Télécharger l’application
92.3% Bangtan Over Flowers (BTS) / Chapter 36: HOME

Chapitre 36: HOME

Lautan manusia dengan berbagai macam usia dan juga gender. Semua panggilan maupun seruan membuat suasana semakin hebat. Membakar seluruh semangat dan juga energi.

7 pria dengan sifat dan juga karakter yang berbeda-beda. Menari dan menyanyikan lagu-lagu hasil jeripayah mereka sendiri.

Semua ini didapatkan bukan dengan jentikkan jari walaupun semua orang berfikir begitulah menjadi sukses karena latar belakang merekalah yang memang sudah kaya dari lahir.

Orang-orang yang bergunjing tidak mengetahui bagaimana Bangtan Flowers, kebanggaan Korea Selatan meraih kesuksessan hingga sekarang. Menentang keinginan orang tua masing-masing, mengambil jalan yang berbeda dari kalangan mereka yang menganggap Idol bukanlah manusia melainkan boneka penghasil uang.

Bangtan Flowers dibawah naungan label yang tidak besar namun sangat bijaksana membuktikan bahwa kerja keras mereka tidaklah sia-sia.

RM sebagai leader selalu membawa buku kecilnya kemanapun ia berada. Menuliskan setiap ide yang lewat dibenaknya, bekerja sama dengan Suga atau J-hope yang sering memiliki pendapat berbeda namun mereka tidak menyerah hanya karena bertengkar.

Suga yang sering menyendiri, berkutat dengan fikirannya yang bising walaupun ia berada ditempat paling sepi. Mematikan lampu kamar dan tertidur namun otaknya tidak berhenti bekerja, melahirkan melodi maupun lirik-lirik yang tajam dan juga tegas

J-hope yang menjadi tempat semua orang untuk merefresh otaknya dari rasa suntuk namun ia sendiri tidak mengerti bagaimana menunjukkan rasa sedih. Yang ia tahu hanyalah tertawa dan saat ia sedih, ia akan menghibur orang lain dan dirinya pun terhibur. Sehingga saat sebelum tidur, ia akan menuliskan bagaimana keindahan harinya dan menjadikannya lirik-lirik yang menenangkan hati.

Jin selalu menjaga penampilannya walaupun ia memiliki nafsu makan yang begitu besar. Ia rajin berlatih dan berolahraga. Sebelum semuanya sebesar ini ia yang sering diejek oleh para haters. Mereka berfikir Jin bisa bergabung hanya karena ketampanan dan kekayaannya saja. Ia selalu diragukan oleh para haters.

Jung Kook yang selalu mendapatkan pujian karena ia yang termuda namun ia tidak suka pujian itu. Ia anak yang dewasa dan juga tidak suka diperlakukan sebagai baby namun fansnya tetap berharap Jung Kook melakukan hal imut. Tapi Jung Kook tetap berusaha untuk menunjukkan sisi laki-lakinya sehingga sekarang postur tubuhnya berubah dengan pesat. Ia memiliki badan atletis.

Jimin, laki-laki yang berusaha untuk menjadi orang yang disukai fans. Sifatnya yang tempramental dan suka memperlakukan orang tidak adil ia buang dengan jerih payah. Hal itu tidak mudah karena begitu banyak rumor mengenainya setelah mereka debut. Namun Jimin tidak menyerah.

Jimin tidak gentar, ia tidak memperdulikan itu semua. Dibawah label perusahaannya ini mereka semua berjuang dengan masalah masing-masing.

Tahun awal memang sangat berat namun setelah 4 tahun, mereka berhasil merajai musik Korea Selatan dan bahkan Go International karena talenta mereka masing-masing.

RM terkenal dengan rapnya yang hebat dan juga kejeniusannya. Suga juga produser dan komposer lagu yang hebat, ia tidak hanya menciptakan beberapa lagu untuk Bangtan Flowers namun juga untuk original soundtrack film atau penyanyi solo. J-hope terkenal selalu membuat para penggemar bahagia dengan dancenya yang benar-benar hebat.

Jin berhasil menunjukkan ia pemakan segala yang sehat dan juga kuat. Ia tidak memilih-milih makanan dan acara live makannya pun selalu berhasil nenjadi trending topic. V terkenal dengan sikapnya yang humble dan mudah bergaul, suaranya yang berat memiliki ciri khas tersendiri. Ia pun berhasil menjadi the most handsome in the world. Jung Kook terkenal sebagai golden maknae. Ia hebat tidak hanya dalam perfomance tapi dalam semua hal khususnya dalam sport.

Jimin, dijuluki sebagai from devil to be angel. Selain ketampanan dan kecantikkannya, Jimin juga berhasil mengubah imagenya menjadi sosok pria yang lembut dan juga cute. Ia belajar bahwa jauh dari keluarga dan hanya bersama Bangtan Flowers membuatnya menjadi pribadi yang sangat lembut dan juga penyayang kepada member yang lain.

Ia berhasil merubah sifat buruknya. Ia juga terkenal sebagai member paling sexy karena ekspresi wajahnya saat dipanggung yang berhasil membuat siapapun yang melihat meleleh. Banyak pujian membanjiri Jimin entah itu dari fansnya maupun sesama artis.

Namun itu semua tidak membuat Jimin lupa akan kekasihnya yang sudah ia publikasi. Pertanyaan mengenai kekasihnya selalu dilontarkan para wartawan.

"iya, dia perempuan yang selalu menungguku selama 4 tahun lebih tanpa membuatku frustasi. Kurasa ia dan Armies tidak dapat dipilih salah satu karena keduanya adalah hartaku yang paling berharga setelah keluargaku".

Jawaban itu selalu berhasil membuat Lee Suzy luluh saat menonton wawancara itu. Lee Suzy pun sudah mulai terbiasa dengan setiap pasang bola mata yang menatapnya ataupun berbisik. Karena ucapan-ucapan Jimin yang memang meyakinkannya, ia tidak pernah takut lagi.

Namun, kini sudah sebulan lebih semenjak konser waktu itu. Suzy sangat merindukan Jimin. Selama seminggu terakhir Suzy tidak dapat kabar dari Jimin maupun member yang lain.

Suzy disibukkan dengan praktek dirumah sakit. Tapi tetap saja ia merasa rindu pada Jimin. Setidaknya ia ingin video call namun apa boleh buat, ia hanya menonton F-live dan melihat acara yang Bangtan Flowers buat disana selayaknya ia adalah penggemar 7 pria tersebut.

___

Suzy praktek disalah satu rumah sakit yang pemilik saham terbesarnya adalah Madam Jane. Itu adalah permintaan Madam Jane yang meminta Suzy untuk menerima bantuannya kali ini.

Madam Jane sudah mengetahui hubungan Suzy dan anak terakhirnya. Ia sangat mendukung hal itu sehingga ia selayaknya calon mertua tidak ingin Suzy menolak tawarannya.

Suzy sedang sibuk, ia membantu seorang dokter pria bernama Lee Jong Suk. Ia dokter yang terkenal tampan dan juga masih muda di rumah sakit tersebut namun sebenarnya ia adalah sosok yang sangatlah galak. Suzy harus selalu siap siaga untuk menerima perintahnya. Tapi banyak ilmu yang Suzy dapatkan darinya.

Suzy sedang minum air putih saat ia terkejut dan menyembur air dari mulutnya lantaran Lee Jong Suk memanggilnya dengan nada membentak.

"rawatlah pasien dikamar VVIP 251 sekarang! Jangan terlambat. Ia adalah orang yang sangat penting tapi menyebalkan", ujar Jong Suk.

Saat Suzy ingin keluar dan melewatinya, ia menahan tangan Suzy, "kau harus merahasiakan siapa pasien disitu".

"kenapa?".

"jangan banyak tanya. Kalau kau membocorkannya berarti kau tidak ingin praktekmu lulus".

Suzy mengangguk, Entah ia harus bersyukur atau tidak memiliki senior seperti Lee Jong Suk. Ia memang tampan namun sikapnya sangat menyebalkan.

____

Suzy menghela nafas kuat. Ia tidak pernah mengurus pasien VVIP dan ini pengalaman pertamanya selama ia melakukan praktek dirumah sakit. Ia sering mendengar bahwa pasien yang merupakan orang kaya adalah pasien yang paling menyebalkan dirumah sakit ini. Karena rumah sakit ini bukan bagian pemerintah jadi para perawat benar-benar harus bekerja kerja keras untuk para pasien VVIP.

Suzy mengetuk pintu sebentar dan masuk kedalam kamar. Ditempat tidur tidak ada siapapun. Sepertinya pasien itu sedang di kamar mandi. Suzy tahu bahwa penyakitnya hanyalah kelelahan biasa namun ia tetap ingin dirawat agar makanan dan vitaminnya bisa terjaga.

Suzy berdecak kagum melihat kamar VVIP yang benar-benar sangat mewah. Tidak seperti rumah sakit pemerintah yang biasa ia datangi untuk praktek dari kampusnya.

Saat Suzy menoleh, ia terkejut dan berteriak karena seseorang keluar dari kamar mandi dan bertelanjang dada. Orang itu laki-laki. Suzy menutup wajahnya tapi ia merasa tidak asing dengan orang itu.

"sampai kapan kau akan menutup wajahmu? bukannya kau merindukanku?".

Suzy membuka wajahnya dan senyumnya merekah saat ia menangkap sosok orang itu ternyata Park Ji Min. Ia menahan langkah kakinya karena Jimin hanya mengenakan handuk.

"kau tidak ingin memelukku hanya karena aku tidak memakai baju? bukankah banyak perempuan yang ingin momen ini?", ujar Jimin dengan nada menggoda sekaligus berbangga diri.

"sekali lagi kau menyombongkan fansmu, akan ku suntik dengan obat bius ya tanganmu itu".

Jimin tertawa karena Suzy tidak berubah sama sekali cara berbicaranya.

"arraseo arreseo. tunggu ya", ia masuk lagi ke dalam kamar mandi.

Suzy terduduk dikasur. Ia begitu lemas. Penampilan Jimin jauh lebih membuatnya terpesona. Pipinya terasa panas. Suzy ingin berteriak namun ternyata inilah yang namanya gengsi.

Sejak terakhir mereka bertemu setelah Jimin menyatakan cintanya saat konser. Mereka menjalani kembali kehidupannya masing-masing. Hanya terikat oleh status saja.

Jimin keluar dengan piyama rumah sakit yang entah mengapa terlihat mewah ketika dirinya yang pakai. Piyama itu berwarna hitam dengan list gold, membuat kulitnya menjadi terlihat lebih terang. Rambut blondenya yang basah, wajahnya tanpa make up. Suzy menahan nafas sepersekian detik saat menatap Jimin dari atas hingga bawah.

Jimin masuk kedalam selimut dan menyelimuti dirinya hingga leher. Ia menatap Suzy.

"apa kau tidak akan mengecek keadaanku perawat?", rengek Jimin.

Suzy mengluarkan alat untuk menensi tekanan darah Jimin.

"baiklah, permisi. saya perawat Lee Suzy yang akan menangani pasien Park Ji Min, saya akan menensi tekanan darah tuan", Suzy menjalani SOP yang biasa ia lakukan pada pasien.

Jimin menahan tawanya dan memberikan satu lengannya agar Suzy dapat mengeceknya. Ia menatap perempuan itu yang sangat serius mengerjakan tugasnya. Suzy tidak banyak berubah dari yang Jimin ingat. Kali ini ia benar-benar memperhatikan Suzy. Berbeda setelah konser, Suzy mengenakan make up yang sempurna tapi hari ini akhirnya Jimin melihat kembali wajah Suzy tanpa make up dengan mata kelelahan seperti saat dahulu kala.

Melihat Suzy mengenakan seragam perawat membuat dirinya terlihat semakij dewasa. Seragam itu sangat pas dibadan Suzy yang ideal. Rambutnya digelung, memperlihatkan tengkuknya yang indah.

Jimin mengalihkan pandangannya saat Suzy selesai mengerjakan tugasnya.

"kurasa kau sudah kembali normal. Hanya perlu makan sesuai jadwal dan juga meminum vitamin yang rutin. Nanti dokter Jong Suk akan memeriksa lebih lanjut", Suzy berjalan mendekati kereta berisi makanan yang tadi ia bawa. Ia sibuk mempersiapkan makanan dimeja.

Jimin melingkarkan tangannya ke pinggang Suzy. Ia menghirup aroma manis yang bercampur sengan sedikit bau obat-obatan. dari pundak Suzy.

Suzy hanya bisa membeku. Ia berbalik menghadap Jimin.

"Jimin, aku sedang bekerja".

Jimin tersenyum, "kau fikir aku benar-benar sakit? kau harus lebih banyak belajar lagi", Jimin mendekatkan wajahnya ke Suzy. Ia mengeluskan hidungnya pada hidung Suzy. Ia sangat merindukan perempuannya.

Suzy menahan badan Jimin, "Park Ji Min... Aku benar-benar tidak suka disituasi sekarang. Mengertilah".

Jimin melonggarkan pelukannya dan menatap Suzy.

"aku terkejut kau ada disini", Suzy menunduk, "aku tidak siap".

"apa maksudmu?", Jimin melepaskan pelukannya.

Suzy hanya diam.

"ku fikir kau akan senang aku berada disini memberikanmu kejutan. Baiklah, lebih baik kau kembali bekerja. Aku akan tidur".

Jimin kembali ke kasurnya dan menutupi seluruh badannya dengan selimut. Tidak lama kemudian ia mendengar suara pintu tertutup. Ia memaksa matanya terpejam.

___

Suzy mengetuk pintu kamar Jin Na. Ia terkejut saat seorang laki-laki keluar dari kamarnya.

"kau siapa?", tanya Suzy.

"aku temannya Jin Na. Apa kau ingin masuk?".

Suzy menggeleng dengan kuat, ia tidak tahu harus berbicara apa karena lelaki itu hanya mengenakan kaos dan celana pendek seperti layakanya ia sedang dikamarnya sendiri. Suzy bergegas masuk ke kamarnya sendiri. Ia mencari handphoneya dan menelfon Na Ri.

"ada apa?", jawab Na Ri dengan suara berat, sepertinya ia sedang mabuk.

Suzy sangat membutuhkan teman bicara jadi ia tidak menutup telfonnya, "apa kau tahu Jin Na memiliki pacar?".

"pacar? hahaha apa kau lupa betapa play girlnya dia? mana mungkin dia memiliki pacar".

Suzy mengiyakan dalam hatinya, "tapi kurasa ini pertama kalinya ia membawa lelaki ke kamarnya".

Na Ri kembali tertawa, "mungkin lelakinya itu tidak punya uang sehingga harus bermain dikamarnya".

"Kim Na Ri, jangan berbicara macam-macam tentang temanmu".

"maaf".

"Na Ri-ya, bisakah aku mempercayaimu?".

Na Ri memghembuskan nafas, "apa berteman bertahun-tahun tidak cukup untukmu memprrcayaiku?".

"baiklah. Apa yang harus kulakukan jika Jimin datang?".

"Kau harus bermalam dengannya".

"Kim Na Ri!!! aku serius. Mana mungkin, kita belum pernah kencan. Akukan bukan wanita murahan"..

"iya aku mengerti. Setidaknya, habiskanlah hari-hari dengannya".

"tapi aku sibuk", jawab Suzy.

"dia juga sibuk. Tapi diaa tetap mengingatmu saat dia senggang dan saat dia menghampirimu, dia pasti memprioritaskanmu".

Suzy tidak percaya bahwa Na Ri sedang mabuk. Ia tetap bisa berfikir jernih ketimbang dirinya yang sangat sadar.

"tapi tadi aku menolaknya", Suzy sedih mengingat bagaimana Jimin bersembunyi didalam selimutnya.

"apa?!!! jadi dia benar-benar ada disini?!", Na Ri sangat bersemangat.

"ku mohon, jangan membocorkan ini. Dia harus beristirahat. Aku tidak mau fansnya datang berbondong-bondong".

"bilang saja kau cemburu".

"annyeo!".

"yasudah, cepat sana temui dia. Jangan membuang-buang waktu. Waktu bagi kalian adalah harta berharga. Ingat itu Lee Suzy. Kau bukan perempuan bodohkan? ayolah sadar".

Suzy merasa tertampar oleh ucapan Na Ri. Perempuan mabuk saja bisa berfikir sejauh itu, mengapa dirinya tidak. Ia hanya kalah dengan rasa gugupnya, rasa tidak percaya dirinya.

Suzy langsung mematikan telefonnya dan bergegas untuk membersihkan dirinya. Setelah selesai, ia tidak sempat mengeringkan rambutnya atau berdandan. Ia takut Jimin akan pergi dari rumah sakit.

Setelah sampai di rumah sakit menggunakan taksi, Suzy berlari. Ia sempat menyapa security dan berkata akan ke ruangan perawat untum membereskan sesuatu. Ia langsung bergegas ke lantai dimana ruangan VVIP berada.

Suzy membuka pintu kamar Jimin. Lelaki itu masih tertidur dengan selimutnya. Suzy menaruh tasnya. Ia berbaring dibelakang tubuh Jimin. Bahunya sekarang jauh lebih lebar. Suzy tidak memperhatikan hal itu. Ia hanya dapat melihat dari video maupun acara tv. Harumnya Jimin pun tidak berubah.

Suzy memeluk Jimin dari belakang. Badan Jimin bergetar saat menerima sentuhan dari Suzy. Ia merasa seperti tersengat listrik. Perlahan Jimin membuka matanya. Pelukan ini sangat nyaman, sangat ia rindukan.

Ternyata ini bukanlah mimpi saat Jimin meraba tangan Suzy. Tangan kecil itu ada dipinggangnya. Ia merasakan hembusan nafas Suzy yang tersengal-sengal. Perlahan Jimin membalikkan badannya.

Suzy menengadah untuk melihat wajah Jimin. Kepalanya berada dibawah dagu Jimin. Lelaki itu tersenyum dengan manis. Ia membawa Suzy kedalam dekapannya.

"apa kau menyesal meninggalkanku?", Jimin berbisik sembari menyisir rambut Jimin dengan jemarinya.

"Maaf. Aku terlalu gugup. Aku terlalu shock melihatmu", Suzy hampir saja menangis.

Jimin mengelus pipi Suzy, "aku tahu kau pasti kembali, maka itu aku menunggumu seperti kau menungguku selama bertahun-tahun. Aku bisa saja tidak tahan menunggumu berjam-jam tapi kau tahan menungguku. Mana mungkin aku tidak memaafkanmu".

Air mata Suzy mengalir diujung matanya. Jimin perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Suzy yang memejamkan matanya dan meremas piyama Jimin dengan tangannya yang berada dipinggang Jimin.

Jimin tidak memejamkan matanya. Ia menikmati setiap tatapan yang ia lihat, semburat merah dipipi Suzy membuat Jimin semakin gemas padanya. Ia tidak dapat menahan dirinya lagi.

Jimin mencium bibir Suzy yang tanpa lipstik namun terasa manis. Ia melumat bibir bawah Suzy dengan lembut. Jimin merasa tubuh Suzy semakin menegang dan itu membuat dirinya semakinn percaya diri.

Jimin mengenggam tangan Suzy dan meletakkanya ke dadanya.

"apa kau merasakan debaran jantungku?", bisiknya saat melepaskan ciumannya.

Suzy mengangguk, ia merasakan detak jantung Jimin lebih kuat daripada dirinya sendiri.

"tapi aku menikmatinya. Jantungku hanya berdebar padamu dan pada saat aku menjadi Jimin di Bangtan Flowers. Tapi saat ini aku adalah Jimin milikmu. Nikmatilah".

Suara Jimin yang semakin sexy memaksa masuk kedalam telinga Suzy, membelai setiap saraf dalam tubuhnya. Membuat Suzy merasa nyaman. Ia mendekatkan tubuhnya dan membalas ciuman Jimin.

Mereka melepaskan rasa rindu mereka tanpa suara. Hanya ciuman bertubi-tubi dan juga mereka tertawa saat tangan mereka mulai menggoda satu sama lain dan menggelitik.

Malam ini akan menjadi malam yang panjang bagi Suzy. Tapi ia sangat menikmatinya. Ia tidak ingin membuang waktu lagi karena benar apa kata Na Ri, bagi mereka berdua waktu adalah harta.

Jimin dan Suzy duduk di sofa dengan Suzy berada dipelukan Jimin. Ia tidak ingin melepaskan Suzy sedetikpun.

"kurasa kita harus pindah ke hotel", bisik Jimin yang meletakkan kepalanya di bahu Suzy.

"apa maksudmu?", Suzy menatapnya dengan tatapan menusuk.

"Aku ingin bersamamu. Kalau kau setuju, besok kau boleh izin".

"Tidak akan. Jangan merusak jadwal kerjaku".

"baiklah ibu perawat. Tapi bagaimana dengan jadwal tidurmu? sekarang saja sudah jam 1 pagi".

Suzy membalikkan badannya, "aku sering tidak tidur karena menonton videomu jadi kau tidak perlu khawatir".

Jimin tertawa malu. "baiklah baiklah".

Mereka menghabiskan malam dengan tenang. Suzy akhirnya tertidur saat Jimin menyanyikan sebuah lagu untuknya. Jimin menggendong Suzy dan membaringkannya di tempat tidurnya.

Sudah berbagai negara Jimin datangi. Berbagai perempuan ingin mengenalnya lebih lanjut. Jimin pun tidak mengerti mengapa perasaannya selalu tertuju pada perempuan yang sudah tertidur dengan nyaman sembari memeluknya. Perasaannya begitu tulus. Jimin selalu rindu dengan Korea karena tahu Suzy sedang bernafas di Korea.

Ia sering bertemu dengan keluarganya entah dikonser saat diluar negeri ataupun Mommy menyusulnya. Tapi Suzy menunggunya tanpa kabar yang jelas, tanpa menuntut apapun darinya. Bahkan ia berjuang menjadi seorang perawat tanpa pernah mengeluh bagaimana sulitnya itu.

Jimin menitikkan air matanya. Ia tidak ingin kehilangan Suzy. Jimin memeluk Suzy dan menyeluti tubuh mereka. Tidak lama kemudian ia tertidur bersama Suzy.

Kemanapun ia melangkah, Suzy adalah rumah baginya. Suzy adalah tempatnya untuk pulang dan bersandar dengan tenang.

(To Be Continue)...


L’AVIS DES CRÉATEURS
jmnchrstn jmnchrstn

Apa kabar semuanya?

Wow ini chapter terpanjang loh dan aku sengaja karena ini membagikan bagaimana kelanjutan mereja dalam versi ini. jadi kalian yang rindu bisa membaca ini. thankyou

Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C36
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous