Télécharger l’application
78.12% Cool Husband / Chapter 25: ketemu mantan doi

Chapitre 25: ketemu mantan doi

Disini (ruang musik sekolah)

Pukul 14:12

"Tidur bentar ah. Pa budi juga lagi gak ada." Gumam gua sendiri seraya merebahkan tubuh ke sofa yang ada di dalam ruangan musik ini.

Alin emang suka banget tidur disini, kadang sampai di bangunin sama satpam haha.

Sehubung gua suka main musik jadi gua sering kesini. Dulu tuh gua sama abang-abang gua sering manggung sana sini. Tapi sekarang mereka udah pada sibuk karena udah kelas XII.

Jadi tempat ini kadang masih dipake sih. Tapi jarang, paling kalau ada pensi atau semacamnya doang.

_______________

Pukul : 15:10

Dumm Dumm Dumm

Suara bunyi drum yang di pukul tepat di atas kepala gua. Jadi gua tidur di sofa yg di sampingnya ada seperngkat alat drum.

"Anjir jam berapa." Kaget gua yang langsung mengambil posisi berdiri dan berlari menuju kelas.

Tanpa melihat siapa yang tadi pukul drum. Toh paling pak satpam.

"Mampus ada bu maimunah." Intip gua dari jendela dan seraya melihat jam tangan gua.

"Anjir lupa abis pelajaran pak budi kan emang si miss maroon ini." Kutuk gua.

*miss maroon. Panggilan untuk buuu maimunah karena ia suka sekali warna maroon.

Gua intip lagi dari jendela, ada yang melambaikan tangan. Ternyata mimin.

Gua lambai-in balik kan, terus mimin minta izin ke miss maroon buat keluar.

"Hoi alin kemana aja lu, buruan masuk. Tas lu masukin lewat jendela, minta si choki oper." Jelas mimin.

"Ketiduran gua anjir, yaudah oke. Masuknya bareng ya min." Ucap gua ke mimin seraya mengambil tas nya lalu memasukan lewat jendela.

"Cok, cok. Oper ke tempat gua." Ucap gua ke choki.

Akhirnya gua dan mimin memasuki kelas.

"Eh ini ko berdua, perasaan yang keluar satu deh tadi." Heran miss maroon.

"Tadi saya udah daritadi bu disini, sebelum ibu masuk, terus saya ke ruang musik dulu bu." Jelas gua.

"Ngapain ke ruang musik. Udah tau kan pelajaran saya." Ucap miss maroon.

"Ada yang membutuhkan saya bu, biasa bu. Saya kan anaknya multitalent heheh" ujar gua dengan tawa di belakangnya.

"Terserah, saya lagi baik. Duduk sanah." Suruh miss maroon

Gua dan mimin langsung menempati tempat masing-masing.

"Psst, oi alin darimana anjir." Bisik mamat.

"Ketiduran gua di tempat biasa." Jelas gua

"Ko bisa, terus yang bangunin lu siapa?." Tanya mamat.

"Gatau gua langsung kesini." Ucap gua.

Eh iya siapa ya siapa yang tadi bangunin gua, kalo pak satpam iya gak si?. Tapi biasanya si dia kalo keliling pas sore sama malem doang.

Apa bang yafa ya? Bang yafa kan jail banget orangnya.

Terus juga gua pengen marahin dia, kenapa dia gak bangunin gua dari beberapa menit sebelum nya anjir.

💨💨💨

Pukul 16:00

Sebelum pulang gua sempetin ke pos satpam dulu, mau mastiin dia apa bukan yang bangunin gua tadi.

Btw gua sama gavin berangkat dan pulang bareng pake motor gua, karena gua yang mau. Dan gavin kok yang bawa. Kalo gua yang bawa apa ga dikata banci tuh gavin.

"Pak satpam, where are you. Yuhuu." Teriak gua di depan pos satpam.

"Oi, what hepen alin." Ucap pak satpam yang keluar dari dapur pos satpam.

"Tadi bapak yang bangunin alin di ruang musik?." Tanya gua.

"Engga, bapak jaga disini kok."

"Oh gitu yaudah makasih yah pak." Ucap gua seraya berjalan menuju gavin yang menunggu di parkiran.

"Ngapain?." Tanya gavin ke gua yang baru mau naikin motornya.

"Gapapa." Jawab gua yang udah terduduk di jok belakang.

Gavin melesatkan motor nya ke kafe dekat sekolah. Yang waktu itu gua sama mamat dan ica kesini tapi ga jadi pesen.

"Dibayarin kan." Tanya gua dengan muka menengadah ke arah gavin dan mengeluarkan pupy eyes

"Iya. Kalau di tempat umum jangan nampilin muka kaya gitu." Jelas gavin

"Kenapa?."

"Buat gua aja."

Lalu gavin menautkan tangannya ke tangan gua menuju kedalam kafe tersebut.

Kita duduk saling berhadapan. Dan belakang gavin tepatnya di depan gua. Ada sekumpulan cowok gitu.

Bau bau nya si gua kenal, tapi ada salah satu cowo yang membelakangi.

"Gapin, alin mau pesen yang banyak ya." Pinta gua ke gavin.

"Terserah."

Cowok yang membelakangi gavin memutaran badan nya hingga, terlihat wajahnya.

"Lah weh? Ravi." Kaget gua yang disambut kaget pula sama gavin.

Gavin seraya membalikan badan nya. Dan akhirnya mereka berdua bertatapan.

"Hay, lea." Sapa ravi.

Belum gua jawab gavin udah narik tangan gua keluar. Ya sebenernya gua juga males jawab sih. Baguslah gavin bawa gua keluar.

"Pulang aja ya, kapan-kapan makan disininya." Ucap gua pelan.

"Maaf." Lirih gavin sambil menunduk.

Gua hanya mengelus lengan gavin seraya tersenyum tulus.

Gavin berjalan menuju motor dan menaiki nya. "Naik." Ucap gavin.

Gua langsung menepuk-nepuk pundak gavin.

Hai

Selamat bergulir ke part selanjutnya. Tungguin ya!


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C25
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous