua.Lina tidak hanya dekat dengan ibu Ratih tapi juga dengan pak Adi ayah dari Reno yang terkenal dingin dan tegas tapi dia selalu tertawa lepas jika bersama Lina.

Bahkan pak Adi menonton film kartun koleksi Lina,dia tidak keberatan disuguhkan tontonan untuk anak kecil.

Reno yang melihat pemandangan didepannya,tak henti hentinya tersenyum bahkan ikut tertawa bersama.Reno memang jarang sekali kumpul dengan orang tuanya,apalagi sebelum dia menikah.Dulu sebelum menikah Reno hanya akan mengunjungi orang tuanya sebulan sekali,itupun dipaksa dengan ibunya yang tak henti hentinya menelpon.

Setelah menikah dengan Lina,walaupun tak sering tapi ia selalu pulang kerumah orang tuanya begitu Lina menginap disana.Karna Lina menginap tidak pernah sebentar paling cepat hanya tiga hari.Jadi mau tidak mau Reno juga harus pulang kerumah orang tuanya.

"Ibu sama bapak langsung pulang ya sayang."pamit bu Ratih pada Lina setelah mereka menyelesaikan makan malamnya.

"Ikh SMP masa.."ejek Reno kepada kedua orang tuanya.

"Ya udah bu kita nginep aja kalo gitu."ancam pak Adi pada Reno yang disambut dengan tatapan tak suka.

"Ya udah gakpapa,langsung pulang aja gak papa kok." Reno meralat ucapannya.

"Ikh sekarang ngusir,.."ejek pak Adi lagi.

"Udah pak ikh,suka banget gangguin anaknya."bu Ratih menengahi mereka berdua,sedangkan Lina hanya tersenyum melihat keakraban anak dan bapak itu.

"Makasih ya Lina,kapan kapan nginep donk kerumah.Masakin bapak ikan bakar hasil pancingan bapak."pamit pak Adi kepada menantunya.

"Siap pak,nanti pasti Lina akan menginap"jawab Lina penuh semangat.

"Ibu pamit ya..."pamit ibu Ratih seraya memeluk Lina.

Lina dan Reno mengantar pak Adi dan bu Ratih menuju pintu.

Reno merangkul Lina mesra menunjukan ke orang tua Reno bahwa mereka pasangan yang harmonis dan romantis.

Reno melambaikan tangan kepada kedua orang tuanya sebelum mereka berlalu dari pintu.

Ketika pintu tertutup sempurna,tangan Reno tak langsung lepas dari pundak Lina.Lina pun seakan sudah nyaman dengan keberadaan tangan Reno yang sedari tadi terus saja merangkul dan memeluknya didepan orang tua Reno.

"Terimakasih..."ucap Reno dengan senyuman yang tercetak jelas diwajahnya.

"Untuk..."Lina menatap wajah suaminya yang tersenyum manis kepadanya,membuat Lina bingung karna sikap Reno yang seperti ABG labil baginya.

"Semuanya...."Reno masih memperlihatkan senyumannya dan tangan satunya mengusap wajah Lina lembut.Membuat Lina semakin bingung mungkin lebih tepatnya tak percaya.

"Ya sama sama,aktingku baguskan selama ini."Lina melepaskan diri dari rangkulan Reno dan belaian lembut diwajahnya.

Lina bukannya tak senang dengan sikap Reno yang manis,tapi dia tak mau terhanyut dengan sikap Reno yang bisa saja berubah bahkan waktu menit yang sama.

"Iya ..."hanya kata itu yang keluar dari mulut Reno begitu Lina melepaskan diri darinya,ada rasa kecewa dihati Reno begitu menyadari Lina yang seakan tak nyaman berada didalam pelukannya.

"Kakak kalo mau mandi duluan gih,aku masih harus beresin dapur."Perintah Lina pada Reno.

"Iya tapi siapin bajunya ya."Reno berjalan menuju kamar dengan wajah datarnya,senyuman yang tadii terukir manis diwajahnya hilang seketika.Membuat Lina mengerutkan dahinya.

"Benar benar labil,semenit tersenyum,semenit kemudian manyun,marah.heuuhhh"Lina mengomel sendiri melihat sikap Reno yang sulit untuk ditebak.

"Lina baju aku mana..."teriak Reno dari arah kamar.

Lina yang tengah asik mencuci piring pun langsung berlari kekamar,karna dia lupa untuk menyiapkan baju suaminya.

"Kamu lagi ngapain sih..."tanya Reno ketus begitu Lina sampai dikamar.Moodnya berubah drastis begitu Reno menyadari Lina tak tertarik kepada dirinya,semua yang Lina lakukan semata mata hanya karna kontrak dan tentu saja uang.

"Maaf,tadi kan aku bilang aku lagi nyuci piring"ucap Lina menahan emosinya karna sikap Reno yang lagi lagi berubah drastis.

"Nih bajunya,kalo gak ada lagi yang kaka butuhin aku keluar dulu."Lina menyerahkan baju yang secara acak ia ambil dari lemari Reno.Lina langsung berlalu keluar kamar begitu tak ada kata kata lagi yang keluar dari suaminya.

"Heuhhh..."dengus Lina kesal begitu keluar dari kamar.Lina bahkan tak tau apa yang pantas ia ucapakn akan kelakuan suaminya yang seperti ABG labil itu.

* * * *

Reno kini tengah berada diruang kerjanya.Dia bingung memikirkan tentang perasaan yang ia punya untuk Lina,karna hanya Lina yang mampu membuatnya berubah drastis secara emosi.

Reno bisa merasa senang hanya karna Lina bersikap manis kepadanya dan langsung merasa marah begitu Lina mengacuhkan dan tidak peduli padanya.

"Heuuuhh..."Reno mengusap wajahnya kasar.

"Nggak mungkin aku tertarik padanya."ucap Reno menyangkal perasaannya.

Reno berjalan menuju arah paket besar yang baru ia terima tadi siang.Tertulis disana nama Lina dengan gambar Olaf siboneka salju.

Ingin sekali Reno membuka saat ini juga,tapi ia belum mendapatkan persetujuan Lina,jadi ia tahan.

Di angkat paket besar itu oleh Reno.Terasa ringan dan enteng.

"Apa isinya ini..."tanya Reno penasaran.

Matanya mengendar ke sisi lain kamarnya,tepatnya ke rak buku Lina.Dibawahnya terdapat box yang tertutup.

Reno membuka box itu dan didalamnya terdapat paket paket dengan berbagai macam ukuran.Ada yang kotak kecil,besar dan ada beberapa tangkai bunga mawar disana ada yang udah kering,layu,dan masih segar.

Awalnya Reno berencana untuk mengajak Lina membuka paket paket itu setelah kedua orang tuanya pulang,tapi dia terlanjur kesal karna Lina yang seakan akan menghindarinya begitu akting mereka selesai.Lina seakan akan memang tidak tertarik kepada Reno diluar kontrak pernikahan mereka.

Walaupun Reno bingung dengan dirinya sendiri yang mengapa dia harus kesal akan semua itu.Seolah olah cintanya bertepuk sebelah tangan saja pada Lina.

Reno pergi beranjak meninggalkan paket paket itu,dia berjalan kearah mejanya dan duduk diam disana.

"Oh iya..."Reno ingat kata kata Lina yang katanya dia menyimpan sesuatu dilaci meja kerjanya.

Dibukanya laci itu,disana terdapat surat kontrak pernikahan dan sebuah amplop yang Lina katakan.

Reno cukup terkejut mendapati apa yang ada didalamnya,terdapat banyak struk belanjaannya yang mulai dari makanan sampai barang barang mewah yang ia belikan untuk pacar pacarnya.

Reno tak menyangka jika Lina mengumpulkan itu semua dan menaruhnya dengan sangat rapih.Reno memang secara tidak sengaja selalu menyimpan struk belanjaannya dikantong baju atau celananya karna itu kebiasaannya.

Reno tersenyum begitu menyadari Lina memang istri yang baik,dan selalu berpikir panjang akan tindakan yang ia lakukan.Dengan mengumpulkan struk ini Reno tau betul apa maksud dari semua perbuatan Lina.

Tapi ada satu kata yang mengganggunya.

"Benarkah dia tak suka barang barang mewah."Reno merasa tak percaya dengan Lina yang tidak tertarik dengan barang barang mewah.Bagi Reno tak ada perempuan yang tak suka dengan itu semua.

"Ok,kita lihat besok apa ucapan mu itu benar atau tidak..."Reno memiliki rencana sendiri untuk mengetes Lina.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C22
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous