Happy Reading,
Jangan lupa vote dan Komennya yah 💕
🔥🔥🔥🔥🔥
Ricard bukanlah tipe bos-bos galak dan dingin seperti kebanyakan cerita di wattpad. Dirinya termasuk pimpinan yang ramah terhadap bawahan meskipun tidak berlebihan. Ia selalu membalas sapaan yang diberikan karyawan padanya.
Seperti hari ini, Ricard tak henti tersenyum lebih lebar dari biasanya. Berjalan santai dengan memamerkan deretan gigi putihnya yang rapi. Para wanita yang bekerja di kantornya yang kebetulan sedang berada di lobby, segera berpegangan agar tidak jatuh karena lemah.
Sungguh, CEO mereka hari ini terlihat begitu bahagia. Steven yang melihatnya segera mengejar Ricard untuk masuk ke dalam lift yang sama.
"Selamat pagi, Steven!" sapa Ricard terlebih dahulu dengan senyum cerianya
Steven mengerenyitkan dahi, cukup penasaran apa yang melatarbelakangi seorang Ricard sebahagia ini.
"Tampaknya kau ceria sekali pagi ini," ucap Steven
Ricard membenahi dasinya dan menatap wajahnya dipantulan kaca dalam lift.
"Hari senin, tentu kita harus bersemangat,"
"Tapi sepertinya kau berlebihan semangat pagi ini,"
Ricard menatap wajah Steven, "Benarkah? Aku rasa aku masih seperti biasanya,"
"Susah kalau mengobrol dengan orang yang sedang kasmaran," sindir Steven
"Hei, siapa yang kau maksud sedang kasmaran?" tanya Ricard
"Yang jelas bukan aku. Tapi bisa jadi itu kau. Wajahmu berseri-seri seperti remaja jatuh cinta,"
"Sialan! Aku hanya ingin menebar energi positif," elak Ricard
"Sudahlah, tidak perlu malu untuk mengakuinya. Jadi wanita mana yang berhasil membuatmu seperti ini? India? Belgia? Uzbeskistan? Moskow? atau?"
"Indonesia!" ucap Ricard dengan ekspresi bahagia tercetak jelas di wajahnya
"Jangan banyak bertanya, urus saja jadwal cutiku!"
Steven menatap Ricard bingung, "Cuti? Kau akan pergi menemuinya?"
Ricard hanya tersenyum sambil bersiul, berjalan meninggalkan Steven yang hanya berdiri memperhatikan bos sekaligus sahabatnya itu memasuki ruang kerjanya.
Kemarin setengah hari penuh, Ricard menghabiskan waktu berbincang dengan Zeline. Selain cantik, nyatanya wanita itu juga pintar. Tanpa mencari tahu dengan bantuan detektif mengenai kehidupan Zeline, ternyata wanita itu secara senang hati menceritakannya sendiri. Zeline tipikal wanita yang jujur dan cukup simple menurut pengamatan Ricard.
Ada kejadian lucu yang terjadi kemarin saat mereka melakukan Video Call yang membuat Ricard sampai detik ini ingin tertawa mengingat ekspresi Zeline.
🔥🔥🔥🔥🔥
"Gila!" umpat Zeline
Ketiga sahabatnya terkekeh melihat kepergian Zeline. Zeline membanting pintu apartmentnya kuat. Sesungguhnya, ia begitu kehilangan wajah pada Fello.
Pria itu pasti berpikir yang tidak-tidak padanya. Memikirkan itu membuat Zeline menggeleng kuat.
Saat ini Zeline sedang berada di dalam rumah Mesya. Mereka semua sepakat untuk menginap. Mesya akan mengadakan syukuran menjelang hari pernikahannya. Ya, Mesya dan tunangannya sudah di desak untuk segera meresmikan hubungan mereka ke jenjang pernikahan.
Ibu Mesya sudah gerah melihat anaknya yang memilih tinggal satu atap dengan Pradipta, tunangannya. Tidak ingin lebih banyak gosip yang timbul akibat tingkah laku anaknya yang bebas itu. Kedua keluarga sepakat untuk menikahkan segera Mesya dan Pradipta.
Flashback!
Semalam, Zeline memilih untuk berdiam diri di kamar dan menghabiskan waktu sebelum tidurnya untuk berbincang dengan Fello. Entah kenapa, dari sekian banyak pria yang ia kenal dari aplikasi dating itu, hanya Fello yang tingkahnya sedikit waras, meskipun pria itu sepertinya selalu kekurangan baju.
Zeline dengan nyamannya bertukar informasi seputar kehidupan mereka masing-masing. Yang Zeline tahu, Fello merupakan karyawan swasta yang bekerja di suatu perusahaan otomotif. Zeline tidak mempertanyakan lebih jauh mengenai jabatan ataupun detail pekerjaannya karena Zeline tidak ingin mengorek privasi orang lain. Intinya Zeline cukup senang, jika Fello bekerja, bukan seorang pengangguran.
Saat keduanya larut dalam candaan, tiba-tiba ketiga sahabatnya masuk ke dalam kamar dan mulai berulah. Fini menonton televisi dan memilih channel luar negeri yang menampilkan film erotis. Demi Tuhan, Zeline ingin sekali membakar remote tv itu.
Zeline memutar layar Macbooknya membelakangi TV, Zeline pikir semuanya telah selesai namun ternyata lebih parah. Vera menaiki treadmill dan berlari disana dengan suara desahan yang mengundang spekulasi jika orang hanya mendengarnya.
Zeline ingin pingsan saja saat Vera semakin menjadi-jadi. Suaranya dibuat mendesah-desah seperti orang yang melakukan kegiatan Shit! itu. Demi apapun, Zeline ingin sekali melakban mulut Vera.
Fello bertanya, apakah salah satu temannya sedang making love dan ketika itu pula wajah Zeline memerah karena malu. Zeline hanya menggeleng pelan, ia malu saat ini. Fini mendekat ke layar macbook Zeline dan membuka piyama tidurnya dengan gerakan lambat. Fello menatapnya dengan intens, seperti menunggu hal apa lagi yang akan dilakukan sahabat Zeline itu di depannya.
"Cause I wanna touch you baby And I wanna feel you too I wanna see the sunrise On your sins just me and you Light it up, on the run Let's make love tonight Make it up, fall in love, try"
Fini menyanyikan sepenggal lagu milik zayn yang berisikan ajakan bercinta. Sungguh, Zeline kehilangan wajahnya. Fello hanya tertawa menanggapi nyanyian Fini diseberang sana.
"Jangan pedulikan mereka! Mereka gila!"
"Sahabatmu seksi dan memiliki suara yang bagus,"
"Terima kasih, Fello! Btw, kau tidak ingin ke Indonesia?" Fini menjeritkan suaranya dari atas sofaq
"Tidak perlu kau dengarkan ocehannya! Membeli tiket pesawat bukan seperti membeli spagetty,"
"Benar! Aku perlu menambah tabunganku agar bisa bertemu denganmu langsung,"
Baru saja Zeline akan menjawab pernyataan Fello, suara teriakan di belakangnya seketika membungkamnya dan membuat wajahnya menjadi merah padam.
"Jika kau kemari, jangan lupa siapkan stamina dan buat sahabatku ini orgasme,"
"Suruh dia belajar blowjob yang baik!"
"Fuck her so hard!"
Jangan ditanya bagaimana ekspresi Zeline. Rasanya wanita itu ingin mati saja. Ia bersumpah untuk tidak akan melakukan video call lagi jika di sekitarnya ada Mesya, Fini dan Vera. Sungguh! Ini memalukan, sangat memalukan.
Fello terkejut sekaligus salah tingkah. Bingung harus merespon apa atas ucapan yang dilontarkan ketiga sahabat Zeline. Pria itu menatap Zeline dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Minggu ini, aku menikah. Aku akan menyuruh Zeline mengirimkan undangan untukmu. I hope u'll come to my wedding," ucap Mesya tanpa rasa dosa
"I'll call u later. Have a great day. Bye!"
Belum sempat Fello membalas ucapan Zeline. Zeline sudah mematikan macbooknya paksa. Ia menatap sinis wajah ketiga sahabatnya itu.
"Gila!" umpat Zeline
🔥🔥🔥🔥🔥
Ricard memandang isi gudang pemeliharaan barang-barang koleksinya dari layar macbook yang tengah dipegangnya.
Sudah begitu lama Pria itu tidak memakai private jet-nya untuk berpergian. Omong kosong sekali, ia harus menabung terlebih dahulu jika ingin membeli tiket pesawat. Ia bahkan bisa dengan leluansa menaiki pesawat secara gratis dengan fasilitas First class, karena Daniello Corp memiliki beberapa perusahaan yang mengelola maskapai penerbangan.
Setelah sibuk dengan mengamati isi gudangnya dan menekuni beberapa dokumen di hadapannya. Ricard mengambil ponselnya dan mengetikkan nama Zeline pada kolom search instagramnya. Tak lama wajah wanita itu muncul dan seketika pula Ricard mengumpat!
"Damn! Shit!"
"Crazy! Celanaku tiba-tiba menyempit dan keras begitu saja! Hell! Siapa wanita ini sebenarnya!" umpat Ricard saat menstalking akun instagram Zeline
"Apa maksud dari perkataan ketiga sahabatnya semalam! Jangan bilang kalau... Astaga! Damn!"
Ricard meraih gagang telepon dan menghubungi seseorang.
"Siapkan keberangkatanku ke Indonesia. Lusa aku ingin semuanya selesai," perintah Ricard tidak bisa diganggu gugat
Ricard pergi ke kamar mandi yang berada dalam ruang kerjanya. Ia harus menuntaskan hal yang membuatnya pening seketika.
"Sialan! ini pertama kalinya aku menggunakan sabun! Oh, Zeline, Shit!" gerutu Ricard
🔥🔥🔥🔥🔥
Cerita super lengkap ada di versi Novel cetak!!
Versi Novel ada 600 Hal 😂😂
Bisa lihat di profile Shin yah buat covernya 💕💕