Télécharger l’application
5.95% Istri Kecil CEO Tampan & Dingin / Chapter 5: Bab 05

Chapitre 5: Bab 05

"Nah ibu akan membahas sesuatu sebelum kita sarapan."

"Kira-kira ibu akan membahas tentang apa?"

"Ibu ingin cucu kalian bertiga mengapa belum hamil juga apakah kalian ini tidak ingin membahagiakan ibu mertua kalian?"

"Saya tentu ingin membahagiakan ibu." jawab Nike.

"Saya juga ibu." jawab Nurma dan Nurul bersamaan.

"Kalau begitu kenapa kalian tidak kunjung hamil dan memberikan cucu pada ibu. Dan kamu cah ayu, ibu yakin kamu bisa memberikan ibu seorang cucu. Terlihat jelas kamu begitu tulus nantinya mencintai anakku, ibu harap juga agar kamu bisa segera hamil cucu ibu ya." kata nyonya Clarissa berharap pada Dinda.

"Satu lagi sebelum kita sarapan ibu akan menginap di sini, selama seminggu. Di mulai dari hari ini."

Dinda hanya mengangguk saja saat para madunya melirik ke arahnya. Nyonya besar akan menginap di kediaman tuan Arjun selama seminggu yang membuat Dinda harus bangun lebih pagi lagi.

Selesai sarapan Dinda dan para madunya kembali ke paviliun mereka masing-masing.

Jederrrr..

Suara petir menyambar tanda hujan akan turun sebentar lagi Dinda yang di paviliun nya merasakan takut dengan petir itu tak beberapa lama lampu mati membuat area kediaman menjadi gelap gulita.

Kemudian Dinda keluar dari paviliun nya, karena Dinda sangat takut gelap dan petir, tiba-tiba saja di belakangnya sudah ada tuan Arjun yang melihat Dinda keluar dari paviliun nya.

"Kamu kenapa? Kenapa kamu diluar?"

"Saya takut tuan, saya tidak bisa tidur karena lampunya mati dan juga ada suara banyak petir."

"Baiklah kalau begitu aku akan menemanimu di paviliun mu ya."

Tuan Arjun akhirnya menggendong Dinda kembali ke paviliun nya untuk menemaninya tidur karena Dinda tidak mau di tinggal sendiri.

"Jangan tinggalkan aku tuan. Ku mohon." kata Dinda yang memohon pada tuan Arjun agar tidak meninggalkannya sendirian di kamar.

"Baiklah, kamu kenapa lagi? Apakah kamu kedinginan?"

"Ya tuan." jawab Dinda singkat.

"Baiklah kemarilah, dekat denganku, aku akan menghangatkan tubuhmu." kata tuan Arjun.

Mereka akhirnya tidur berdua di paviliun Dinda tanpa melakukan apapun di sana. Hanya tidur di kamar saja. Matahari sudah terbit Dinda dan tuan Arjun masih tertidur di paviliun Dinda.

Daniar yang sudah di peringatkan oleh salah satu pengawal tuan Arjun hanya menunggu di depan paviliun milik Dinda sampai akhirnya keduanya terbangun.

Dinda segera bersiap untuk mandi dan sarapan ke meja makan setelah tuan Arjun pergi dari paviliun nya.

"Ciyeeee.. Dinda.."

Daniar meledek Dinda setelah tuan Arjun keluar dari paviliun nya.

"Apaan sih kok datang-datang ciye ciye ciye.. Kami itu tidak berbuat apa-apa tau tadi malam."

"Masa sih, kenapa bisa tuan Arjun ada di paviliun mu Dinda. Sebenarnya apa yang terjadi tadi malam?"

{Flashback On}

"Hangat tuan, terimakasih ya sudah menghangatkan tubuhku. Tuan ada petir saya takut, saya tidur di dadamu ya tuan."

"Ya silahkan." jawab tuan Arjun singkat.

"Baik tuan." kata Dinda patuh dan memeluk tuan Arjun untuk segera tidur.

Dinda pun menceritakannya dengan singkat, kemudian Dinda di bantu Daniar bersiap-siap untuk sarapan di meja makan bersama nyonya besar juga.

"Em.. Nyenyak hari ini aku tidurnya, loh kok.. Tampan juga ya kalau di lihat-lihat suamiku ini, eh.. Maksudku om Arjun Saputra ini.." kata Dinda yang memperhatikan wajah suaminya ketika suaminya sedang tidur dan juga Dinda masih tidak sadar kalau Dinda berada di pelukan tuan Arjun Saputra.

"Bagaimana nyenyak ya tidur kamu kemarin?" tanya tuan Arjun Saputra yang terbangun dari tidurnya.

"Maksudmu?" tanya Dinda juga.

"Kamu lihat sendiri saja, pasti kamu mengerti apa yang aku maksud." jawab tuan Arjun Saputra yang menyadari kalau Dinda masih memeluknya.

"Eh itu.." kata Dinda yang memerah pipinya saat melihat dirinya yang masih memeluk suaminya.

"Haha.. Kenapa sayang, bukankah kau nyaman berada di pelukan suamimu ini, marilah sayang biar aku hangatkan dirimu lagi." kata tuan Arjun Saputra.

"Haduh telat hari ini saya, saya segera ke paviliun Dinda untuk membangunkannya, eh tunggu sebentar itu kenapa ada pengawal tuan Arjun di paviliun nya Dinda, jangan-jangan terjadi sesuatu pada Dinda, gawat.." kata Daniar mencemaskan Dinda.

"Ih.. Pergi sana kamu om.." kata Dinda mengusir tuan Arjun Saputra.

"Kamu mengusirku?" tanya tuan Arjun Saputra.

"Menurutmu?" tanya Dinda juga.

"Kalau aku tidak mau bagaimana, bukannya kamu kan yang menyuruhku untuk tetap di sini, di kamarmu kemarin malam?"

"Masa?, ah tau ah.. Sekarang pergi kamu dari sini." kata Dinda mengusir tuan Arjun Saputra.

"Enggak.. Aku enggak mau wlee.." kata tuan Arjun Saputra.

"Ih.." keluh Dinda yang memukul tuan Arjun Saputra menggunakan bantal guling.

"Oke, oke, aku pergi, oh ya cepat ya karena hari ini kita akan sarapan bersama dengan ibuku." kata tuan Arjun yang mengalah dan pergi dari kamarnya.

{Flashback Off}

"Oh begitu ceritanya Dinda, oke sekarang sudah selesai dan mari ku antar ke ruang makan untuk sarapan pagi bersama dengan yang lainnya." kata Daniar.

.....

Sementara itu di ruang makan ibu mertuanya dan ketiga madunya masih menunggu Dinda untuk sarapan pagi bersama.

"Oh ya kita tunggu Dinda ya, baru setelah itu kita sarapan bersama." pinta nyonya Clarisa.

"Baik ibu." kata Nike, Nurul dan Nurma patuh.

"Permisi, maaf ibu, saya kesiangan bangunnya." kata Dinda.

"Iya sayang tidak apa-apa, ayo sini gabung bersama kami untuk sarapan bersama." pinta nyonya Clarisa.

"Baik ibu." kata Dinda patuh.

"Oh ya ibu lihat tadi Arjun keluar dari paviliun kamu ya Dinda, wah sebentar lagi pasti ibu akan punya cucu, jadi tidak sabar ingin menggendong cucu." kata nyonya Clarisa.

"Apa!!, keterlaluan ini benar-benar tidak adil, kenapa kamu jahat padaku Arjun, aku ini istri pertamamu kenapa kamu tidak pernah melihatku dan juga kenapa kamu belum menyentuhku sampai saat ini, ini benar-benar tidak adil." kata Nike di dalam hati.

"Semuanya.. Tuan Arjun Saputra akan memasuki ruangan." kata salah satu pengawal tuan Arjun Saputra.

"Ayo sambut suami kalian, Arjun akan memasuki ruang makan." pinta nyonya Clarisa.

"Baik ibu.." kata Nike, Nurul, Nurma dan Dinda patuh.

"Selamat pagi tuan Arjun." Nike, Nurul, Nurma dan Dinda menyambut kedatangan tuan Arjun Saputra.

"Iya, selamat pagi ibu dan istri-istriku." kata tuan Arjun Saputra.

"Kenapa dia senyum-senyum seperti itu hmm.." kata Dinda di dalam hati melihat tuan Arjun Saputra yang senyum-senyum sendiri.

"Kenapa dia melihatku seperti itu, ah sudahlah lebih baik aku lanjutkan sarapan saja." kata tuan Arjun Saputra saat melihat Dinda yang juga melihat kearahnya.

"Akhirnya selesai juga, ibu dan istri-istriku saya pamit untuk bekerja ya, kalian lanjutkan sarapan paginya." kata tuan Arjun Saputra berpamitan pada ibunya dan istrinya.

"Baik tuan.." kata Nike, Nurul, Nurma dan Dinda kompak.

"Iya nak, hati-hati di jalan ya nak." kata nyonya Clarisa.

"Iya ibu.." kata tuan Arjun Saputra pergi dari ruang makan.

"Ibu juga selesai ya sarapannya, kalian lanjutkan saja sarapan paginya kalau belum selesai ibu akan ke kamar." kata nyonya Clarisa.

"Iya ibu.." kata Nike, Nurul, Nurma dan Dinda bersamaan.

Nyonya besar pamit pergi ke kamarnya pada keempat menantunya, setelah nyonya besar pergi dari ruang makan barulah Nike, istri pertama tuan Arjun Saputra menegur Dinda dan mengancamnya akan memberikan sedikit pelajaran pada Dinda karena Dinda telah lebih unggul darinya.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C5
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous