Télécharger l’application
57.04% Kebencian Yang Penuh Cinta / Chapter 81: Kebersamaan Tanpa Disadari

Chapitre 81: Kebersamaan Tanpa Disadari

"Pagi Lidya" sapa Kirana dengan senyum mengembang, entah mengapa, suasana hatinya pagi ini begitu damai. Dan Lidya dapat merasakan itu. "Pagi mba" balas Lidya seraya mengikuti Kirana kedalam ruangannya.

"hari ini tidak ada pekerjaan penting kan Lidya" ucap nya seraya meletakkan tas nya di meja. "tidak ada mba" sahut Lidya cepat. "karena aku akan izin hari ini untuk menghadiri acara tahunan Putra ku di sekolah nya" jelas Kirana. "ohh, pantas anda terlihat lain hari ini" sahut Lidya. " kau tau Lidya,, ketika aku melihat senyum bahagia anak ku, maka saat itu juga seakan kebahagiaan ku sudah lengkap, rasanya aku tak butuh apapun pun lagi, kesedihan ku langsung hilang seketika" sahut Kirana kembali tersenyum. "aku rasa , seperti ini lah sikap mba yang asli, ceria dan hangat" sahut Lidya, melihat senyum alami Kirana dan ucapan Kirana yang dari hati. "terima kasih" sahut Kirana. "oiaa, jam berapa mba keluar" jam setengah 11, sekarang saya akan menemui Pak Evan dulu," jawab Kirana, "ohh, pak Evan sedang ke Jakarta mba, dia akan berada dikantor Pusat untuk beberapa hari" ucap Lidya menyampaikan informasi . "ohhh, okee," sahut Kirana. "saya keluar dulu kalau begitu mba" sahut Lidya. Kirana hanya merespon dengan sebuah anggukan.

Kirana hanya memeriksa beberapa resume dari klien untuk konsep konsep nya, dan memeriksa beberapa laporannya. Tak terasa jam menunjukkan pukul 10.30 siang dan handphone nya berdering

'Farhan Pratama calling..."

"assalamualaikum" ucap Kirana menjawab telepon nya

"waa ,,waa,, waalaikum Salaam" sahut Farhan kaget mendengar suara Kirana yang bersahabat kali ini saat menerima telpon nya.

"apa kamu sudah datang?" tanya Kirana lagi

"iyaa, aku sudah diparkiran kantor mu" sahut Farhan

"ohh, baik lah, aku segera turun" "assalamualaikum" ucap Kirana dan menutup telpon nya.

"Lidya aku jalan sekarang yaa" pamit Kirana ke Lidya Ketika berada didepan meja Lidya. "iya mba, hati hati" sahut Lidya.

Kini Kirana sudah berada didepan kantor nya, tak lama ia melihat mobil Farhan berjalan mendekati nya, begitu sampai Kirana langsung membuka pintu depan disamping supir, dan masuk kedalam nya. Farhan kembali kaget bercampur bahagia merasakan sikap Kirana dari pagi hingga saat ini. "pakai seat belt mu" ucap Farhan lembut ke Kirana. Kirana hanya meangguk dan memasang seatbelt nya. "baiklah, kita berangkat sekarang?" ucap Farhan "iyaa" sahut Kirana singkat. suasana di dalam mobil hening, Farhan hanya fokus menyetir , dan Kirana hanya memandang lurus kedepan.

Mereka pun tiba disekolah Raka. Kirana dan Farhan masuk bersamaan, ke aula sekolah tempat Raka akan melakukan pertunjukan nya.

Mereka tiba di meja absensi. "kami ,,,kami orang Tua Raka" ucap Kirana sedikit ragu, namun mau bagaimana lagi. "Raka Putra Pratama, yaa" sahut penjaga meja absensi. "iyaa" sahut Farhan, "maaf dengan Tuan siapa?" tanya petugas absensi. "Farhan Pratama" sahut Farhan, "ohh baiklah, tuan dan Nyonya Pratama, silahkan masuk" ucap petugas absensi. 'hahhh, nyonya Pratama, bagaimana bisa , apa dia tidak tahu kami sudah bercerai,' batin Kirana, ingin rasa nya dia protes, tapi dia harus menjaga sikapnya di sekolah Raka. Sedangkan Farhan tentu tersenyum bahagia.

Kirana dan Farhan duduk di bangku yang sudah disediakan dan disana sudah hampir penuh dengan orang tua dari teman teman Raka. "selamat siang mama Raka" sapa seorang ibu ibu disamping Kirana. "ehh, siang mama Dimas" balas Kirana. "wahh, kali ini datang nya sama papa nya Raka yaa" sahut ibu itu lagi. "hhmm" sahut Kirana singkat dengan tersenyum dipaksa.

Tak lama Raka dan teman2 nya pun tampil, Raka bermain dengan sangat semangat karena melihat kehadiran kedua orang tuannya. Dan Farhan banyak mengambil foto foto Raka. Saat Raka dan teman2 nya turun panggung semua Orang tua mendatangi anak nya dan berfoto bersama mereka. Kirana juga berfoto dengan Raka, dan bergantian dengan Farhan. Kemudian Bu Sofi datang "ehh, mari saya foto kan, papa Raka kesana saja, biar saya foto kan" ucap Bu Sofi tiba tiba. Dengan keadaan bingung Farhan menyerahkan Kameranya ke Bu Sofi. Baik Farhan maupun Kirana tentu merasa canggung, tapi mau bagaimana lagi. dan akhirnya ada lah foto mereka bertiga.

Jam sudah menunjukkan pukul satu siang ketika acara Raka sudah selesai. Mereka sudah berada didalam mobil Farhan. "Maa, Raka laparr" ucap Raka yang berada dipangkuan Kirana. "ohh, ya udah ntar sampai rumah kita langsung makan yaa" jawab Kirana. "Raka pengen makan steak maaa terus pengen minun juz apel, yaa yaa" ucap Raka merengek. Kirana bingung , karena artinya dia akan pergi makan bersama Farhan. Tapi Raka terus merengek. "iya sayang , iyaa" sahut Kirana akhirnya. Farhan tak berani angkat bicara, dia takut menyinggung perasaan Kirana.

"apa bisa kita cari restoran steak?" tanya Kirana ke Farhan. "iyaa , tentu" sahut Farhan senang namun iya tak terlihat berlebihan. "sayang jangan ngambek lagi yaa, ini kita akan pergi makan steak sekarang" ucap Farhan lembut ke Raka , "Makasih papa" ucap Raka senang dan menghentikan rengekannya. Melihat itu Kirana pun tersenyum lembut.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C81
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous