Télécharger l’application
46.15% Bangtan Over Flowers (BTS) / Chapter 18: CHAPTER IV

Chapitre 18: CHAPTER IV

Si Young menghampiri Suzy yang langsung terlihat senang. Mereka sudah lama tidak saling bicara semenjak Suzy menjadi target Jimin namun Suzy sangat mengerti mengapa Si Young tidak berbicara dengannya. Suzy juga tidak ingin membuat Si Young menjadi bual-bualan seperti dirinya pada saat itu.

Suzy menggenggam tangam Si Young, "apa kau sudah lebih baik Young-i? aku dengar akhir-akhir ini kau sering sakit", suaranya terdengar sangat khawatir.

"aku sudah sehat. hmmm Suzy, apa kau sabtu ini bisa pergi denganku? ku kira kita harus menghabiskan waktu bersama sebagai permintaan maafku", ajak Si Young, ia sangat berharap Suzy menyetujuinya.

"aku harus meminta izin kepada bosku, nanti akan ku kabari ya?".

Si Young tersenyum, "maafkan aku Lee Suzy".

"sudahlah lupakan. apa kau sudah makan siang? aku sangat lapar".

Mereka berdua beranjak ke kantin. Di kantin keadaan sudah ramai, ditambah Bangtan Flowers sedang makan disana jadi banyak yang menikmati pemandangan itu. Terlebih setelah seisi sekolah tahu bahwa mereka sudah menjadi trainee dan akan debut bersama. Semua semakin meriah dan semakin memuji-muji Bangtan Flowers.

Suzy dan Si Young memilih tempat yang jauh dari Bangtan Flowers karena Suzy tidak ingin ada hal tidak mengenakan mengingat Si Young selalu kena masalah dengan Jimin.

"aku saja yang pesan makanan, bagaimana?", tanya Suzy menawarkan diri dan Si Young mengatakan ingin makan apa dan memberikan kartunya sementara Suzy menggunakan kupon gratis yang memang akan selalu didapat untuk murid-murid disini.

Jimin menghampiri Suzy saat Suzy sedang mengantri.

"annyeong", sapa Suzy tersenyum melihat Jimin, Ia berusaha untuk lebih baik dengan majikannya itu.

"annyeong. Ini untukmu", Jimin memberikan sekotak susu strawberry dan Ia tetap menemani Suzy memesan makanan. Ia bingung kenapa makanan Suzy lumayan banyak.

"apa kau benar-benar akan memakan ini?", tanya Jimin melihat ada dua nampan yang akan Suzy bawa.

"aniyo. ini buat temanku Si Young".

"kenapa dia tidak bawa sendiri?".

"tidak apa-apa. aku yang menawarkan diri. sudah ya, aku kesana dulu", pamit Suzy namun Jimin dengan inisiatif mengambil nampan yang Suzy akan tinggal (karena ia akan kembali lagi untuk membawanya), dan beranjak ke meja dimana Si Young sedang bermain handphone.

Jimin menaruh nampan itu dengan kasar, membuat Si Young terkejut, "sudah ya. besok-besok kau jangan kerajinan membawakan makanan orang lain", ujar Jimin dengan nada menyindir.

"apa sih, aku tidak kerajinan. Memang aku yang mau. Bisa tidak kau bicara dengan baik sedikit didekat temanku", Suzy mendesis karena merasa sangat tidak enak dengan Si Young.

"tidak peduli", Jimin berlalu dan kembali ke tempatnya.

Suzy duduk dan tersenyum, "Si Young, ayo kita makan. Pasti kau sudah laparkan", Suzy membaca wajah Si Young namun sepertinya perempuan itu baik-baik saja, ia tidak menunjukkan wajah kecewa ataupun marah seperti saat Jimin berlaku kasar padanya. Suzy harap Si Young baik-baik saja.

Saat pelajaran sudah usai, Si Young ingin menunggu Suzy didepan kelasnya namun saat Suzy keluar, Jimin sedang merangkul Suzy dan mereka pergi bersama. Ia pun hanya dapat melihat kedua orang itu dari jauh.

"ngomong-ngomong V pergi kemana? kenapa dia tidak masuk?", tanya Suzy kepada Jimin.

"kemarin sih dia bilang, dia akan izin untuk menemani Eun Hye ke bandara".

Suzy terkejut karena terlalu cepat perempuan cantik itu disini, "apa dia sudah akan kembali ke Indonesia?", Jimin mengangguk, "bagaimana dengan V? pasti ia akan sangat sedih lagi?" Suzy khawatir dengan V, apa rasanya ditinggal oleh orang yang kita sayang.

Jimin mengacak rambut Suzy, "sudahlah kau ini terlalu mau tau saja. ayo kita pulang bersama".

"tidak, aku mana mungkin naik mobilmu. Sepedaku ada eh", Suzy teringat sekarang ia tidak memiliki sepeda, "aku akan naik bis".

"baiklah kalau begitu aku juga. Lets go", Jimin sangat antusisas, Suzy hanya tersenyum saat Jimin berkata ke pak supir akan pulang naik bis. Ia tidak bisa melarang kalau Jimin sudah seperti ini.

Orang-orang di Bis memandang Jimin terus menerus karena ketampanannya dan postur tubuh maupun warna rambutnya mencolok. Hingga rasanya Jimin ingin menutup wajahnya namun ia lupa untuk membeli masker.

Jimin dan Suzy berdiri karena bis lumayan ramai. Jimin melindungi Suzy dari sentuhan orang-orang apalagi laki-laki. Ia tidak suka ternyata naik bis membuat dirinya sering bersentuhan dengan orang yang tidak dikenal. Maka dari itu ia berdiri dan tangannya melingkar seperti melindungi Suzy.

Suzy merasakan nafas Jimin tepat dibelakangnya. Ia merasa Jimin berusaha sangat keras membuatnya tidak terdesak-desak oleh orang-orang.

"apa kau setiap hari begini?", bisik Jimin tepat ditelinga Suzy yang merasa tidak nyaman.

Suzy menggeleng namun Bis tiba-tiba ngerem, hampir saja Suzy jatuh tapi Jimin dengan cekatannya memeluk pinggang Suzy dengan erat. Ia merasa orang-orang mendesaknya namun tangan Jimin tetap bertumpu pada pegangan agar Suzy tidak terdesak juga.

"gomawo", ucap Suzy. Keringat mengalir deras dan Jimin dengan cekatan mengeluarkan sapu tangannya dari sakunya dan melap dahi Suzy, "tidak perlu Jimin", desisnya dan Jimin mengembalikan sapu tangannya kembali ke dalam saku.

Akhirnya setelah 20 menit berkutat di Bis, Jimin sangat lega saat mereka sudah bisa turun di halte. Badan Jimin basah dengan keringat dan mereka masih harus jalan untuk ke rumah Jimin.

"whoaaa, orang-orang di Bis itu sangat gila", Jimin sangat kesal, "mata mereka melihatku seperti ingin menerkamku, dan mereka mendorongku bertubi-tubi", Jimin memegang bahunya yang merasa nyeri.

Suzy terkekeh dan tidak menyangka bahwa Jimin benar-benar berusaha sekali, "setidaknya kau akan menghargai supirmu dan tidak mengomelinya lagi karena bagaimanapun juga kau harus bersyukur karena tidak perlu naik bis untuk kemana-mana".

Jimin menyetujui omongan Suzy, "baiklah. aku tidak menyangka aku bisa mencoba bis", kata Jimin bangga, "Jihyun dan DO mana mungkin sudi melakukannya".

Suzy mengusap kepala Jimin dengan lembut, "kerja bagus Jiminie", ujarnya dengan lembut membuat Jimin berdebar lalu Suzy menyuruh Jimin menunggunya karena ia akan membeli minuman di minimarket yang mereka lewati.

Jimin merasa senang Suzy memujinya seperti tadi. Lalu ia menerima minuman kaleng dari Suzy dan Suzy melapnya terlebih dahulu sebelum ia membukakan untuk Jimin minum.

Mereka berdua melanjutkan perjalanan sembari meminum minuman masing-masing. Namun Jimin berkata cukup sekali saja ia naik bis dan Suzy maklum akan hal itu

***

Mobil jemputan Si Young sudah ada didepan Suzy. Perempuan itu hari ini sangat cantik mengenakan baju bertema pink. Suzy sampai tidak mengenalinya karena biasanya Suzy melihatnya hanya memakai seragam.

Suzy masuk kedalam mobil, "wow kau sangat cantik hari ini Young-i", pujinya sangat takjub.

"haha gomawo. hari ini kita akan kerumahku dan lanjut untuk shopping, bagaimana menurutmu?".

"baiklah", Mobil meluncur membelah perjalanan yang cukupi lenggang dihari sabtu siang ini. Suzy mendapatkan izin lagi karena dia adalah karyawan yang hampir setiap minggu selalu masuk jadi ketika ia meminta izin, bosnya pun memberikannya dengan mudah. Saat orang-orang liburpun Suzy bersedia masuk walau hanya bertugas untuk mengecek persediaan maupun beberes. Ia sangat rajin. Jadi hari ini lagi-lagi ia bisa menikmati weekend. Ia akan menghabiskan hari sabtu ini bersama Si Young.

Suzy terpukai saat melihat rumah Si Young yang mewah namun dengan design yang berbeda dari rumah Madam Jane yang seperti istana. Rumah ini memiliki design dengan banyak tanaman dan juga didominasi dengan kaca dan interior yang sederhana namun modern.

"welcome to my sweet home", ucap Si Young menyambut saat Suzy dan dirinya masuk kedalam rumah, "kita akan mengobrol dikamarku saja ya? aku ingin bercerita denganmu".

Seorang assisten datang dan Si Young memberikan tas dan juga sepatunya, Ia meminta Suzy melakukan hal yang sama walaupun harus memaksa karena Suzy sangat canggung dan tidak biasa dilayani.

Suzy duduk dikursi di balkon kamar Si Young. Balkon itu tepat menghadap kolam renang private dirumah ini. Tidak lama kemudian, teh hangat beserta cemilan dihidangkan oleh assisten Si Young.

Si Young dan Suzy menghabiskan waktu dibalkon. Mereka berbagi cerita mengenai masa kecil maupun hal-hal kesukaan mereka. Suzy sangat menikmati obrolan ini.

"Suzy, aku harus menelfon mamaku. Kau bisa tunggu disini atau melihat-lihat", ujar Si Young.

"baiklah".

Lumayan lama Si Young pergi dan Suzy merasa agak pegal karena sudah duduk lebih dari satu jam. Memang ya obrolan perempuan itu bisa meluas kemana-mana dan sudah lama juga Suzy tidak banyak cerita kepada siapapun.

Suzy melihat-lihat kamar Si Young. Kamar itu bernuansa pink dan luas. Disudut kamar ada lemari besar yang memajang foto-foto Si Young yang sangat cantik. Si Young sepertinya sudah banyak menjelajahi banyak negara. Namun Suzy tidak menemukan foto saat Si Young masih kecil.

Disudut lemari ada beberapa tumpuk album foto. Suzy meraih satu yang bertuliskan bahwa itu adalah album kenangan dari SMP Shinhwa.

Saat Suzy membuka, yang ia cari adalah Park Ji Min. Ia setuju bahwa memang Jimin sudah tampan bahkan sejak masih sangat muda. Begitu juga dengan Bangtan yang lain. V juga terlihat sangat imut namun tetap memiliki wajah yang tegas. Lalu Suzy beralih mencari-cari Si Young namun yang ia dapatkan justru wajah yang berbeda namun Si Young yang asli merebut album kenangan itu.

"apa yang kau lakukan? jangan sentuh barang-barangku tanpa izinku!", bentak Si Young sembari memeluk album itu dengan erat.

"ah maaf Young-i aku tidak bermaksud lancang. maaf, aku minta maaf".

raut wajah Si Young langsung berubah saat itu juga dan ia meletakkan kembali album itu lalu mengajak Suzy untuk kembali duduk di balkon.

"habis ini kita pergi ke mall untuk shopping yuk? ada beberapa yang ingin ku lihat dan ku beli", ujar Si Young dengan nadanya yang riang seperti biasa.

Suzy agak sedikit bingung, karena baru saja Si Young membentaknya namun ia sudah merubah moodnya dengan begitu cepat, "baiklah".

Suzy dan Si Young sampai disalah satu mall. Namun Suzy belum pernah menginjakkan kaki di mall ini. Mall ini berbeda dengan mall biasa yang ada di Seoul, Mall ini sangat mewah. Hanya ada banyak brand-brand mahal yang Suzy tidak pernah tahu.

"pasti kau baru pertama kalikan kesini", kata Si Young yang berjalan dengan mantap, "aku dan keluargaku adalah customer vip disini jadi kau tidak perlu khawatir".

Suzy hanya dapat tersenyum karena walaupun ia sedikit tidak enak hati atas nada bicara Si Young barusan, ia harus mengakui bahwa memang benar ia belum pernah kesini dan agak khawatir menginjakan kakinya disini.

Setiap toko di design dengan sangat mewah. Bahkan patung-patung disini menjulang begitu menawan. Suzy terpukai dengan berbagai interior maupun barang-barang yang terjual. Namun ia tidak berani untuk menyentuhnya karena apabila rusak, mungkin ia harus menjual ginjalnya untuk ganti rugi.

Si Young mengajak Suzy untuk ke salah satu toko yang menjual berbagai macam koleksi perhiasan. Si Young sibuk memilih dibagian anting-anting. Ia menjajal ini itu.

"apa kau mau Suzy? kau boleh pilih", ujarnya sembari memakai satu anting ditelinga kanannya.

"ah tidak terima kasih", Suzy menolak, ia tidak boleh dengan mudah menerimanya.

"ada apa? kenapa kau begitu tidak nyaman? kau boleh ke toilet kok", ujar Si Young menawari.

Suzy yang memang sedari tadi merasa tidak nyaman, ia berfikir memang dia harus menenangkan diri di toilet. Ia tidak menyangka Si Young mengajaknya ke tempat yang sama sekali bukan seleranya.

"Suzy lebih baik kau taruh tasmu disini, sepertinya kau lelah", kata Si Young.

Suzy meletakkan tas ranselnya disamping Si Young yang sedang berkaca dan meminta dua set anting-anting lagi.

Tidak lama kemudian Suzy kembali dan sudah merasa agak baik. Si Young masih memilih ditempatnya yang tadi.

"aku akan membeli ketiga ini", ucapnya kepada pelayan toko yang langsung tersenyum senang.

"cantiknya", puji Suzy saat melihat ketiga set anting-anting itu.

Saat selesai membayar Si Young mengajak Suzy untuk keluar dari toko. Saat Suzy keluar ada suara alarm yang berbunyi mengejutkan Suzy dan Si Young.

Dua petugas keamanan yang memakai jas hitam mencegat langkah Suzy.

"permisi nona, alarm kami berbunyi, apa nona bisa masuk ke dalam sebentar?", tanya pak petugas.

"apa-apaan kalian ini? kalau memang alarmmu rusak, jangan menyusahkan customer!", Si Young membentak petugas, "kamu fikir kami pencuri? aku membeli tiga set anting disini. apa kau gila?", Suara Si Young menggema.

Suzy menenangkan Si Young, "sudah Young-i. tidak apa-apa, lagipula kita berdua tidak mungkin mencuri tapi yasudah kita harus ikuti pak petugas", ucapan Suzy membuat Si Young menjadi lebih tenang dan mau mengikuti para petugas itu untuk masuk kedalam toko.

"maaf nona, boleh kami lihat tas kalian berdua?", tanya petugas membuat sang pelayan yang tadi melayani Si Young hanya menunduk. Ia sudah hafal Si Young dan kalau ini sebuah kesalahan pasti ia bisa dipecat oleh manajernya.

Sang petugas memerika tas Si Young dan buru-buru meminta maaf. Lalu ia beralih ke tas ransel Suzy. Tangan dan matanya yang tajam merogoh-rogoh tas Suzy. Suzy masih terus menenangkan Si Young.

"maaf nona, kami menemukan ini", kata petugas yang memeriksa sembari menunjukkan satu set anting berlian dari dalam tas Suzy.

Suzy terkejut hingga matanya melebar, mana mungkin bisa padahal ia sama sekali tidak menyentuh apapun di toko ini, "ha? aku sama sekali tidak mengambilnya, bagaimana mungkin ada ditasku?".

"tapi nona barang bukti ini ada disini dan saya mencari didepan semua orang yang ada disini. maaf, nona harus ikut ke kantor kami", ujar petugas itu.

Suzy benar-benar bingung, bagaimana mungkin anting mahal itu ada ditas sementara ia tidak menyentuh apapun di toko ini. Suzy menatap Si Young yang diam terpaku.

"mengapa kau begini Lee Suzy? padahal tadi aku menawakanmu untuk membeli", ujarnya menampakkan wajah tidak percaya.

"Si Young aku mohon percaya padaku", Suzy mulai mengeluarkan air mata saat ia melihat Si Young berbicara.

"maaf Suzy, aku kecewa padamu. kau membuatku malu, padahal aku ingin membelikanmu".

Petugas keamanan membawa Suzy keluar dari kantor toko untuk ke kantor petugas mall. Suzy sangat takut, ia tetap berkata bahwa ia tidak mengambilnya namun Si Young saja tidak percaya, bagaimana yang lain.

Kekacauan itu diselesaikan dengan mudah oleh Madam Jane. Sekarang Suzy duduk diruang tengah dengan Madam Jane, Jihyun Unnie dan Eomma yang menangis dan memukul-mukul bahu Suzy. Ia tidak percaya anak yang selama ini ia bangga-banggakan mencuri.

Suzy hanya diam. Ia tidak berkata apapun karena ia tahu semua orang tidak akan mempercayainya. Ia benar-benar merasa bersalah karena madam Jane harus mengganti 2 kali lipat dari harga aslinya dan Suzy bisa ditebus karena Madam Jane adalah anggota VVIP dari mall tersebut.

"kau benar-benar keterlaluan LEE SUZY!!!", tangis Eomma pecah tepat saat Jimin berlari dari kamarnya. Ia berdiri terpaku menatap Lee Suzy yang hanya menunduk.

Jimin menangkap tangan Ahjumma dan memindahkan Suzy, namun Madam Jane menghentikan Jimin.

"tidak! kalian tidak boleh asal tuduh", ucap Jimin dengan sangat tegas, "Ahjumma, Suzy ini anakmu. kau harusnya bertanya terlebih dahulu bukan melakukan sesuatu seenakmu".

PLAK!

Suzy terkejut saat untuk pertama kalinya Madam Jane menampar anak bungsu kesayangannya.

"jangan ikut campur atas urusan keluarga lain Park Ji Min! Mommy tidak pernah mendidikmu seperti itu", bentak Madam Jane.

Jimin menatap Mommnya balik, "tapi kau mengajarkanku untuk bersikap adil", ujarnya lalu ia menarik Suzy pergi keluar dari rumah.

Suzy berlari mengikuti Jimin yang jalan dengan sangat cepat lalu ia dengan susah payah berhasil menghempaskan tangan Jimin.

"kenapa kau ikut campur? kau tidak harus berbuat apa-apa! kau hanya membuat suasana semakin hancur", kata Suzy dengan keras sembari menangis. Ia benar-benar kesal.

"apa maksudmu? aku hanya membelamu karena aku percaya kau tidak mungkin mencuri", balas Jimin dengan nada yang sama.

Suzy membuang muka, ia benar-benar kesal karena terlihat menyedihkan didepan orang-orang.

"kau tidak perlu membelaku! karena tidak akan ada yang percaya. Anak miskin sepertiku memang terlihat memungkinkan untuk mencuri", Suzy mencoba menahan tangisnya namun dadanya terasa begitu sesak, "bahkan... bahkan ibuku saja percaya akan hal itu", Suzy menangis tersedu-sedu. Hatinya sakit saat ia mengingat Eomma datang hanya untuk meminta maaf kepada petugas dan memukul pundaknya terus menerus.

Pukulan Eomma memang tidak sakit namun perkataannya yang berkata seakan-akan ia percaya bahwa Suzy mencuri itu benar-benar memukul perasaan Suzy.

Suzy duduk dikursi taman dan menutup wajahnya lalu menangis. Ia malu dengan Si Young, Ia malu dengan Madam Jane dan Jihyun bahkan ia malu kepada Jimin berada disituasi kacau seperti ini.

Berlian itu bukanlah harga yang murah. kerja selama satu tahun direstaurantpun tidak akan dapat mengganti harga yang sudah Madam Jane keluarkan demi dirinya.

Suzy tahu betapa Madam Jane sangat membantu. Ia benar-benar menyesal telah menyusahkan orang yang paling dermawan baginya.

Jimin menepuk pundak Suzy berusaha menenangkan perempuannya, "aku percaya padamu. Sekalipun seluruh korea menyalahkanmu karena mencuri berlian termahal. Aku akan percaya padamu", ucap Jimin.

Suzy membuka wajahnya dan menatap wajah Jimin. Tatapan mata lelaki itu benar-benar mentransfer kekuatan untuk Suzy.

"aku akan membuktikannya", ujarnya dengan sangat yakin.

***


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C18
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous