Aku memberi Astro tatapan tajam tepat saat Ayah dan Ibu memekik, "Calon cucu?! Faza hamil?"
Aah, sial.
Seharusnya Ayah dan Ibu tak boleh tahu tentang ini. Kami bahkan belum benar-benar yakin ada janin di dalam rahimku atau tidak.
"Kalau Ayah mau nanti Astro bikin." ujar Astro dengan senyum menggodanya yang biasa.
Entah bagaimana tiba-tiba terasa seperti ada aliran es menjalari tengkukku, mengalir hingga ke ujung kaki. Laki-laki ini benar-benar menyebalkan. Kuharap Ayah dan Ibu hanya menganggap Astro bercanda.
"Ada ring tinju ga di sini? Ayah masih punya waktu setengah jam sebelum pulang." ujar Ayah dengan santai sambil mulai menggulung lengan kemeja yang dikenakannya. "Ga usah pakai ring juga bisa sih. Di atap lumayan luas kan?"