Pandangan Herry merunut arah mata sang nona, dan dia menemukan tuannya di ujung sana. Berjalan beriringan dengan sekretaris Nana, keduanya terlihat menenteng wadah belanja.
Herry ikut terbawa suasana, pria ini terdiam sesaat. Sebelum akhirnya ada perempuan mungil yang menyerobot kantong belanja secara tiba-tiba.
Perempuan mungil tersebut berlari menuju lift. Herry masih dalam mode kosong, antara dua pilihan membingungkan. Berlari mengejar nona yang pintu liftnya mulai menutup. Atau memberitahu tuannya yang sedang berjalan di ujung sana.
Dalam keadaan terdesak Herry akhirnya memilih berlari, harap-harap cemas bisa menyusup pintu lift yang perlahan menghilangkan penampakan nonanya. Herry menyodorkan tangan kosongnya, untung masih ada kesempatan. Dia berdesakan dengan pasang-pasang mata yang terganggu oleh kedatangan dirinya, berupaya menyusup mendekati perempuan mungil murung yang memilih pergi dari pada menuntut suami.