Kakinya memijak rerumputan, lelaki bermata biru tiba di rumah ayah Lesmana tatkala seorang perempuan dengan kaki membengkak meminta di antar jalan-jalan ke sebuah taman di seputar perumahan tempat tinggal keluarganya.
"Hendra," panggilannya demikian menenangkan dengan sinar mata coklat cerah yang bersahabat. Berjalan perlahan-lahan menuruni tangga setapak di teras, lalu bergerak cepat meraih pelukan tatkala sampai di hadapan Mahendra, "Apa kau lelah?" masih menempel di dada dengan santainya mengatakan demikian.
_Terbuat dari apa hatimu?_ benak Mahendra. Bagaimana bisa perempuan tersebut tak bertanya dari mana suaminya? Mengapa meninggalkannya disaat kritis? Dan baru kembali sekarang. Akan tetapi ia malah menanyakan, apakah dia lelah?.