Télécharger l’application
13.04% DUNGEON : ARTIFICAL / Chapter 2: Kegelisahan

Chapitre 2: Kegelisahan

" tertutup?"

Magus dan yg lain menatap Ray tak percaya. itu berita baik sekaligus berita buruk. kalau pintu itu benar-benar tertutup itu artinya mereka tidak akan masuk kesana dan tak perlu kehilangan sesuatu yg berharga. tapi disisi lain, mereka tidak akan bisa menepati janji mereka.

" itu tiga tahun yg lalu kan? bisa jadi pintu itu kembali terbuka" ucap Zayne memecah keheningan.

" Zayne benar " Magus ikut angkat suara " kalau pintu itu bisa tertutup, bisa saja pintu itu kembali terbuka "

" lagipula itu pintu kuno kan? kita tak tahu apa yg bisa dilakukan pintu itu dengan sihir kunonya " ucap Lily.

" huh...kenapa kalian sangat ingin masuk kesana sih...." gumam Ray, ia menoleh kearah Magus yg terlihat tak akan menyerah " ya....kurasa kau benar.."

" kalau begitu bagaimana? apa kita akan masuk kesana?" tanya Zayne." kalau dengan kekuatan kita yg sekarang, mungkin kita bisa menyelesaikannya "

" bukan hanya ' mungkin' , tapi pasti...kita pasti bisa" ucap Magus.

" baiklah, kalau begitu kita akan memasukinya esok lusa, selama dua hari itu kita harus menyiapkan segala hal yg kita butuhkan" ucap Lily antusias " itu cukup kan, Ray? "

Ray menghela nafas, sejujurnya ia sangat menolak rencana ini. tapi kalau sudah seperti ini dia tak akan bisa menghentikan mereka, apa boleh buat.

"baiklah...itu cukup" jawab Ray. Lily tersenyum lebar mendengar jawaban Ray.

" kalau begitu sudah diputuskan, esok lusa kita akan kembali berkumpul di tempat rahasia Ray" ucap Lily

" tempat rahasia?" tanya Magus, begitu juga dengan Monica dan Zayne. mendengar itu, Ray menepuk dahi.

" eh, kalian tidak tahu?" tanya Lily heran.

" Lily, namanya saja rahasia..." ucap Ray " aku akan memberitahunya besok....aku pergi dulu"

" eh, sudah mau pergi?" tanya Lily

" ya, bukannya kau harus kembali berlatih?"

" aku juga harus kembali ke pos" ucap Magus.

" kalau begitu pas sekali." ucap ray " aku pergi dulu"

" aku juga, sampai nanti" ucap Lily.

pada akhirnya merek berlima pun kembali berpisah. Lily menuju akademi pedang nya, Magus menuju pos penjagaannya, Monica dan Zayne tetap di perguruan sihir, sedangkan Ray menuju kesibukan nya sendiri. ia berjalan di jalan-jalan desa philiya sampai Monica muncul menyapanya.

" Ray tunggu dulu!" panggil Monica seraya berlari kearah Ray

" ada apa? " tanya Ray heran. Monica berhenti tepat di depannya.

" ya...aku hanya tak ada kegiatan...jadi.." Monica tersenyum tipis dengan mukanya yg mulai memerah." boleh aku ikut dengan mu?"

" ikut.. denganku?" tanya Ray heran.

" kau ingin berlatih kan? boleh aku menemanimu?" tanya Monica lagi.

" ya...kalau hanya itu tidak masalah sih..hanya saja apa kau yakin?" tanya Ray " ini membosankan lho"

"tidak apa-apa, lagipula ini kemauanku" ucap Monica tersenyum manis.

" ya...terserah padamu sih" jawab Ray.

" t-terima kasih " ucap Monica.

Monica mulai berjalan mengikuti Ray. mereka mengarah ke dalam hutan, tepatnya di kaki gunung yg dikelilingi deretan bebatuan yg membentuk deretan tembok yg mengelilingi tempat itu. didalamnya ada beberapa pohon dan batu-batu yg penuh dengan goresan.

" jadi ini tempat latihanmu?" ucap Monica kagum, deretan bebatuan itu terlihat mengagumkan.

" ya..ini tempat rahasia yg dikatakan Lily tadi" ucap Ray " duduklah sesukamu, anggap rumah sendiri"

" baiklah"

Monica memilih duduk dibawah naungan pohon, menyaksikan latihan Ray. pemuda berambut hitam itu berdiri ditengah menghadap kearah batu besar. sejurus kemudian, ia mulai beraksi.

" Vixy !" panggil Ray.

Vixy pun muncul di samping Ray. ia mulai menghunuskan pedang kecilnya.

" Vixy, ayo mulai"

Ray dan Vixy mulai bergerak membentuk formasi. dari tempatnya, Ray menyerang pertama. ia menembakkan bola sihir api dari tangannya. di tempat lain, Vixy bergegas mengikuti serangan bola api itu. bola api yg disertai tebasan pedang Vixy mengenai dan berhasil membuat batu itu pecah berkeping-keping. Monica berdecak kagum melihat pergerakan Ray. ia berusaha melatih sihir element nya sembari mempertahankan wujud Vixy.

secara umum, spirit rider sama seperti penyihir. lebih tepatnya, spirit rider adalah class lanjutan dari summoner yg merupakan class lanjutan dari sorcerer. karena itu, spirit rider juga bisa menggunakan sihir element sekaligus mengeluarkan summon roh. dan saat ini, Ray berusaha menggabungkan antara sihir element dan kekuatan fisik roh spirit rider.

" Ray, kau ingin menjadi mastery ya?" tanya Monica tersenyum

(mastery adalah class tertinggi dari tingkatan sorcerer)

" tentu saja, bukankah itu keinginan semua sorcerer?" jawab Ray. " aku hanya merasa belum cukup kuat untuk melindungi kalian di dalam Dungeon itu....Dungeon adalah tempat untuk membunuh atau dibunuh, tempat yg berbahaya"

" jadi kau juga ingin kesana ya?" tanya Monica

" bukannya ingin....malahan aku berusaha sebisa mungkin menolak ide itu..." jawab Ray. " kalau bisa aku ingin melupakan pintu Dungeon itu..."

" tapi, bukannya kau melihat Dungeon itu lagi 3 tahun lalu?" tanya Monica heran.

" itu tidak sengaja" jawab Ray " Dungeon itu dekat dari tempat ini "

" bagaimana bisa?"

" apa aku perlu menceritakan nya?" tanya Ray

" t-tidak juga..."

" huh... baiklah, akan kuceritakan " jawab Ray " waktu itu aku dan Vixy tak sengaja melewati jalan itu, jalan yg kita temukan dulu. tiba-tiba, Vixy merespon sesuatu. ia langsung berlari dan menemukan pintu itu, terkunci rapat. saat aku bertanya ada apa, dia hanya menjawab ' aku tidak tahu, aku mendengar suara jeritan dan suara monster'..."

Ray berhenti sebentar membiarkan monica mengolah apa yg ia ceritakan.

" aku mencoba untuk memeriksanya. saat aku mendekat kan telingaku ke pintu Dungeon yg tertutup itu, aku mendengar suara itu dengan jelas..."

" kira-kira... suara apa itu?" tanya Monica

" itu suara tiga orang manusia" jawab Vixy " saat itu mereka sedang diserang oleh Monster yg menghuni Dungeon itu"

" monster?" tanya Monica lagi " monster apa?"

" entahlah....yg penting itu bukan monster yg ramah" jawab Ray. " itu sesuatu yg lebih mengerikan dari goblin atau orc "

" jadi, karena itu kau menolak nya?" tanya Monica " kau mengkhawatirkan kami?"

" teman macam apa yg tidak khawatir dengan keadaan temannya?" jawab Ray tersenyum tipis.

" ya, kau benar Ray.." ucap Monica sembari tersenyum dengan senyuman nya yg manis ke Ray. hal itu membuat Ray sedikit salah tingkah.

Ray berlatih Sampai tengah hari. saat matahari sudah berada tepat di atas kepala, mereka berdua beranjak kembali ke desa. rencananya, Monica ingin mengajak Ray berkunjung ke rumahnya untuk makan siang. tapi ketika memasuki desa, mendadak Ray merasa tak enak badan dan minta langsung diantar pulang kerumahnya. akhirnya, Monica mengantarkan Ray pulang kerumahnya dan kembali dengan perasaan khawatir.

saat sampai dirumah, Ray bergegas menuju ke kamarnya dan langsung merebahkan diri. ia mengerang kesakitan sambil menekan perutnya. Vixy masih setia disampingnya mengobati.

" sial... lagi-lagi ini terjadi " gumam Ray " payah sekali, bagaimana bisa aku melindungi mereka dengan kondisi ini?"

satu tahun lalu, Ray mengalami cidera serius di daerah sekitar perutnya. saat ia sedang menjelajahi gunung filtyra, ia dikejar sekelompok goblin. ia berhasil kabur, tapi ia jatuh terperosok kesebuah jurang terjal yg cukup tinggi. ia terluka parah dan terpaksa beristirahat di rumah. selama ini, ia merahasiakan hal ini dari teman-temannya. hanya Vixy yg setia merawatnya. begitu terus selama setahun. akhirnya berkat kemampuan penyembuhan Vixy, keadaannya semakin membaik.

" terimakasih untuk hari ini Vixy..." ucap Ray tersenyum.

" tidak masalah" jawab Vixy " lalu, apa kau benar-benar akan pergi kesana? ke Dungeon itu?"

" mau bagaimana lagi, janji tetaplah janji..." jawab Ray

" tidak bisa ditolak ya..."

wajah Vixy terlihat murung. jelas sekali kalau gadis itu mencemaskan keadaan tuannya itu. Ray langsung mengelus kepala Vixy dengan lembut. sentuhan itu mampu menenangkan suasana hati Vixy.

" jangan khawatir, aku akan baik-baik saja" ucapnya tersenyum tipis " aku janji"

" hm, baiklah...aku juga akan selalu melindungi mu Ray" ucap Vixy " karena bagiku, kau sudah seperti kakakku sendiri..."

" ya...aku bergantung...padamu Vixy.."

Ray langsung tertidur saking lelahnya tepat setelah mengatakan kata-kata itu. ia tertidur pulas layaknya anak kecil. dengan lembut, Vixy menyelimutinya dan kembali ke wujud rohnya.


L’AVIS DES CRÉATEURS
Kurofuku_Hotaru Kurofuku_Hotaru

mohon kritik dan saran nya ya, para pembaca sekalian yg terhormat!

by : Kurofuku_Hotaru

Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C2
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous