Saat Daniel sedang bersama Mirella tiba - tiba dering hp Daniel terdengar. Daniel melihat dengan kaget mama yang tertera disana. 'Mika' batin Daniel.
Mirella jelas mengetahui perubahan Muka Daniel,, kalau tadi dia entah kenapa nempel dan sangat manja padanya seperti koala kini muka Daniel langsung tegang. 'jangan - jangan Mika lagi' batin Mirella kesal. 'ih....untuk apa aku kesal' batin Mirella semakin kesal. 'wajarlah sekarang kalau aku kesal, kemaren - kemaren aku menginginkan pisah biar mereka bisa bersama, Daniel selalu saja menghalangi, bahkan sampai memberiku liburan yang mahal Pula, jadi sekarang jangan salahkan aku kalau aku tidak akan membiarkan kalian berdua lagi' batin Mirella sambil memandang Daniel tajam. Daniel merasa merinding, tengkuknya terasa dingin. Segera disimpannya hpnya. "tadi...Mika yang telpon" kata Daniel sambil menunduk. melihat tingkah Daniel Mirella merasa jengah sendiri. "kenapa dia jadi mengemaskan gitu" gumam Mirella kesal.
Dicubitnya pipi Daniel gemas. tentu saja Daniel mengaduh kesakitan, cubitan Mirella bukan cubitan sayang. 'rasanya dia balas dendam padaku nih' batin Daniel sambil terus mengaduh.
Hp Daniel kembali berdering, namun Daniel Kalah cepat dari Mirella hingga kini Mirella lah yang memegang hp Daniel. Namun tidak seperti dugaan Mirella. telpon tersebut bukan dari Mika namun dari Arnold. dengan segera Mirella memberikan hp tersebut pada Daniel.
Daniel agak menjauh dari Mirella saat menerima telpon, Mirella yang memperhatikan Daniel pun tersenyum. "ternyata dia sangat tampan kalau lagi serius" gumam Mirella.
Kini Mirella juga mama mertuanya sudah bersiap untuk berangkat, liburan mereka yang pertama yaitu Jerman. Kenapa Jerman itu adalah pilihan ibu mertuanya tersebut.
"sayang,,udah siap semua kan?" Tanya Daniel sambil memeluk Mirella sayang. Mirella hanya menganguk, dengan muka yang memerah padam. Dirinya malu Daniel peluk- peluk didepan umum seperti ini. "nanti sampai Sana jangan lupa kabari aku ya, terus jangan sampai telat makan, minum obatnya juga, jangan jauh - jauh dari mama, kalau mau apa aja bilang sama mama ya" pesan Daniel sambil mengusap kepala Mirella.
orang - orang yang menyaksikannya tersenyum. 'pasangan yang sangat menyayangi' batin mereka. orang tua Daniel juga orang tua Mirella bahagia melihat putra putri mereka saling sayang. 'coba aja kalau yang pergi bersama Mira, Daniel, bukan mama, pasti pulang udah punya cucu' batin papa Daniel sambil memandang Daniel dan Mirella.
"Tenang aja,,lagian gimana aku mau jauh dari mama, kalau kondisiku gini" kata Mirella sebal. Sebenarnya dirinya terharu dengan perhatian Daniel, tapi bagaimanapun dirinya gengsi mengakuinya.
"ini....ambillah, kalau mau beli apa - apa pakai kartu ini,,bukan unlimited sih,,ada batasnya, tapi kayaknya cukup lah untuk jajan istriku tercinta" kata Daniel sambil menyerahkan kartunya pada Mirella. "tidak usah....aku..." belum Mirella selesai berkata, kini kartu telah berpindah ketangan Mirna. " kalau kamu tidak mau buat kakak aja" kata Mirna tersenyum senang. Mirella ingin mengapai kembali kartu tersebut, namun ketika melihat orang tuanya dirinya tidak jadi merebut kartu itu kembali. Melihat perubahan istrinya, dengan segera Daniel merebut kartunya dari Mirna. " maaf ya kakak iPar, ini untuk istriku, kalau kau mau sebaiknya menikah dulu baru minta ke suamimu" kata Daniel sambil kembali menyerahkan kartu itu pada Mirella.
"udah....ayok semuanya kami pergi dulu ya,,sampai ketemu lagi" kata mama mertua Mirella sambil pamit pada semua, diikuti Mirella yang melakukan Hal yang sama. "Selama aku tidak ada,ingat jangan temui Mika atau wanita lain,,awas aja!" ancam Mirella membuat yang lain tertawa.
"iya, Yang mulia " kata Daniel sambil memeluk istrinya tersebut. " hati - hati ya sayang,jangan kepincut dengan bule - bule disana" kata Daniel sambil mencium kening Mirella.