Setelah berjalan sedikit jauh, Luna membalikkan badannya. Dia tidak melihat sosok Erick yang mengejar dirinya. Erick juga tidak memanggil atau menahan dirinya pergi tadi. Padahal dalam hatinya, Luna berharap sekali Erick menahannya atau minimal mengejar dirinya. Sebenarnya Luna tidak ada janji sama sekali, dia mengarangnya saja.
"Sial sekali, benar-benar enggak peka," gumam Luna pada dirinya sendiri. Wajahnya cemberut.
Luna mencoba memesan taksi online, tapi di hari sabtu ini semua jalanan macet. Tidak ada satu pun taksi online yang mau mengambil pesanan Luna. Gadis itu menghembuskan napas dengan kesal beberapa kali, berusaha meredakan rasa kecewa dihatinya. Walaupun dia tahu, dia sebetulnya tidak berhak kecewa. Erick dan dia memang belum ada hubungan apa-apa. Erick hanya ingin menjadi sahabatnya. Mengapa harus marah Luna, ucap Luna lagi dalam hati.
morning..
untuk menyambut hari ini aku kasih yang manis-manis dulu ya
yang kangen sama Todi n Laras, chapter nanti ada mereka kok, sabar ya
jgn lupa komentar nya ya (。・ω・。)ノ♡